Part 44

7.5K 152 2
                                    

"Terimakasih," Aaron membuka botol kemasan itu lalu meneguknya dengan rakus. Tenggorokannya yang semula kering kini terasa lebih baik. Kemudian Aaron menoleh dengan muka lesunya, "Kamu bawa apa yang kami perlukan?"

Jamie mengangguk. "Semua pakaian serta perlengkapan lainnya sudah ku masukkan. Untungnya masih ada kunci cadangan di bawah pot sehingga aku bisa masuk ke dalam sana."

"Maaf. Aku lupa soal yang satu itu."

"Tidak apa. Jadi bagaimana--"

"CHRISTIAN!" teriak seseorang yang sungguh Aaron kenal suaranya. Wanita cantik sekalipun sudah banyak keriputnya tidak membuat Nenek dari Aaron terlihat tua.

Langsung saja laki-laki itu menghampiri Neneknya serta memeluk dengan sangat erat, "I miss you, Grandma."

"Miss you too, my grandson." kata Neneknya tidak mau kalah. Setelah melepaskan pelukkan Nenek Aaron menatap ruang operasi, "Bagaimana dengan Lox?"

"Apakah dia sudah keluar dari ruang bersalin?" kini Tantenya yang bersuara. Melihat seluruh keluarganya sudah hadir untuk mendukung lahirnya seorang putranya disini sedikit membuat hati Aaron menghangat.

Dengan tersenyum pada Neneknya, juga Aunty Jesslyn, lalu Hayden, Arthur, serta Jeniffer. Aaron memandang mereka semua, "Terimakasih untuk kalian yang telah hadir disini. Dan perihal Lox, saat ini dia sedang bersalin semoga saja tidak memakan waktu yang lama dan semuanya dalam keadaan selamat."

Seluruh keluarga Aaron dan juga sahabat Lox menggumam kata 'amin' ketika mendengar harapan yang laki-laki itu panjatkan. Tidak lama kemudian setelah mereka sedang berbincang satu sama salin, tiba-tiba saja pintu ruang operasi terbuka. Dokter Wilk dengan muka lelahnya mulai menghampiri semua pihak keluarga Lox yang menunggu.

"Bagaimana, dok? Apakah Lox sehat? Apakah bayi kami selamat? Apa semuanya berjalan dengan lancar?" tanya Aaron tidak sabaran.

239

Dokter Wilk mengulurkan tangannya, "Selamat Mr. Redwood. Anda sekarang benar-benar sudah menjadi seorang ayah bagi Danzel. Dan untuk sang bayi, anda dan seluruh keluarga dapat melihatnya di Newborn Baby Room's."

Aaron yang mendengarnya merasa lega dan juga bahagia. Hatinya meletup-letup karena saking senangnya mendengar penuturan dari Dokter Wilk barusan. Sementara seluruh orang terdekat Aaron kini sudah meninggalkan dirinya karena sudah tidak sabar ingin melihat sang bayi yang telah lahir.

Sebelum Aaron juga mengikuti mereka, dia pun menatap Dokter Wilk dengan maksud meminta jawaban atas pertanyaannya yang kedua Dokter Wilk yang mengerti langsung menundukkan kepalanya, "Dan untuk Miss Humber Lox, dia masih belum siuman untuk saat ini. Kemungkinan obat biusnya belum hilang. Jadi, anda bisa menunggu di ruang rawat saja karena Miss Humber akan kami pindahkan."

Aaron mendesah napas dengan lega. Dia berskyukur karena Lox masih dalam keadaan baik dan untungnya tidak terjadi apa-apa. Ketika sudah berterimakasih kepada Dokter. Aaron melangkahkan kakinya menuju loket pembayaran untuk mengurusi administrasi yang harus segera di selesaikan. Untungnya ia membawa dompet dan terdapat kartu debit di dalam sana.

Sehingga, dia tidak perlu pulang ke rumah dan kini ia segera membayarkan apa yang sudah menjadi kewajibannya. Menghabiskan waktu sekitar dua puluh menit, Aaron akhirnya selesai dan kembali ke ruang dimana Lox berada. Rupanya setelah sampai disana, Aaron melihat seluruh keluarganya sedang duduk di ruang tunggu.

Dia pun menghampiri mereka yang terlihat lelah karena memang hari sudah larut malam. "Kalian pulang saja," katanya yang merasa tidak enak. "Biar Lox aku yang menjaga."

Jesslyn memotong, "Aunty tidak akan membiarkan kamu sendirian disini. Lagipula pasti setidaknya kamu butuh satu orang untuk berjaga-jaga kalau saja tiba-tiba kamu ada keperluan mendesak."

Bad Work Good LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang