4

184 13 1
                                    

Seunghee sudah berfikir matang dan sudah berkonsultasi dengan Seungcheol serta kedua orang tuanya juka dia akan ikut pindah ke Daegu. Mungkin dengan lari dan menjauhkan diri dari sumber kesakitannya, Seunghee akan bisa bahagia.

Entahlah sampai berapa lama. Seunghee masih terlalu muda untuk patah hati, dia tidak boleh terus terpuruk merasakan sakit hati sendirian. Hidupnya harus berlanjut. Seunghee sungguh belum sanggup jika harus memaksakan dirinya bahagia melihat mingyu dengan Tzuyu bersama.

Telalu menyakitkan untuknya.

Seunghee akan berangkat nanti malam, pagi ini ia sudah mulai mengemasi barang-barangnya. Urusan kepindaham sekolah itu akan di urus ayahnya nanti.

"Hei donsaeng. Tangkap ini" Seungcheol melempar bungkusan kecil es batu dan Seunghee reflek menangkapnha.

"Ah dingin. Ini untuk apa ?"

"Kompres matamu dengan es batu, apa kau bisa melihat jelas dengan mata sipit dan sembab seperti itu."

Seunghee menurut lalu mengompres matanya dengan esbatu yg di berikan Seungcheol. Karena terlalu lama menangis matanya semakin tak terlihat.

"Oppa tidak apa-apa kan aku tinggal di seoul sendiri ?"

"Kau pikir aku anak umur 5 tahun. Umurku sudah berkepala 2 Seunghee-ya. Aku bisa mengurus diriku sendiri. Kau pikirkan saja dirimu, memang kau bisa hidup tanpa oppamu yang tampan ini." ujar Seungcheol percaya diri seraya menarik turunkan alisnya.

"Ck" decak Seunghee

Seungcheol memang tampan, bahkan kelewatan tampan. Tapi sayangnya sampai sekarang dia tidak memiliki kekasih. Katanya dia hanya akan memacari gadis pilihan ibunnya saja.

Seunghee sebenarnya tidak ingin jauh dari sodaranya namun karena Seungcheol Mahasiswa tingkat akhir jadi Seungcheol tidak bisa ikut pindah.

"Aiguuu. Bilang saja oppaku yang tampan ini tidak bisa hidup tanpa aku." Seunghee memeluk pinggang Seungcheol.

"Heol. Kau ini." Seungcheol membalas pelukan Seunghee.
Sungcheol menghela nafas
"Kau jangan menangis lagi ya, aku tidak suka melihat adik cantikku ini menangis. Kau jadi jelek."

"Memang sejelek apa aku menangis, Hoshi Oppa juga bilang aku jelek."

"Ternyata mata Hoshi yang bisa di bilang minimalis itu bisa melihat jelas ya. Kau itu Jelek sangaaat jelek, kau akan terkejut jika melihat wajahmu saat menangis. Super jelek. Makanya kau jangan cengeng."

"Aku harap kau bahagia Seunghee-ya. Oppa menyayangimu." gumam Seungcheol lirih.

"Oppa jangan membuatku menangis."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

3 jam sebelum keberangkatan.

Seunghee pergi kerumah Mingyu untuk berpamitan, sayangnya Mingyu belum pulang jadi Seunghee harus menunggu. Kata Mina anak semata wayangnya itu sedang pergi berkencan dengan Tzuyu. Ya mereka berdua sudah menjadi pasangan kekasih kemarin malam.

Seunghee akan ikut bahagia.

Gadis itu menunggu di dalam kamar Mingyu, mungkin ini akan jadi hari terakhir Seunghee menginjakan kaki di kamar Mingyu.

Drrrt~

From : Seungcheolie
-Ingat, penerbanganmu jam 8 nona Choi.-

To : Seungcheolie
-Iya Oppaku sayang 😘-

"Oh kau Seunghee-ya. Kapan kau datang ?" Tanya Mingyu ya g baru saja masuk kamarnya.

"Baru saja. Bagaimana kencanmu."

PROMISE || Kim Mingyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang