bagian.1

35 8 2
                                    

Gadis itu merasakan hujan yang membasahi sekujur tubuhnya.

Ia merunduk, menatap telapak tangannya sendiri setelahnya. Ia berharap air hujan dapat menghapus jejak kotor yang telah tertoreh dan menodai dirinya. Jejak kotor sebagai pembunuh berdarah dingin.Kim So Jung adalah gadis dengan dua kepribadian yang memang telah ia rancang demikian. Dia memformat dirinya sendiri agar fleksibel dengan keadaan dan memungkinkan ia tidak mendapat banyak hambatan. Di satu sisi ia adalah seorang gadis lembut yang bagi orang banyak penjelmaan dewi yang temurun dari langit. Namun, di belakang semua itu, ia adalah seorang pemimpin dari organisasi pembunuh bayaran dengan codename Lavender. Hari ini adalah malam valentine, jalan di sekitar pertokoan dipadati oleh pasangan-pasangan yang ingin melalui malam tersebut bersama-sama. Semua pasangan itu mengabaikan sosok sang Kim. Mereka memilih tak ambil pusing dan menikmati malam dengan kekasih mereka masing-masing.Bola mata Sowon bergulir. Hari kasih sayang ini tidak berbeda dengan hari-hari biasa. Namun, ia selalu merasa dadanya nyeri ketika melihat orang-orang bahagia di hari kematian ibu dan ayahnya. Ia tak dapat menerima tawa-canda orang-orang di luar sana meski ia tahu masalahnya adalah masalahnya, bukan masalah mereka. Pada dasarnya manusia itu individualis dan hanya memikirkan diri mereka sendiri. Tak akan peduli dengan nasib orang lain ketika mereka tengah mengecap manisnya kehidupan.Ponsel di tas tangan Sowon berbunyi nyaring untuk kesekian kali. Tak perlu melihat, ia tahu benar bahwa peneleponnya adalah Umji, sepupu sekaligus tangan kanannya di organisasi yang memiliki code name Sisters. Waktu semakin mengarah pada puncaknya, tanggal kian mendekat pada angka 14, tentu saja Umji khawatir. Sowon belum pulang hingga larut malam. Meski pada dasarnya tak ada yang perlu dicemaskan dari Sowon. Ia tak akan diculik ataupun dirampok.

Tapi, tetap saja sisi baik dan sisi gelap Sowon tidak terprediksi. Bisa saja ia akan menjadi Sowon bahkan di saat ia dalam bahaya. Itulah yang paling Umji takutkan. Sowon kembali menutup kelopak matanya. Merasakan kembali rinai hujan yang temurun deras dari langit. Hingga seorang pemuda menyelip di antara keramaian dan menarik pergelangan tangannya."Sowon! Apa yang kau lakukan?" Pemuda itu tampak kesal ketika Sowon tak menjawab pertanyaannya dan justru terdiam."Ikutlah denganku!" Pemuda itu membawa masuk Sowon ke dalam sebuah kantor detektif.Diletakkannya sebuah selimut hangat dipunggung Sowon tatkala sang gadis itu hanya duduk dalam diam. Pemuda itu tak habis pikir, mengapa gadis yang notabene baik-baik itu bisa berada di luar rumah pada malam seperti ini. Nyaris tengah malam malah! Yang membuat ia sangat cemas adalah karena Sowon  membiarkan tubuhnya dihujani begitu saja. Itu jelas bisa membuatnya masuk angin dan sakit! Pemuda berjaket hitam itu adalah Kim Seokjin. Seorang detektif yang menelusup ke sekolah Sowon  untuk menguak identitas ketua organisasi pembunuh bayaran yang tengah diselidiki oleh kepolisian. Ia berkenalan dengan Sowon dan merasa tertarik dengannya. Jin menyodorkan secangkir kopi hangat pada Sowon. Namun, gadis itu hanya diam. Tak tahu harus bagaimana lagi Jin memilih untuk duduk di samping Sowon ."Aku tidak tahu apa masalahmu. Tapi, jangan menyakiti dirimu sendiri seperti ini dan membuatku serta orang-orang yang menyayangimu khawatir."

"A-aku hanya ingin melupakan kenangan buruk yang melintas di kepalaku Jin." Jin memandang wajah Sowon dengan seksama. Wajah sendu yang menampakkan kesedihan yang sangat mendalam. Membuat ia merasa ingin mengurangi kesedihan itu walau secuil. Membuat ia ingin menepis segala bayang getir akan tanggal yang dinilai Sowon merupakan momentum buruk dalam hidupnya.Lantunan melodi terdengar mengalun dari ponsel Jin, ia melihat ponselnya, berjalan menjauh dari Sowon dan mengangkat telepon yang masuk. Ia bicara lumayan lama, membuat ia menjadi skeneri bagi sang So Jung. Hingga akhirnya pembicaraan usai dan koneksi telepon terputus. Seokjin berbalik. "Kau mau ikut denganku? Aku diundang ke sebuah acara valentine oleh seorang supervisor. Kurasa ini ide bagus. Siapa tahu dengan ikut ke sana kau bisa merasa lebih baik." Sowon melihat ke bajunya yang sudah kuyup oleh hujan. Menyadarkan Jin bahwa sang So Jung terhambat oleh ketiadaan pakaian."

Benar juga. Pakaianmu basah. bisa masuk angin." Jin lalu masuk ke dalam sebuah ruangan dan keluar lagi dengan membawa satu set pakaian perempuan. Rok hitam, jaket hitam seperti yang Jin pakai dan sebuah kaos berkerah hitam berlengan panjang. "Ini seragam detektif wanita. Tapi, di kantorku tidak ada wanita. Jadi, kau bisa mengenakannya."

.

.

.

Sowon memandang sekelilingnya dengan kagum. Ia kini tengah berada di sebuah hall yang sangat megah dengan sentuhan dekorasi artistik bergaya Eropa klasik. Jin bersyukur Hinata terlihat menyukai tempat ini."Makanlah apa pun yang kau inginkan mungkin lau bisa bersenang- senang"

Sowon mengangguk. Ia berjalan menuju meja yang di atasnya tersedia beragam jenis makanan dan mencoba sebuah kue. Sementara itu, Jin bertemu dengan sang supervisor dan membicarakan tentang bisnis. Sang Lavender menyantap kuenya sembari berjalan memutari pinggiran hall, di mana beberapa lukisan terpajang di sana. Sesungguhnya,hall itu bukanlah sesuatu yang istimewa bagi gadis sekaliber Sowon. Kamarnya melebihi besarnya hall tersebut dan jauh lebih artistik. Tapi, inilah sisi Sowon-nya. Nama sang pelukis yang ada di bawah bingkai di dominasi oleh nama V . Bukan nama asing. Itu adalah nama salah satu anak buahnya yang memiliki profesi dokter dan pelukis sebagai profesi sampingan.

Bahu sang So Jung ditepuk pelan oleh Jin yang rupanya telah mengakhiri pembicaraannya dengan supervisor. Pemuda Seokjin itu mengajak Sowon ke lantai dansa. Sowon menurut. Ia suka sekali berdansa. Maka keduanya berdansa bersama di bawah naungan atap sebuah hall di malam dingin ini. Namun, di tengah dansa, lampu hall tiba-tiba padam. Terdengar pula suara sesuatu yang beradu. "bunyi apa itu?" tanya Sowon kepada Jin. "aku harap tak ada sesuatu yang buruk" gumam jin dalam hati.





'anyonghaseo... maaf ya kalau ff ini kurang dari yang kalian harapkan soalnya ini baru pertama kalinya saya bikin ff ini juga saya masih mikir kelanjutannya, tunggu aja yaa~'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

meaning of ValentineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang