"Hn... Semoga aja gak bakal terulang"
"Yap! Sekarang Lo sambangin tuh Clara, tanya gimana keadaannya. Jangan mikirin hal yang enggak-enggak. Mending juga mikirin gue!" rayu nya.
Aku terkejut dan tersipu malu, mendengar ucapannya. Langsung kupalingkan wajahku dan berjalan masuk.
"What! Gila! Ngapain juga mikirin Lo!"
"Hehehe... Siapa tau Lo beneran mikirin gua!"
"Udah! Stop! Gua gak denger!" jawabku sambil berjalan menjauh darinya.
~°~°~°~
Tok Tok Tok...
Jariku tak bisa berhenti mengetuk meja dan tumpuan tangan yang menopang kepalaku di dalam kamar.
Entah apa yang sebenarnya aku lakukan, aku hanya terdiam dan mengamati benda parfum, sebercak kain, dan lukisan yang telah di ambil dari lorong.
Anehnya juga, mengapa aku juga menunggu orang yang seharusnya tidak ku tunggu.
"Ris!" suara panggilan itu terus saja muncul.
"Apaan?" jawabku tanpa menoleh ke arahnya.
"Gimana? Lu udah dapet petunjuk?" tanyanya sambil berjalan ke arahku.
"Petunjuk apaan! Gue aja masih nggak ngerti gimana semua ini terjadi.." jawabku dengan nada jengkel.
"Oh.. yaudah. Noh, lu kaga mandi?" tanyanya yang benar-benar membuatku tidak nyaman.
"Ha! Gila lu! Gue di suruh mandi sama lo?! Jaga tuh mulut! Jangan asal--" celotehku sembari menoleh ke belakang.
"Hei! Lu! Dasar mesum! Kalo pake baju tuh di kancing dulu! Lu gila ya?!" teriakku sambil menutup ke dua mataku yang tak sengaja melihat tubuhnya beberapa detik.
"Ha? Emang kenapa? Kan cuma kancingnya doang yang kebuka" sahutnya membantah.
"Udah! Buruan kancingin tuh baju Lo!"
"Iya, iya... Apa gue buk-"
"Jangan berani-berani Lo!" teriakku sambil melempar benda yang paling dekat dariku.
Klotak!
Suara benda yang membuatku terkejut karena, sepertinya benda padat yang telah ku lempar. Secara bersamaan aku dan Azka menoleh ke arah mana benda itu terlempar.
"Aduh! Parfumnya.."
Aku langsung berlari dan mencari di mana parfum itu mendarat dari lemparan ku.
"Ris, ada?" tanya Azka dengan polosnya dan ia hanya berdiri di belakangku.
"Ada, ada! Bantuin cari apa gimana kek! Ini juga salah Lo. Kalo Lo udah kancingin tuh baju, gua gak bakal lempar tuh prafum!"
"Hah... Lo kok jadi marah-marah Mulu sih sama gue? Yaudah sana geseran, gue bantuin" keluhnya yang memang benar, dia ku jadikan tempat pelampiasan ku.
Aku dan Azka pun langsung mencari kemana parfum itu.
"Huh! Mana sih tuh parfum. Baru jadi parfum aja udah nyusahin" keluhku sampai terus meraba-raba di bawah kolong lemari.
"Disitu ada nggak?" tanyanya.
"Ngapain tanya, cek aja sendiri!"
Azka pun langsung mendatangiku dan ikut meraba bawah kolong lemari itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth of Villa
Horror"Hah... Bete gue. Males banget, liburan garing kaya kerupuk. Hm... Oh! apa gue..." Keluhku di liburan kali ini, benar-benar membosankan. Namun rasa bosan itu terselamatkan dengan adanya villa eyang ku. Hari pertama liburan sangat menyenangkan, suasa...