RS 1

81 15 2
                                    

Karya Admin AuthorID

Suatu hari terjadi kebakaran di salah satu apartemen terkenal. Laki-laki itu segera melepas sarung tangannya mencari sebanyak mungkin orang untuk dibaca pikirannya. Terlalu banyak pikiran tidak penting, batinnya. Ia masih terus mencoba mencari pikiran yang menjelaskan kenapa terjadi kebakaran ini. Tiba-tiba ada seorang anak kembar yang menabraknya.

"Siapa anak kembar itu? Pikirannya tidak terbaca," katanya setengah suara.

"Siapa dia? menghalangi jalan teleportku." -GMB

Anak kembar identik, sepasang anak laki-laki, dan perempuan.

"A-ayah I-ibu, di mana kalian?!" Ucap sang bocah laki-laki terus berteriak, sedangkan bocah perempuan hanya diam dan menahan isakannya.

"Itu mereka?!" Ucap Salah satu Pria berbadan besar.

Karena instingnya kuat, sang bocah laki-laki langsung lari, dan menuntun adiknya ikut lari bersamanya.

"Kak Alin, kenapa kita lari?" Tanya wanita, memanggil nama kakak kembarnya.

"Tidak tahu, Linda. Aku hanya punya firasat buruk." Ucap Sang Kakak bernama Alin tersebut, tanpa mengalihkan pandangan ke depan. -R.K-

Mereka terus berlari sampai pria berbadan besar itu tidak lagi terlihat. Mereka berhenti untuk mengambil nafas yang  sudah satu satu.

"Kau membuatku sesak nafas. Mengapa harus lari seperti tadi?"

Linda menatap kakaknya dengan wajah kesal dan lelah. Alin lalu menatap Linda dan mendengus pelan.

"Kau tau? Pria berbadan besar itu botak. Sangatlah jelek dan menyeramkan. Ia seperti ingin menerkam kita."

Bukannya ketakutan, Linda malah tertawa karena ekspresi Alin yang ketakutan sangat aneh -VIP-

"Kakak ini aneh-aneh saja. Bagaimana kalau ternyata dia tahu di mana orang tua kita?"

Alin mengangguk. "Bener juga ya. Kenapa aku tidak kepikiran?"

"Karena kau terlalu takut hanya dengan melihat wajahnya. Hahaha. Apa kita balik saja ya?" -jeje

Namun, tiba-tiba bayangan besar tepat di belakang Alin.

Linda sangat terkejut, baru saja ia ingin bersuara. Alin sudah di tangkap duluan.

"Mau kenapa bocah ingusan?! Kalian tidak akan bisa lari lagi." Ucap Sang pria besar. Alin terus berontak. Tapi semua sangat tidak berguna.

Ia sudah di tangkap!.

"Linda! Lari, Linda ... LARI!!" Teriak Alin, membuat Linda sadar.

Air mata mulai keluar dari pelupuk matanya. Namun, ia menurut perintah Alin untuk lari.

"Kalian kejar gadis itu. Kemudian, bakar dia seperti ayah dan ibunya. Kita hanya membutuhkan kekuatan ajaib bocah laki-laki ini." Ucap pria besar, dua anak buahnya mengangguk. Kemudian, berlari menangkap sang gadis.

'Kumohon, selamatkan Linda.' Ucap batin Alin berdoa. -R.K-

Hujan mulai turun membasahi daratan di bumi, kebakaran yang berlangsung mulai reda. Namun, di saat ini mereka tidak tahu. Bahwa kedua anak kembar, dua korban dari kebakaran sedang di kejar oleh orang-orang asing.

Sang Gadis -Linda- terus berlari di gang-gang sempit, menjauhi tempat ramai.

Dua preman tersebut masih saja mengikuti dirinya, dress hijau cerah sudah kotor. Goresan luka terlihat jelas di area kakinya.

Namun, Linda terus berlari. Tidak tahu arah tujuannya, yang penting dia selamat dari kedua preman itu dan menyelamatkan Kakak kembarnya. -Refani-

Gadis itu masih terus berlari tanpa memperdulikan apa pun. Setelah dia merasa kedua preman itu tidak lagi mengejarnnya Linda mulai memelankan langkahnya. Air mata tidak henti-hentinya membasahi pipinya. Dalam langkahnya dia berpikir untuk membalas dendam dan menyelamatkan kakak laki-lakinya, entah bagaimana caranya.

Merasa lelah berjalan gadis itu lalu beristirahat di depan sebuah panti asuhan. Linda menduduki salah satu bangku yang terdapat di sana hingga tak terasa malam semakin larut, gadia itu merasa sangat lelah dan dia lalu berbaring. Tidak lama rasa kantuk menghampiri gadis itu dan dia pun memejamkan matanya.

Saat pagi tiba seorang ibu membuka pintu panti asuhan itu. Sang ibu mendapati gadis itu tengah meringkuk di salah satu bangku, lalu dia mendekati gadis tersebut. Ibu panti menggoyang bahu gadis itu sambil memanggilnya.

"Nak..nak..bangun." ibu panti terus memanggil gadis itu namun tidak ada pergerakan. Kemudian ibu panti menggendong gadis itu menuju kamarnya dan dia memanggil Ibu dija pengurus panti yang lain.

"Ibu dija." panggilnya sedikit berteriak.
"Ada apa Bu anis?" tanyanya, dia pun dibuat terkejut dengan seorang gadis yang tergeletak tak berdaya di kasur milik Ibu anis.
"Ibu dija tolong panggilkan dokter! Sepertinya gadis ini demam dan lihat luka yang berada disekujur tubuhnya." Ibu dija menganggukkan kepalanya, kemudian dia segera memanggil dokter. -M.T-

2 tahun berlalu

Linda bertumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Dia sekarang telah lulus dari sekolah militer.

Sekolah yang harusnya ditempuh selama 3 tahun berkat kecerdasannya Linda berhasil lulus dari sekolah tersebut selama 2 tahun. Dia sangat beruntung bertemu dengan orang yang menjadi walinya sekarang. Linda pun seperti dilempar ke masa lalu saat melihat walinya itu.

FLASHBACK ON

Linda membuka matanya perlahan. Saat dia mencoba bangun dia meringis karena seluruh badannya begitu sakit.

"Jangan bangun dulu sayang ... tubuhmu masih belum pulih seluruhnya." ujar seseorang dengan lembut.

Linda menolehkan kepalanya dan mendapati seorang perempuan yang begitu cantik berdiri diambang pintu.

"Si-siapa kau?"

"Tenanglah ... aku bukan orang jahat." kata perempuan itu lalu mendekat ke arah Linda.

"Kenalkan, aku Anis ... pemilik panti asuhan ini. Siapa namamu?" kata Anis lembut.

"A-aku Linda." jawab Linda gugup.

"Baiklah Linda. Kau tidak sadar selama 2 hari. Dan ya ... bolehkah aku bertanya sesuatu?"

"Silahkan, Bu." jawab Linda yang sekarang lebih tenang.

"Umm ... Linda. Pada malam itu sebenarnya kau kenapa? Mengapa kau bisa mendapatkan luka sebanyak itu?" Anis bertanya dengan hati-hati.

DEG!

Linda pun teringat tentang kakaknya dan laki-laki yang mengejarnya.

"Hiks. Hiks. Hiks." Linda terisak.

"Li-linda ada apa nak? Maaf jika ibu menanyakan yang tidak seharusnya. Tenanglah sayang." Anis berusaha menenangkan Linda.

"Tidak, Bu. Tidak apa-apa. Baiklah ... Linda akan menceritakan semuanya." kata Linda yang sudah berhasil menenangkan dirinya.

Linda menceritakan semuanya, tidak ada yang terlewat. Anis menyimak setiap ucapan Linda. Dia tidak menyangka kalau orang-orang itu begitu kejam.

"Linda ... apakah kau mau melawan mereka semua?" tanya Anis dengan serius.

"Tentu saja, Bu. Linda juga ingin menyelamatkan kakak Linda yang ditahan oleh mereka." Linda berkata dengan yakin.

"Baiklah Linda. Jika kamu mau menyelamatkan mereka maka kamu harus mempunyai kekuatan yang lebih. Kamu akan ibu masukkan ke sekolah militer ibu dulu. Apakah kamu mau?"

"Tentu saja, Bu. Linda sangat mau. Terima kasih, Bu. Ibu sangat baik." Linda pun memeluk Bu Anis erat.

Tunggu aku kakak. Aku akan menyelamatkanmu, batin Linda.

FLASHBACK OFF

"Lin ... linda. Woy!" Linda pun tersentak.

"A-ada apa?"

"Itu ... lo dipanggil kedepan. Lo mau gak sih nerima penghargaan lo? Kalo gamau dengan sukarela gue gantiin lo." kata temannya sedikit kesal.

"Ma-mau lah. Yaudah ... banyak belajar yaa Refa sayang. Biar dapet penghargaan kayak gue." kata Linda lalu berdiri dan melangkah keluar dari kursi.

"Au ahh ... gelap." kata Refani setengah berteriak. -T.G.J-

Running Story AuthorIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang