Tolong baca Author's note di paling bawah yaa!
"Kau hebat, Tas. Baru kali ini ada yang bisa menghindari seranganku." Ucap Felix.
Tasie hanya tersenyum. Ah-- ralat. Lebih tepatnya, Menyeringai.
Felix menatap Tasie sengit dengan senyuman kecutnya. "Huh. Kau jadi lebih suka menampilkan smirk ya?".
Tasie tertawa. "Ya. Mungkin ini efek karena berlatih dengannya" Jelas Tasie tanpa sadar.
Felix mengerutkan keningnya bingung. "Siapa maksudmu?" Tanyanya.
Tasie yang seakan baru tersadar akan ucapannya, mengumpat kesal karena mulutnya yang tidak terkendali.
Mulut sialan. Jika aku beritahu bahwa yang melatihku adalah Zero, bisa-bisa aku langsung diterkam oleh seisi perempuan sekolah.
Membayangkannya saja sudah membuat Tasie bergidik ngeri. Tasie segera menatap Felix dengan seringaian yang mungkin sudah menjadi ekspresi favoritnya.
"Tidak penting. Bagaimana jika kita lanjutkan, hm?" Tanya Tasie dengan nada menyebalkan dalam keadaan yang masih melayang.
Felix menyeringai. "Kau memancing amarahku, Ms. Alithea. Sebaiknya kau mempersiapkan dirimu. Karena aku tidak akan mengasihanimu hanya karena kau perempuan."
Tasie mendengus kesal. "Huh. Aku tidak perlu dikasihani." Ucap Tasie dengan wajah datar.
Felix kembali melaju kearah Tasie. Bedanya, sekarang kecepatannya sangat cepat sampai-sampai tidak terlihat. Tasie membelalakan matanya saat melihat Felix yang menghilang begitu saja dari tempatnya menyisakan debu yang berterbangan.
Dimana dia? Batin Tasie.
Tiba-tiba ada sebuah pukulan dari belakang Tasie sehingga membuat Tasie jatuh terbentur ke lantai aula yang retak dan bolong akibat benturan Tasie yang terlalu kuat.
Tasie memaksakan dirinya untuk berdiri meskipun badannya terasa remuk dihiasi dengan bau anyir dan aliran air berwarna merah yang mengalir dari kepalanya.
Tasie berhasil berdiri lalu melihat ke tempat dimana sebelumnya dirinya melayang dan menemukan Felix yang turun dengan cara menumpu pada lututnya serta menampilakan sebuah senyuman yang terlihat menyebalkan dimata Tasie.
"Kau bahkan tidak bisa membaca gerakanku. Bagaimana kau mau mengalahkanku?" Tanya Felix.
Tasie mendengus kesal. "Jangan meremehkanku!" Ucap Tasis dengan nada yang naik satu oktaf.
Felix tertawa meremehkan. "Baiklah aku akan maju lagi." Dan seketika, Felix menghilang dari tempatnya.
Tasie kembali mengedarkan pandangannya yang hanya memperlihatkan wajah teman-temannya yang terlihat seperti-- umm... mengasihaninya?
Tasie menggeram kesal. Tch! Aku tidak perlu dikasihani!.
"Aww!" Pekik Tasie saat merasakan ada yang menggores bagian lengannya sehingga mengeluarkan darah pekat
"Ouch!" Pekik Tasie lagi saat merasakan ada benda tajam yang menggores kakinya.
Tch. He's not playing fair!
Tasie menggeram kesal.
"Fokus!"
Tasie membelalakan matanya. Eh? Bukankah itu suara Zero?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Dragons : Flame & Ice
FantasyNamaku Zestasia Alithea. Aku hanyalah seorang anak panti asuhan yang dibenci oleh hampir seluruh penghuninya. Dulu, waktu aku sedang kabur dari panti asuhan untuk melihat dunia luar, aku menemui seorang wanita cantik yang ingin menyeberang tanpa mel...