#1 | Jihoon

490 63 31
                                    

Padatnya jalanan kota tak membuat kedua sejoli ini enggan keluar rumah. Buktinya, mereka ada di salah satu dari ratusan kendaraan yang terjebak macet.

Tanpa arah, keduanya hanya diam di dalam Yaris Merah sambil mengunyah pesanan masing masing yang di beli dari drive thru McDonalds.

"Hoon, udah ijo tuh"

Ucapannya membuat pria yang berada di balik kemudi buru buru memberikan McSpicynya pada sang gadis, dan kembali fokus pada mengemudi.

Ini pukul dua siang tepat, Dinda baru saja selesai dengan kelasnya. Dan Jihoon mengajaknya keliling keliling Kota Jakarta, menghabiskan bensin.

Tapi di banding itu semua, yang ditunggu sang gadis adalah sebuah ucapan selamat ulang tahun dari pria ini.

Hei, hari ini Dinda ulang tahun! Namun sejak pagi tak ada ucapan keluar dari bibir kekasihnya.

Bahkan pesan masuk yang membahas soal hari ini pun tidak ada.

"Nyari apa Din?"

Ups, ketahuan.

Dia mencoba mencari sesuatu yang mungkin adalah surprise dari Jihoon di jok belakang. Namun hasilnya nihil.

"Enggak, aku cuma ngecek, kayaknya sepatu aku ketinggalan deh" bohongnya.

"Emang iya? Gak pernah nemu sepatu" Jihoon ikutan menoleh ke belakang.

Sumpah ya, Dinda jadi pengen misuh misuh cowoknya kok gak peka banget? Bahkan sama hari spesialnya.

"Berarti gak ketinggalan" sadar atau enggak, Dinda ngubah nada bicaranya.

Dia gak mau ngingetin Jihoon kalau ini ulang tahunnya, dia mau Jihoon sadar dengan sendirinya. Tapi kalau sampai malem dia gak ngucapin juga, Dinda mau ngambek aja.

"Ini mau kemana? Kok gak muter lagi?"

"Seriously, emang kamu masih mau muterin HI? Kita udah muter disana empat kali, Dinda"

Mungkin kalau aja Monumen Selamat Datang bisa melihat, dia bisa hapal sama mobil Jihoon. Atau mungkin berkata ; gabut banget sih lo, gak usah muterin gue mulu.

"Terus, ini mau kemana?"

"Mana ya? Ancol?"

"Terserah deh, aku mau tidur, capek"

Serangan ngambek pertama. Ya tapi kayaknya Jihoon juga gak sadar kalau Dinda lagi ngambek, soalnya dia juga diem aja. Ngebiarin Dinda tidur.

Tuhan itu adil.

Sama halnya Hyungseob, temennya yang ganteng tapi gak ada otak. Atau Haknyeon yang pinter tapi bucin, Jihoon itu ganteng dan pinter tapi gak peka.

***

"Hai, udah bangun?" Kata Jihoon menyambut Dinda yang baru membuka matanya.

Tangannya tergerak buat ngecilin volume radio, kepalanya masih pusing baru bangun. Habis itu dia liat sekeliling.

"Seriusan ke ancol?"

[ Bacanya boleh pakai nada ]

Jihoon cuma ngangguk dan matiin mesin mobil ngajak Dinda buat keluar.

Waktu sudah menunjukkan pukul lima, dan Jihoon masih menggenggam tangan Dinda. Berjalan di pedestrian sambil sesekali menghadap ke arah laut, menunggu datangnya senja.

Begitu langit menjingga, mereka berhenti untuk ikut mengantar sang baskara yang agung kembali ke peraduan. Hingga ia berganti tahta dengan sang ratu malam.

"Segarra yuk?" Ajak sang adam yang disambut tatapan tajam.

"Gak"

DInda bukan tipe orang yang boros. Dia gak mau di ajak makan di tempat yang mesen Sate Betawi aja 145 ribu.

"Hngg ayoooo"

Ya Allah, Jihoon belajar ngimut dimana sih? Dinda jadi pengen ngumpat sambil ngunyelin.

"Yaudah yaudah"

Kadang Dinda ngerasa jadi cowoknya Jihoon kalau Jihoon udah sok nguke gini.

***

Mereka pun berakhir di Segarra sambil menikmati Grilled Salmon dan Dimsum. Juga dessert dessert yang harganya naudzubillah.

Ya walaupun Jihoon gak inget ulang tahunnya, tapi gini aja udah kayak ngetreat Dinda birthday gift kan?

"Hoon"

"Hm?"

"Kamu gak ada mau ngomong apa gitu?"

Ya, jurus kode pertama.

"Hm?" Jihoon noleh, terus senyum, "Aku sayang kamu"

Wah, melting. Tapi maksudnya bukan itu. Dinda cuma senyum senyum doang. Gak lama Jihoon ngecek jam tangannya.

"Udah 23:59 nih" katanya.

Dinda sukses heran, karena masa iya udah jam segini dia belum ngantuk. Oh iya, tadi dijalan dia tidur.

"Yaudah ayok pulang" Dinda beres beresin barangnya.



















"Happy birthday, sayang"



















Sukses bikin gadis itu ngefreeze.

"Makasih mbak" katanya waktu ada pelayan ngasih kue ulang tahun pakai lilin lilin.

Dan DInda kehilangan kata kata. Dia gak nyangka Jihoon bisa se romantis ini. Ini romantis loh! Di pinggir pantai, tengah malem gini, di liatin orang orang.

"Happy birthday, Dinda! Happy birthday, Dinda!" Jihoon mulai nyanyi bikin orang di sekitarnya ikut nyanyi dan ngasih selamat ke Dinda.

Dia pun niup lilin. Hampir nangis karena terlalu emosional.

"Mungkin aku bukan yang pertama, tapi aku bisa jadi yang terakhir kan? Selamat ulang tahun, cintaku"

Kata kata Jihoon bikin Dinda langsung nyerang Jihoon pakai pelukan.

***

Happy birthday guonlin

Sumpah, gue gak tau ngetik apaan NGAHAHAHAHHAHAHAHAHAHHAHAHAHA

Gumoh sendiri gwa najies

Udahlah, lo gak usah minta kado dari gue wkwkwkwkwkkwwkwkk

birthday. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang