[Bab 19]

26 6 0
                                    

"Kamu tak akan tahu apa yang sebenarnya orang rasakan terhadap mu sampai kamu menyadari kehadiran dia"

Aku menghempaskan tubuh ini ke atas ranjang. Senyum menghiasi wajah berkulit coklat legam ku. Rasanya aku bebas, lega, entahlah. Yang aku tahu aku bahagia saat ini. Karna pada akhirnya aku mengetahui bahwa seorang Alina Catherine jatuh pada pelukan Edgar Pangestu.

            Untuk pertama kalinya, aku merasakan kupu – kupu berterbangan dalam perut ku. Layakny seorang remaja yang sedang kasmaran. Ya, aku benar – benar jatuh cinta padanya. Jatuh cinta pada dia yang memiliki sisi kelam. Aku tidak masalah jika dia memiliki penyakit jiwa ataupun gila. Aku tidak peduli, aku mencintainya dan aku tidak akan melepaskannya lagi.

            Malam ini menjadi malam yang bersejarah bagi seorang Edgar Pangestu.

***

            "Rumah kok sepi banget, Al?"Tanya ku seiring aku berjalan masuk ke dalam rumah Alina.

            "Emang selalu gini"Alina menoleh ke belakang lalu kembali berjalan ke depan mengarahkan aku untuk berjalan.

            Sesampainya di ruang tengah, aku melihat ke sekitar. Tidak begitu besar ruangannya, namun terlihat nyaman. Saat aku memperhatikan ruangan ini, aku menangkap sebuah grand piano di pojok ruangan. Warnanya putih, terlihat sangat menawan.

            Sementara itu, tiba – tiba seorang perempuan paruh baya keluar dari balik dinding ruang tengah yang bersambungan dengan ruang makan. "Eh, non baru pulang"Sambut perempuan itu kepada Alina.

            "Eh, bibi. Maaf ya, bi, Alina pulang telat"Alina mengulas senyum kepada perempuan itu yang menurut spekulasi ku adalah pembantu rumah tangga di sini.

            Perempuan itu melihat ke arah ku dan tersenyum, aku kembali tersenyum kepadanya. "Tamu ya, non? Mau minum apa, den?"Tanya perempuan itu kepada ku.

            "Oh, engga usah. Saya bentar doang kok, mbak"Ujar ku dan perempuan itu berbalik dan pergi setelah Alina mengangguk kepadanya.

            "Gue boleh main piano nya?"Ijin ku kepada Alina samba menghampiri benda itu.

            "Lo bisa main piano?"Tanya Alina balik sambil mengikuti ku.

            "Bisa"Aku membuka tutup piano dan duduk di kursi piano, diikuti oleh Alina yang kemudian duduk di sebelah ku.

            Aku menaruh jemari ku di atas tuts piano, menarik nafas dan membunyikan beberapa tuts, mencoba untuk bermain. Permainan piano pun dimulai. Aku memainkan jemari ku dengan lincah. Lagu ini aku mainkan untuk Alina. Aku persembahkan untuk dia.

            "Guess what song?"Aku menatap Alina sambil tetap bermain. Yang ditanya berusaha berpikir untuk mengingat – ingat nada lagu.

            "Wai-wait"Ucap Alina sambil berpikir. "Symphony ... emm... Zara Larrson?"Tebaknya dengan jeda dalam perkataannya. Aku hanya mengangguk dan tersenyum jahil.

            "Kata orang kalo suka lagu itu artinya lo lagi jatuh cinta tau"Sergah Alina dengan mata yang mulai membulat.

            "Apaan sih, geer banget"Aku tertawa kecil mendengar perkataan Alina.

            "Ihh! Edgar! Nyebelin!"Alina memukul – mukul lengan ku.

            "E-eits!"Aku tetrtawa, berhenti memainkan piano dan menangkap kedua tangan Alina.

            Tepat saat itu juga, mata aku bertemu dengan mata Alina. Mata coklat pekat yang pernah menangis karna aku sekarang berbinar – binar. Mata yang selalu membuat aku jatuh cinta. Mata yang sejak kemarin aku rindu.

            Keheningan terjadi di antara aku dan Alina. Bukan, bukan canggung. Hanya menikmati momen ini dalam diam. Nafas Alina yang memburu terdengar memelan dan terus memelan. Aku menggenggam tangannya erat. Aku telah mendapatkannya kembali. Alina Catherine. Si perempuan misterius yang telah aku taklukan, terdiam di depan ku. Untuk kali ini, aku tidak akan meninggalkannya lagi.

            "Ajarin gue"Bisik Alina membuat aku tersenyum kecil.

            Saat itu juga, aku mengajarkannya sebagian dari lagu itu. Dengan penuh kesabaran dan pelan – pelan. Alina seperti anak kecil. Yang pernah kesepian, namun ditemukan oleh ku dalam dinginnya semesta dia, memberikan sedikit kehangatan yang dibutuhkan seorang anak kecil. Sampai dia mendapatkan kebahagiaannya.

***

            "Gar, gue boleh nanya ngga?"Aku dan Alina berada di taman komplek. Sudah hampir malam jadi aku memutuskan untuk meningap di rumah oma. Ku pikir menghabiskan waktu sebentar di taman tak apa.

            "Kenapa?"Jawab ku tanpa mengalihkan pandangan dari hamparan kolam di bawah sana.   

            "Kenapa tadi pagi lo nganterin gue? Sekolah lagi? Bukannya lo di skors?"Tanya nya.

            Aku terdiam sejenak. "Masa skorsnya udah abis hari ini. Entah kenapa tadi pagi gue pengen aja ke rumah lo"Ujar ku jujur. Ya, dan ternyata Alina butuh tumpangan ke sekolah.

            "Makasih, lo emang selalu ada buat gue"Aku bisa merasakan Alina tersenyum hangat.

"Lo tau ngga, Al?"Ucap ku tiba - tiba. Alina hanya diam, menunggu perkataan ku selanjutnya.

"Alina itu artinya cahaya. Itu nama astronomi gitu"Aku memberikan jeda untuk kalimat selanjutnya.

"Lo itu cahaya hidup gue, Al. Lo selalu nuntun gue di saat gue kehilangan arah. Gue bakal selalu ada di saat lo butuh gue. Karna gue ngga mau kehilangan lo lagi. Gue ... sayang sama lo"Ujar ku. Alina hanya menatap ku, dengan matanya yang berbinar dan senyum yang menyungging indah di wajahnya.

            Tidak ada lagi percakapan di antara kami. Aku hanya bersender pada pagar menghadap ke depan. Begitu juga Alina. Tiba – tiba aku merasakan sebuah tangan berpegang pada lengan ku. Dan, kepala Alina bersender pada bahu ku. Aku tersenyum lebar. Hati ini berdesir, aku merasa terbang di angkasa yang luas, entah perasaan apa ini.

            "Jangan pernah tinggalin gue lagi di saat lo tau gue udah jatuh buat lo"Bisik Alina di sela – sela angin yang menerpa kami berdua.

            "Gue ngga akan ninggalin lo lagi, Al"Aku mengecup puncak kepala Alina dan membiarkan hangat menyelimuti.

***

Hai, hai, readers!!

Unchh momen Alina sama Edgar lagi nih hwhwh

Gimana menurut kaliann??

Mulmed ada tutorial piano lagu Symphony! siapa tau ada yang mau nyoba juga wkwk

Ceritainya belom selesai kok wkwk masih ada beberapa bab lagi!

Tunggu next partnya okeiyy??

See you!

Terima kasihhhh!

xxlovexx

Alina Untuk EdgarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang