-Mungkin aku memang telah mengkhianati diriku sendiri. Tapi, apa aku salah jika aku lebih tidak ingin dia tersakiti karena aku-
------------------------
Bug...Bug...Bug...
Terlihat Taecyeon tengah memantulkan bola basketnya di halaman belakang asrama sekolah. Meski hari sudah malam, Taecyeon masih saja berlatih. Maklum, karena sebentar lagi akan diadakan pertandingan bola basket yang menentukan apakah dirinya bisa masuk ke tim bola basket Korea.
Itu sungguh hal yang luar biasa baginya jika dirinya bisa masuk. Hal yang luar biasa karena itu adalah impiannya dan tujuannya masuk ke Seoul High School. Sekolah yang begitu menjanjikan para muridnya untuk bisa menjadi atlet dan seniman terkenal.
Taecyeon mengarahkan pandangannya ke ring, mengambil langkah, lalu memasukkan bola tersebut ke dalam ring. Dan...masuk. Taecyeon tersenyum kemudian.
"Itu terlihat bagus," celetuk Ah Yeon yang datang tiba-tiba dan mengejutkan Taecyeon.
Taecyeon berbalik menatap Ah Yeon. Dahinya berkerut mengingat ia bahkan belum pernah mengenalnya.
"Itu terlihat bagus. Tapi, hanya sekedar bagus. Jika kau mau dikatakan itu hal yang luar biasa, maka kau butuh seorang lawan," ujar Ah Yeon yang berjalan mendekati bola basket tersebut.
Taecyeon hanya diam sembari menyeret pandangannya menatap Ah Yeon.
Ah Yeon mengambil bola basket tersebut. "Dan jika kau adalah seorang yang berani, maka kau tidak akan menolak jika aku menantangmu bertanding," lanjut Ah Yeon yang kemudian memantulkan bola basketnya, lalu mengambil langkah, kemudian memasukkannya ke dalam ring. Dan bola itu akhirnya masuk ke dalamnya.
Taecyeon terperangah melihatnya.
Ah Yeon kembali mengambil bolanya, lalu menatap Taecyeon. "Eottokhe?" tanya Ah Yeon.
Taecyeon tersenyum kemudian. Ah Yeon pun membalas senyuman Taecyeon. Kemudian, keduanya mulai bertanding basket bersama.
Ah Yeon cukup bagus bermain basket. Meski sebenarnya dari segi teknik, Taecyeon tetap terlihat unggul. Taecyeon bermain dengan teknik yang selama ini ia pelajari, sementara Ah Yeon ia hanya bermain basket sesuai yang ia tahu karena ia tak pernah benar-benar belajar basket. Ah Yeon bisa bermain basket hanya karena ia sering memainkannya. Namun meski seperti itu, Ah Yeon tidak melakukan kesalahan dalam bermain. Dan itu sedikit membuat Taecyeon harus bekerja keras untuk mengalahkan Ah Yeon.
Cukup lama mereka bermain, akhirnya mereka memutuskan untuk menyudahinya. Kedudukan mereka saat ini, Taecyeon masih paling unggul dibandingkan dengan Ah Yeon. Tapi, Taecyeon masih merasa tidak puas karena seharusnya ia bisa mendapatkan skor lebih tinggi dari yang ia dapat sekarang dengan melihat teknik yang Ah Yeon miliki.
"Bagus. Eumbb, maksudku itu luar biasa. Setidaknya aku penuji janjiku untuk mengatakannya," ujar Ah Yeon.
"Hmm, tapi itu terdengar tidak tulus. Kau hanya sekedar memujiku, kan?" tanggap Taecyeon.
Ah Yeon tersenyum menanggapinya. "Bahkan kau bisa dengan jelas mengetahui ketulusan seseorang."
"Kenapa itu terdengar seolah kau barusaja meremehkanku?"
Ah Yeon terdiam menatap Taecyeon. Namun kemudian, Ah Yeon melangkah pergi meninggalkan Taecyeon.
Taecyeon terus menatap kepergian Ah Yeon dalam diam.
Hanya sekedar bagus, batin Taecyeon yang memikirkan perkataan Ah Yeon.
.
.
.~next day~