Part 23

2.7K 183 6
                                    

'Fakta lama yang sudah diketahui.'

Reova baru saja selesai mandi. Sebenarnya, apa yang dikatakannya di dalam ruang kerja Devan tadi tidak benar. Dia sama sekali belum mengantuk. Dan selagi Devan bekerja di ruangannya, Reova pikir tidak ada salahnya bila ia keluar dari apartemen. Hanya sebentar saja. Dan hanya di depan pintu, tidak akan sampai memasuki lift.

Reova membuka pintu apartemen Devan, sebelum melangkahkan kakinya keluar pintu, Reova mendengar seeuan suara Reava.

"Kakak!" Ucap wanita itu dengan semangat. Reova membelalakkan matanya tidak percaya. Dia mengenal laki-laki itu. Rekan sesama pemain dalam film yang membuat namanya memuncak akhir-akhir ini.

Reova melangkahkan kakinya keluar dalam satu langkah. Dan menyapa lelaki yang dipanggil kakak oleh Reava.

"Alvin?"

Lelaki itu merasa dipanggil, lalu dengan respon otak yang cepat, lelaki bernama Alvin itu menolehkan kepalanya kearah suara Reova.

"Re! Lo disini juga?" Tanya Alvin sambil melepaskan pelukannya dari Reava. Reava yang melihat sosok Reova seketika berubah ekspresi menjadi masam. Dia tidak percaya laki laki itu memilih menginap tepat di sebelah huniannya. Huh, lagipula, kenapa harus heran? Soal Reova mau tidur dimana, itu bukan urusannya.

"Iya.. Gue nginep di apartemen Devan malam ini. Lo sendiri, kenapa bisa kenal dan deket sama Reava?" Ucap Reova sambil memicingkan mata tidak suka.

Alvin yang mendapat tatapan seperti itu terkekeh. "Woles aja, Re. Reava itu adik gue. Adik kandung." Ucap Alvin sambil menepuk kepala Reava yang berdiri sambil menatap Reova tanpa bergerak sedikitpun.

"Ha?" Reova dengan cengo menatap kakak beradik itu bergantian, lalu menggaruk kepalanya. "Mirip juga sih. Kenapa gue baru nyadar ya?" Ucap Reova. Alvin terkekeh sambil menggeleng gelengkan kepalanya. Saat itu, Reava membisikkan sesuatu. "Kak.. Dingin.. Ayo masuk." Ucap sang adik pelan. Alvin merangkul adiknya dan berkata kepada Reova, "Re, kita berdua masuk dulu. Dia kedinginan." Alvin menatap Reava sekilas.

Reova mengangguk paham. Walau dalam hatinya dia kebingungan. Kemudian keduanya masuk dan menutup pintu yang ada di sebelah kiri Reova. Setelah menghembuskan nafas beberapa kali -dan merasa bosan berada diluar dengan cuaca dingin- Reova kembali masuk dan menutup pintu apartemen Devan.

★★★★★★★★

Flashback on

5 tahun yang lalu...

Reava baru saja menyelesaikan pelatihannya sebqgai model cadangan untuk salah satu brand lokal. Dan sekarang, Reava merasa lapar. Kakinya yang seolah mendapat sinyal dari perutnya, melangkah secara otomatis ke restoran steak yang ada di dekat tempat latihannya.

Reava masuk ke dalam tempat itu dan mengambil satu satunya tempat duduk yang tersisa. Beberapa saat kemudian, terdengar suara bel penanda adanya tamu yang masuk.

Seorang laki laki masuk ke dalam restoran itu dan menolehkan kepalanya ke kiri dan kanan. Reava yang tadinya sedang membaca buku menu, entah kenapa langsung memperhatikan lelaki yang kebingungan mencari tempat duduk itu.

Rasa senang, rindu, dan ragu pada diri Reava perlahan muncul ketika melihat laki laki itu. Itu kakaknya. Berpisah bagaimana pun, Reava akan selalu mengenali kakaknya. Karena wajah kakaknya itu sangat familiar di benaknya.

"Mmm.. Boleh saya duduk disini? Tempat ini sangat ramai dan tidak ada tempat duduk lain." Tanya seorang laki laki. Itu adalah Alvin. Alvin menanyakan tempat duduk kosong di hadapannya.

"Boleh.. Silahkan duduk." Ucap Reava tersenyum ramah. "Terima kasih, nanti saya akan bayarkan makanan kamu sebagai ucapan terima kasih." Alvin balas tersenyum ramah.

Reova & ReavaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang