Bencana

3K 258 244
                                    

" Kak siapa?" Tanya Alice memeluk Vallen yang tampak meraih ponselnya malas.

" Matikan gih hpnya." Pinta Alice lalu mencium pundak telanjang Vallen mesra, Vallen tersenyum membelai rambut Alice lembut lalu menekan tombol Turn Of

" Senang sekarang Ratu?" Ujarnya membuat Alice tersenyum menatapnya.

Menatap wajah Vallen lekat, matanya, hidungnya dan rambutnya yang basah dengan keringat karna aktifitas mereka barusan. Ia memeluk Vallen erat lalu berbalik berada diatasnya.

" Aku ingin lebih." Bisiknya nakal duduk diatas tubuh Vallen membuat mata ambernya bebas mengekpose keindahan ragawinya. Ia menundukkan wajahnya hingga rambutnya tergerai membentuk tirai diwajah Vallen

" Kau akan segera kembali kan dari luar kota?" Bisiknya mengecup bibir Vallen sekilas.

" Hanya 3 hari Alice, kau bisa menahannya kan." Vallen membelai leher jenjang istrinya, bahunya.. lalu...

Alice memejamkan matanya merasakan tangan itu mulai meremas dadanya lagi.

" Aku tidak bisa." Senyumnya kemudian menjatuhkan diri kedalam pelukan Vallen, mencium leher kokohnya hangat lalu kembali menyatu dengannya.

Aku sangat mencintainya

Vallentino Abigailku..

Lalu siapa yang mencoba menghubungi Vallen?


Disana, Mira menangis sedih. Ia terus berusaha memencet dial number di handphonenya. Hatinya hancur, benar benar hancur.
Ia berdiri lunglai didepan gerbang pengadilan Agaman, menerima keputusan telak bahwa Erick benar benar ingin mengakhiri hubungan mereka.

" Vallen kamu dimanaaa." Ucapnya sedih. Benar, dia mencoba menghubungi Vallen. Tapi, panggilan itu tidak pernah terhubung.

Mira mengacak rambutnya frustasi

Sementara disana, seseorang menatapnya sedih..

Seorang pedagang buah keliling dengan topi jerami yang menutupi wajahnya.

Ia ingin memeluk Mira tapi, langkahnya selalu tertahan di tempat.

" Erick." Mira menatap kearah Erick yang tampak barusaja melangkah keluar dengan wajah tak kalah pucat.

" Erick please kita bisa memperbaiki ini semua kan? Erick kau masih mencintaiku." Mira mendekatinya.

" Aku tidak bisa Mira." Ujar pria itu lalu memalingkan wajah

" Erick aku mohon jangan seperti ini. Kita sudah lama bersama kan? Aku bisa gila tanpamu."

" Pak tolong antar saya ke kantor." Pinta Erick pada supirnta, ia berusaha tak mendengarkan Mira

" Erick pleaseee.."

" Brak." Erick mengabaikan dan masuk kemobilnya lalu menutup pintu mobilnya kasar.

" Erick..." Mira berusaha menggedor pintunya.

" Jalan!" Perintahnya.

" Erick pleaseeeeee erriiickk!!!" Mira mencoba mengejar.

" Eriiickk." Teriaknya lalu terjatuh lunglai bersama semua harapannya.

Evan menatap Mira getir, ia menyeka air matanya.

Aku tahu semua ini akan terjadi..
Jika tidak kemarin maka hari ini

Maafkan Evan mom, Evan gak bisa berada disana untuk kalian.

" Tante ini." Mira mengangkat wajah cantiknya saat seorang anak berseragam merah putih menyerahkan sebuah sapu tangan untuknya. Mira terdiam sejenak

Breath and Heart ( Mr. Elegant )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang