"Lyn, gebetan lu tuh." kata Jun. Sambil menunjuk ke arah tiang bendera.
"Ku tampar mau ga?" kataku dengan jutek.
"kasar banget, mau samperin dia ga?" jawabnya.
"jangan mancing mangkanya. Kamu samperin aja sendiri. Aku mau ke uks. Suka banget bikin kesal orang." jawabku sambil meninggalkan Jun.Karena hanya masalah sekecil itu kami bertengkar. Apa salahnya kalau dia tidak mengejekku saat ada Allen?
Disatu sisi, Jun menghampiri Allen.
"ngapain jemur diri di lapangan kak?" tanya Jun.
"biasa kena hukum. Kalian ga kena?" jawabnya.
"ga, kelas kami ga ada guru."
"oh ya, Lyn mana?" tanya kak Allen.
"uks, tangan sama lututnya berdarah." jelas Jun.
"kok bisa?" tanya Allen heran.
" kenapa ga tanya langsung?" tanya Jun.
" ya, kan liat sendiri, saat aku mau nyamperin kalian, Lyn langsung ngajak lu pergi. Sebenarnya aku bingung, lu pernah bilang kalau dia selalu nanyain aku, dan lu bilang dia selalu datang saat tanding basket, ya aku fine aja, aku juga mulai tertarik dengan Lyn, tapi sekarang aja dia ga mau kan ikut nyamperin aku. Kalo emang dia ga suka, buat apa dia nanya-nanya? Aku kayak ngerasa kena harapan palsu atau aku yang ke bawa perasaan sendiri dibilang ada cewek cantik nanyain aku terus hahaha." jelasnya.
" kalau begitu menyerah, kak" jawab Jun. "fokus latihan untuk turnamen basket tahun ini.'' tambahnya.
"kalau menyerah, itu jalan terakhir. Setidaknya aku mau tau sampai kapan dia bisa ga jatuh cinta sama aku. Oh ya, untung lu ingetin, kapan latihan?" jawabnya.
"hahaha berapa cewek yang lu bilang kek itu juga? Setiap kakak ada cewek yang di suka pasti ceritanya gitu, habis itu ditinggal." jawab Jun.
"ga tau ya ini keberapa hahaha, jadi kapan latihan ?" tanyanya.
"hari ini jam 3 disekolah, aku pergi dulu" jawab Jun.
" oke."Di dalam kelas, aku mengambil sikap rapi dan menundukkan kepala ku ke tangan adalah caraku setiap kali aku kesal dan ingin merenungi segala macam hal.
"Aku tau aku salah. Aku juga ga mengerti ini semua. Awalnya, aku memang tertarik dengan kak Allen. Tapi,sekarang aku juga sangat bingung, rasa untuk Kak Allen sudah tak ada lagi untuknya, bahkan senyum yang kugilai itu sudah sirna.Cuma, Jun yang ada di dalam kepala ku ini, dan rasanya hati ku pun tahu aku hanya ingin menghabiskan waktu ku bersama Jun. Argh, rasanya, aku tak ingin diganggu untuk kebingungan ini." pikirku.
"Lyn, jangan marah ya" terdengar suara Jun yang duduk menghampiri di sebelah ku.
"udah duduk disini, diem aja" jawabku.
"oke, maaf ya". Kata Jun.Sebenarnya, aku telah mendengar apa yang dibicarakan Jun dan kak Allen. Aku mendengarnya, saat aku tak jadi ke uks, karna aku takut sendirian kemana-mana tanpa Jun. Kurasa hanya dia satu-satunya teman dan sahabatku. Aku ada di belakang mereka, ingin meminta maaf dan ingin mengajaknya menemaniku ke uks. Tapi saat itulah aku mendengar ucapan kak Jun yang bilang kalau dia merasa kena harapan palsu dariku. Selesai mendengar itu, aku merasa aku benar-benar jahat, dan aku kembali ke kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintaimu dalam Diam
Teen FictionAku diam.... Bukan berarti aku tak memikirkanmu. Aku diam.... bukan berarti aku tak mengharapkanmu. dan... Aku diam.... bukan berarti aku tak mencintaimu Aku lebih memilih diam. Karna.. Tak seorang pun mengerti ini termasuk diriku.