SEVENTH

893 28 16
                                    

Tujuh :

          "Lo nampar gue?" Kalimat yang Darka lontarkan barusan terdengar seperti pertanyaan tetapi bagi Chinta itu adalah sebuah pernyataan.

            "Maaf, gue nggak sengaja."

            "Nggak sengaja apanya? Udah jelas-jelas tadi itu sengaja."

            "Iya, maaf tadi itu refleks."

            "Maksudnya, lo refleks buat nampar gue?" Ulang Darka tidak percaya.

            "Ehem." Chinta berdehem menyadari kalau dirinya salah bicara. Di usap tengkuk lehernya. Salah tingkah mendapati tatapan tajam Darka yang terjurus untuknya.

           "Dia yang bikin lo patah hati, gue yang pertama kali di tonjok, di katain brengsek dan masih harus mendapat bonus sebuah tamparan. Wow! Hebat sekali." Cibir Darka menyindir.

            "Kenapa harus marah sih? Bukannya lo emang brengsek." Ujar Chinta lirih yang langsung mendapat lirikan tajam dari Darka.

            "Udahlah, dari pada lo marah-marah nggak jelas, ayo sini gue obatin." Kata Chinta kembali menarik tangan Darka.

Seolah baru sadar Darka melihat ke sekeliling. Sejak kapan mereka sampai di depan UKS?

               Dalam keheningan Chinta membersihkan wajah Darka. Hal yang tidak pernah Darka duga akan terjadi dalam hidupnya. Mendapati Chinta yang berdiri di dekatnya, dengan jarak sedekat itu, Membuat jantung cowok itu berdebar tidak menentu.

               "Ehem."

                "Kenapa?" Tanya Chinta bingung saat tiba - tiba Darka berdiri. Padahal cewek itu sedang membersihkan wajah Darka dengan kapas yang masih ada di tangan.

                "Ehem, gue... Gue bisa sendiri." Ujar Darka angkuh.

                  "Udah nggak usah sok jual mahal, sini gue bantuin." Balas Chinta yang dengan santai menarik tangan Darka sehingga membuat cowok itu kembali terduduk.

                  "Ngomong-ngomong, kalau dari deket gini lo cakep juga ya."

                  "Aduh!"

Darka meringis. Mendengar kalimat pujian yang keluar dari mulut Chinta barusan membuat cowok itu refleks menoleh. Chinta yang perlahan masih membersihkan dengan kapas malah mengenai lukanya.

                "Ih, makanya diem aja! Jangan gerak-gerak." Kata Chinta sembari meraih wajah Darka kearah nya. Membuat situasi keduanya benar-benar berhadapan.

             Membuat Darka memaki dalam hati. Astaga, apa cewek itu sama sekali tidak merasa canggung akan situasi mereka saat ini. Apa hanya Darka yang terlihat bodoh?

            "Ah elo, baru juga di puji dikit langsung salah tingkah gitu, katanya playboy."

              Darka spontan melotot. Menyadari lirikan Chinta yang terlihat menahan tawa, sengaja menggodanya.

              "Oke. Selesai."
Bersamaan dengan kalimat yang terucap Chinta berdiri.
Kemudian berbalik, bersiap pergi meninggalkan Darka kalau saja tangan cewek itu tidak terlebih dahulu di tahan. Dan disaat Chinta belum sempat menyadari apa yang terjadi, tubuhnya sudah terlebih dahulu tertarik. Chinta yakin dia pasti jatuh. Dan Chinta memang benar terjatuh. Terjatuh di pelukan Darka. Benar-benar di pelukan cowok itu.

TBC (Taruhan Berujung Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang