Part 1

40K 1.1K 17
                                    

Selamat membaca.
Maafkan jika ada typo atau kata yang salah.

**

"El, bangun sudah siang!" Karen menyibakkan selimut yang masih menutupi tubuh putranya satu itu.

"Mommy, El masih ngantuk" Bukannya bangun, Ansel malah membalikkan tubuhnya membelakangi Karen.

"Bangun, El!" Karen mengguncangkan tubuh Ansel agar segera bangun.

"Lima menit lagi. Ini masih jam enam, mommy" Ansel membelakangi tubuhnya dan memeluk guling kembali.

"Apa jam enam katamu? Ini sudah jam sembilan!" Karen berteriak dengan suara melengkingnya, namun sama sekali Ansel tidak terlalu mendengarnya.

"El, kamu itu sudah dewasa. Berhentilah menjadi kekanakan atau mommy siram kamu sekarang juga?!" Karen berbicara dengan nada tinggi pada putranya yang sulit di atur.

"Mom, ini hari minggu. Aku gak ke kantor" sahut Ansel namun matanya masih terpejam. Ia ingin tidur seharian ini setelah hampir setiap hari bekerja di perusahaan Oliver.

"Mommy bilang bangun, ayo bangun!" Dengan kesal, Karen menarik selimut yang masih menutupi Ansel. Ansel langsung membuka matanya dan terduduk di sandaran ranjang.

"Please, mom. Aku bukan anak kecil yang harus dibangunin setiap hari!" Seru Ansel dengan wajah yang masih kesal. Kalau Karen sudah membangunkannya, maka ia tidak bisa memejamkan matanya kembali.

"Kamu memang sudah dewasa. Tapi sifat kamu masih seperti anak berumur lima tahun!" sahut Karen berkacak pinggang di depan Ansel.

"What? Lima tahun? Aku sudah dua puluh lima tahun, apa mommy lupa?" Ansel melebarkan kedua matanya.

Karen menatap tajam putranya. Terkadang Ansel menjadi orang yang sangat menjengkelkan dan perlu kesabaran untuk menghadapinya.

"Terserah apa kata kamu. Cepat bangun. Sebentar lagi om Reza dan tante Hesty datang ke rumah!" ucap Karen lalu berjalan meninggalkan kamar putranya.

"Apa Kiara akan datang juga?" Tanya Ansel, bahkan mendengar kabar itu matanya sudah tidak mengantuk lagi.

Karen tidak meresponnya dan menutup pintu kamar Ansel dengan sedikit membanting.

Mata Ansel langsung berbinar senang saat mendengar ucapan Mommynya. Ia pun dengan bersemangat langsung melompat dari kasurnya segera menuju kamar mandi. Hari ini mungkin adalah rekor hari terbahagianya.

**

Setelah mandi dan berpakaian santai, Ansel melangkahkan kakinya untuk sarapan bersama keluarganya. Di ruang makan, sudah ada Oliver, Karen, dan Isabel, adiknya yang tengah sarapan bersama.

"Selamat pagi semua.." Sapa Ansel dengan riang lalu menarik kursi di sebelah Isabel dan duduk.

"Tumben bangun. Biasanya kamu tidur lagi" ucap Karen melihat putranya yang duduk di salah satu kursi sebelah Isabel.

"Mommy maunya apa sih? El tidur salah, El bangun juga salah. Sepertinya El selalu salah di mata mommy" ucap Ansel membelalakkan matanya tak suka.

"Bukan begitu maksud mommy kamu, El" sanggah Oliver membela istrinya. Putranya satu ini memang selalu menguras stok kesabarannya.

"Pasti karena kak Kiara mau kesini kan, kak?" Ucap Isabel disamping Ansel.

"Alright, kamu betul sekali" sahut Ansel lalu ia menyendok nasi goreng ke dalam piringnya dengan begitu banyak.

"El, kamu apa-apaan sih? Mommy belum sarapan. Sisakan untuk mommy nasi gorengnya" ucap Karen cemberut melihat putranya yang tamak.

"Aku laper, mom. Sudah dua tahun gak makan" celetuk asal Ansel lalu memakan nasi gorengnya dengan mulut penuh sesak.

My Crazy ANSEL (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang