Dingin berr

10.5K 192 2
                                    

Tania POV

"Apaan sih pa.. sana ihh"

Sekarang sudah tengah malam, aku baru saja berbaring di atas kasur setelah menunggu suamiku Farhan baru saja pulang dari kerja.

Kenapa sekarang aku menghindar dari suamiku? Gimana tak menghindar, dia baru saja mandi dan langsung berbaring sambil memelukku.

Aku saja kedinginan, tapi dia malah memelukku dengan badan yang masih terdapat tetesan airnya.

Aku yang bertambah dingin menyuruhnya menjauh dari tubuhku. Tapi dia tak menggubris permintaanku malah semakin erat memelukku.

Tangan dinginnya masuk kedalam baju yang ku gunakan yang membuatku risih.

Tapi risih bukan sentuhannya hanya saja membuatku merinding dan geli merasakan dinginnya telapak tangannya.

"Bangg.."
Ucapku sambil melepaskan tangannya.

"Aku kedinginan dek"
Ucapnya serak di belakang punggungku.

Aku akhirnya membalikkan badanku dan menggosokkan tanganku lalu menggenggam tangannya.

Aku melakukan itu, agar dia merasa hangat.

"Dingin? Siapa yang suruh pulang jam segini?"
Ucapku menatapnya yang menggigit giginya kedinginan.

"Kan aku udah bilang sama kamu.."
Ucapnya tapi aku mnghentikan ucapannya dengan menutup mulutnya dengan tanganku.

"Aku ngerti, tapi gak harus pulang malem kan sayang? kalau gini aku yakin deh besok pasti kamu bakal kena flu, udah tau akhir-akhir ini cuacanya gak bagus, kenapa gak di bawa ke rumah aja sih kerjaannya kan aku bisa nemenin"
Ucapku sambil tetap melanjutkan menggosokkan tanganku dan menyentuhkan ke kedua pipinya yang terasa dingin.

"Ck, kalau aku bawa ke rumah gak yakin aku bakal selesai. Kamu gak akan biarin aku lembur di rumah, jadi mending aku ngerjain di kantor"
Ucapnya sambil berdecak.

"Aku kan cuma gak mau kamu sakit"
Ucapku memutar bola mataku.

"Ya aku tau, tapi kan ini genting, kalau bisa aku kerjain besok juga aku bakal pulang sore, tapi ini harus selesai besok pagi buat meeting."
Ucap suamiku.

"Yaudah terserah, sekarang tidur dan jangan gangguin aku. Aku gak mau kamu ganggu, lagian kamu juga gak mau dengerin aku, jadi jangan sentuh aku"
Ucapku ketus karna aku juga kesal dengannya.

"Kok gitu sih ma"
Ucapnya berdecak menanggapi ucapanku.

"Ya kamu juga gitu di bilangin, bukannya bilang 'iya maaf, nanti aku usahain gak gitu' malah tambah nyalahin aku, kalau bilang gitu enak gak di denger?"
Ucapku sedikit jengkel.

"Iya maaf, nanti aku usahain gak gitu"
Ucapnya yang membuatku tambah jengkel.

"Tuh kan becanda, aku serius! kalau kamu emang gak mau dengerin aku ngomong demi kebaikan kamu, yaudah terserah aku capek"
Ucapku lalu beranjak tapi tanganku di cekal oleh tangan Farhan.

"Tadi aku di suruh ngomong gitu, giliran aku udah ngomong malah mau pergi, kamu mau kemana?"
Tanyanya.

"Kamu ngomong gitu, kayak ngejek aku ngerti gak pa? Aku mau tidur di kamar Zian"
Ucapku sewot.

"Yaudah maaf deh, aku emang salah mulu.."

"Emang situ salah"
Ucapku memotong ucapannya dengan sewot.

"Ck, udah malem ma. Aku capek pengen tidur, gara-gara aku peluk aja jadi panjang gini sih"
Ucap Farhan menarik tanganku lebih kuat dan menarik pinggangku hingga berbaring, tapi aku berusaha melepas dan beranjak kembali.

Tukang Pijatku • 1 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang