Prolog

2 3 1
                                    

18 Agustus 2014

Tepat di pagi ini, gue, Rania Hurwa Azzahra telah resmi menjadi murid baru di salah satu SMA di Jakarta.
Karena Ayah yang dipindah tugaskan,terpaksa gue harus pindah rumah,dan otomatis harus pindah sekolah juga.
It's ok.
Selama sekolahnya nyaman,lingkungannya mendukung,gue pasti nyaman nyaman aja.

Tapi,ada yang ngebuat gue kurang nyaman ketika sekolah dari dulu sampai sekarang. Kalian tahu? Yaitu pelajaran IPA.
Please,gue lemah di pelajaran satu itu. Ketika pelajaran itu tiba,entah kenapa bawaannya ngantuk terus,cuma beberapa materi yang gue pahamin. Selebihnya? Masuk telinga kanan keluar telinga kiri.

"Raniaaaaa!!!" suara yang begitu menggelegar menusuk telingaku. Yap. Itu abang gue, abang satu satu nya. Arsyad Faeyza Shakeil.
Shakeil punya arti : berparas tampan , tak aneh jika bang Arsyad juga memiliki wajah ya.... Ganteng lah. Terbukti, sebelum kami pindah sekarang, banyak cewek yang ngedeketin gue gara gara cuma mau minta no. Hp nya bang Arsyad, minta di deketin, minta dikenalin, mau caper , dan masih banyak modus yang lain.
Sedih gue, dideketin cuma di manfaatin doang.
Tapi syukurlah, bang Arsyad gapernah ngerespon cewek cewek itu,kebayang kalau bang Arsyad ngerespon trus akhirnya jadi playboy.
Naudzubillah!
Gue bangga sama prinsip abang gue "Jomblo sampe halal"
Setdah, abang gue ini emang TOP.

"Iyaa bang,bentar lima menit lagi"
"Aelah dek, lima menitnya cewek bisa pergi haji dulu. Buruan turun,gausah ngaca terus. Udah cantik,percaya deh"
Ah. Abang gue yang satu ini emang suka bikin mood gue naik. Adik mana coba yang gaseneng ketika dibilang cantik sama abangnya?

Mendengar bang Arsyad yang bilang gitu, gue langsung turun tangga dan nyamperin abang gue yang udah daritadi nunggu "Yaelah bang,emangnya adikmu ini cewek cewek diluar sana,yang tiap 5 menit sekali harus ngaca? Pegel tangan gue megangin kaca mulu"
"Yaudah makanya berangkat,sarapannya gausah dirumah. Udah telat, sarapannya di mobil aja,udah abang siapin sarapannya di mobil"
"Aaaa thankyou banggg" tanpa basa basi langsung gue peluk abang gue yang satu ini.
Bang Arsyad membalas dengan usapan lembut dikepala gue.
Terasa nyaman.

"Bu, Rania pergi sekolah ya,doain Rania biar dapet temen baru yang baik disana" langsung mencium punggung tangan ibu,dan ibu pun
membalasnya dengan mencium pipi gue.
"Iya sayangg pasti,ibu doain yang terbaik untuk kamu disana yaa" senyum yang mengukir di wajah ibu sungguh sangat manis.
"Bu, Arsyad pamit yaa" bang Arsyad pun mencium punggung tangan ibu
"Hati hati bang,jagain adikmu ini.. Kuliah yang rajin"
"Siap ibuku!" bang Arsyad langsung hormat layaknya bawahan hormat kepada atasannya.
Ada ada saja keluarga ini,aku menyayanginya.

Setelah 30 menit perjalanan, akhirnya sampe di sekolah baru gue. Untung hari ini gak macet,dan bisa sampai sekolah dengan mulus.
"Rania pamit bang,Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam,semoga betah di sekolah baru nya yaa" bang Arsyad melambaikan tangan ke arahku.

Langsung mobil bang Arsyad melesat meninggalkan parkiran SMA.

Oke. Gue murid baru disini. Orang asing disini. Dan gue gatau letak kelas gue dimana. Kelas [XI IPA 1].
Oke,siapapun itu gue harap bisa nunjukin kelas itu.
Gatau kenapa gue dapet kelas IPA, ini takdir? Hamba kuat ya Allah.
"Ya Allah,kirimkanlah seorang malaikat tanpa sayap yang bisa nganterin hamba ini ke kelas"

10 menit gue kaya orang bingung.
Pelanga pelongo sana sini
Gaada satu orang pun yang nawarin bantuan! Hellow! Gue murid baru disini,kelas gue juga gatau dimana!
Satu satunya cara adalah gue harus minta bantuan.
Kesiapapun.
Oke,kesiapapun!

Pandanganku langsung tertuju kepada seseorang dekat lapang basket,pria yang berpostur tubuh tinggi.

"Eh..heiiii!!" teriak kepada seorang cowok yang memakai jaket merah maroon.
"Eh,iya ada apa?"
"Mau nanya,kalau kelas sebelas ipa satu dimana ya?"
"Lo murid baru disini?"
"Hehe...iyaa"
"Kebetulan kelas gue disitu juga"
"Serius???akhirnyaa!!!" seneng gue gabisa di kondisiin please,gue kegirangan sampe teriak kaya gitu. Memalukan.
"Eeehhh.. Sorry" balasku canggung
"Santai aja" jawab seorang di depan gue ini dengan senyum pepsodent nya.
Ganteng.
Astaghfirullah.
"Eh tapi biasanya,anak baru dianterin keruang guru dulu,dan dianterin ke kelas sama wali kelas sambil langsung di kenalin, emang lo gamalu kalau tiba tiba ke kelas? Gue jamin lo jadi pusat perhatian di kelas, kalau lo ga risih saat di liatin,gue anterin lo ke kelas aja" tambahnya lagi.
"Ohhh.. Yaudah anterin gue ke ruang guru ya,bisa?"
"Bisa,yaudah ikutin gue"

Selama menuju ruang guru,tak ada obrolan sama sekali. Bahkan,gue gak tau nama dia siapa,nanti juga sekelas lah,pasti bakal kenal.

"Udah sampe" sontak gue berhenti mendadak ketika suaranya terdengar, gue nabrak dia yang ada di depan.
Aduhhhh malu gueee!!!
"Eh sorry,gue tadi ngelamun jadi pas lo berhenti gue jadi nabrak lo"
Gue tersenyum canggung ke arahnya.
Memalukan Raniaa!!
"It's ok, oiya, nama lo siapa?"
"Rania Hurwa Azzahra"
"Nama yang cantik"
"Thanks, oiya makasih juga udah nganterin gue kesini"
"You'are welcome" tampak senyuman manis darinya.
"Yaudah,gue ke kelas dulu, gue pamit. Assalamualaikum" dia pun langsung pamit untuk menuju kelas,karena 10 menit lagi bel masuk akan bunyi.
"Waalaikumussalam"

Eh. Gue belum tau nama dia siapa! Ahh dasar Rania.

Dia pun langsung berlari kecil di koridor sekolah,dan gue disini masih merhatiin setiap langkahnya.

Ehhh...dia berhenti.
Yaampun! kenapa dia?

Dia langsung balik badan sambil ngomong dengan nada suara yang cukup besar.
Tapi itu bukan teriakan.

"Nama gue Muhammad Abqari Agam, gue tunggu di kelas Ran.."
Dengan senyum pepsodent yang ditinggalkan,dia langsung berlari kecil lagi dan menghilang dari pandangan gue.

oke,nama dia Muhammad Abqari Agam.
Nice to meet you gam.

-----------------------
Maafkan garing
Kriuk
Nyes😂
Masih amatiran :')
Ditunggu saran dan komentar nya guys😊
*tinggalkan jejak~
Salam kenal!👋😸

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Diantara hangatnya senja dan dinginnya hujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang