Bagian 1

2.7K 168 3
                                    

Aku masih menatap keluar jendela. Terbayang kembali kejadian itu.Ia begitu erat memegang kedua tangan wanita itu, seolah-olah ia tak ingin di pisahkan dari wanita tersebut.

Ia menatap mata wanita itu dalam, wajah mereka semakin mendekat dan semakin dekat. Hingga akhirnya aku sudah tak kuasa menahan rasa cemburuku yang begitu besar. Aku pun mengambil segelas jus yang telah aku pesan. Aku pun mendatangi mereka yang hampir saja berciuman. Dengan cepat aku senyiramkan jus tersebut, tepat di atas kepala pria tersebut.

Pria tersebut menatap diriku terkejut. Namun berbeda dengan diriku, aku menatapnya dengan penuh rasa amarah, kesal, benci, cemburu. Aku pun bergegas pergi meninggalkan mereka.

"Nyonya, kita sudah sampai di rumah" tiba-tiba saja suara itu menyadarkanku dari lamunanku. Aku menatap rumah besar itu, aku tidak ingin berada di rumah ini untuk saat ini. "Pak, bisa kita pergi saja? Saya sedang tidak ingin berada di rumah" ujarku dengan jujur. "Tapi Nyonya, kata Tuan Besar, bahwa Anda tidak boleh keluar rumah jika sudah larut malam Nyonya" jawab pria yang sudah cukup berumur di depanku.

"Kalau begitu antarkan saya kerumah Ibu saya di Bandung atau ke Villa saya yang di Bandung" perintahku setengah kesal. "Tapi Nyonya----"
"Bapak mau nganterin saya atau enggak?" Potongku dengan tegas.
"Baik baik Nyonya, akan saya antarkan, kalau begitu saya akan memberi tahukannya kepada Tuan Besar dahulu" jawab pria tersebut. "Tidak perlu, nanti saya yang akan memberitahu Tuan" jawabku "Baik Nyonya" jawabnya. Ia pun mengendarai mobil ini kembali. Menuju ke tempat yang aku inginkan.

SURVIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang