" Rupanya Tuhan punya cara jitu untuk menyatukan Aku dan Kamu. "
______________________________________
SEKARANG keadaan Aulia sudah mulai membaik. Tetapi ketiga teman dekatnya yaitu Ticha, Allea dan Ziva tidak bisa menjaganya karena mereka pergi kesekolah.
Yap !
Sekarang mereka berdiam diri didalam kelas. Bosan ingin bicara. Dan pada akhirnya sibuk pada handphone nya masing masing.
"Eh ayo! Dipanggil pak Ahmad tuh di lapangan!" teriak Dani sebagai ketua kelas yang menyuruh teman temannya menghadap pak Ahmad.
Tepat setelah upacara bendera tadi, kelas Ticha mendapat pelajaran penjas. Satu kata yang tepat diucapkan kali ini.
MALAS
habis dipanggang selama hampir 1 jam untuk upacara ditambah sekarang digoreng selama 2 jam pelajaran untuk olahraga. Lengkap betul bukan?
"Lama sekali kalian ini. Sekarang materi kita kali ini adalah bola besar. Saya ingin memulai dari permainan volly dulu" papar pak Ahmad yang mendapat pelongoan dari Ticha.
"Gue nggak bisa main volly kali" geming Ticha pelan.
"Gue rada rada" sahut Allea.
"Rada rada apa?""Rada rada bisa" jawabnya ketus.
Mati dah gue! Nilai penjas gue bakalan nol besar kalo urusan nya sama volly...
Batin Ticha."Ya sudah. kalian buat kelompok sendiri sendiri. Masing masing kelompok lima orang." papar Pak Ahmad.
Seluruh siswa maupun siswi bingung menentukan kelompok nya masing masing. Ticha ikut kelompok Allea.
Panas menyengat menusuk kulit seluruh siswa.tak terkecuali Ticha. Ia sangat kepanasan. Cuaca kali ini sangat tidak mendukung bagi Ticha. Kepalanya terasa pusing secara tiba tiba. Pandangannya mulai menguning, tapi ia tetap mengikuti permainan bola volly ini. konsentrasinya mulai pecah ketika tak diketahui bola nya melambung kearahnya. Dan akhirnya
Bugh...
Ticha terjatuh dan pingsan. Allea yang tahu langsung menghampiri temannya yang terjatuh. Ticha berkeringat dingin. Dan akhirnya Pak Ahmad langsung menggendong Ticha menuju UKS.
Disana ia dibaringkan selonjoran. Petugas PMR yang bertugas kali ini sedang ada ulangan sehingga tidak ada yang mengawasi Ticha. Ziva segera memberi minyak kayu putih pada hidung Ticha dan sekitar pelipisnya. Dan perahan lahan Ticha membuka matanya.
Allea sebenarnya ingin menjaga dan menemani Ticha. Tapi, pak Ahmad melarangnya. Karena hari ini adalah pengambilan nilai harian penjas. Ticha juga ingin di sini sendiri. Jadi mau apa lagi?
Dan terpaksa, Allea dan Ziva meninggalkan Ticha di UKS sendirian.
"Lo sakit?"
Suara bariton itulah yang mengusik pikiran Ticha. Ia mulai menoleh pada orang yang sekarang berada di ambang pintu.
"Ri-Rivan?" ucap Ticha kaget. Ia segera mengubah posisinya menjadi duduk.
"Kalo masih sakit, buat baring aja. Gue mau ke ruang guru dulu".Mata Ticha mengikuti pergerakan Rivan. Ia mengingat kejadian semalam dimana ia meminta maaf pada Rivan. Ia tersenyum samar.
KAMU SEDANG MEMBACA
360 Derajat [Completed] ✔️
Teen Fiction"Percayalah, berhentinya putaran itu karena elo." Kata orang, cinta itu seperti matahari. Tenggelam di satu tempat, terbit ditempat yang lain. Tapi bagi Rivan Aditya Putra, kalimat itu sama sekali tidak berlaku buat mantan satu-satunya yang bernama...