Hampir.

2.3K 255 29
                                    

Hinata terbangun dilihatnya jam diponselnya menunjukan pukul 12 malam, dan ada satu pesan masuk dari Gaara jika pria itu lagi-lagi tidak bisa datang karena ada rapat mendadak dari kliennya yang ada diluar negri. Pria itu bahkan akan terbang ke Hongkong tempat kliennya berada.

Lagi-lagi batal. Ia lalu melihat bonekanya yang tergeletak dimeja makan. Ia ambil bonekanya itu, lalu berkata. "Dia membatalkannya lagi. Jujur aku lelah seperti ini terus. Tujuh tahun kita berpacaran tapi setelah ia sukses dengan bisnisnya ia seperti melupakanku... Ia sibuk dengan pekerjaannya. Aku tahu mungkin aku egois, tapi biarpun begitu aku seorang wanita yang butuh kasih sayang. Aku sudah lama tidak merasakan perasaan itu. Sejak ayahku ditinggal ibuku meninggal, ayah menjadi dingin. Hanya kak Neji, sepupuku yang begitu sayang padaku. Bahkan cinta pertamaku pun menolakku. Sampai aku bertemu dengannya dan mempercayainya. Tapi apa? Dia bahkan melupakanku... Aku kembali sendiri. Aku kesepian Ppyon... "

Sasuke merasa terganggu dengan panggilan barunya. Ppyon, terkesan imut. Hell, ia itu manly dan garang, tidak cocok dipanggil seperti itu. Tapi ia tidak bisa protes. Ia sedang menjadi boneka saat ini. Jadi ia hanya pasrah dipanggil apa saja olehnya.

"Aku akan menamaimu Ppyon. Menurutku kau itu imut. Kau sangat imut Ppyon." Katanya sambil mengusap-usap boneka itu kepipinya.

"Hah... Aku seperti punya teman sekarang, atau mungkin anak. Aku akan mendadanimu Ppyon... Aku akan membuatkanmu baju yang bagus. Beruntungnya dulu aku sempat belajar menjahit, jadi aku bisa membuatkan baju untukmu." Kata Hinata sekali lagi, kali ini dengan senyuman yang mengembang sangat manis. Berbeda sekali dengan iner Sasuke yang menangis karena harus didandani macam-macam.

♠♣♠♣

Hari ini entah kenapa Hinata berangkat ke rumahsakit dengan semangat. Ia bahkan membawa bonekanya menuju rumahsakit Konoha.

Banyak orang melihatnya yang tengah membawa boneka itu kemana-mana. Tapi ia tidak peduli, baginya Ppyon adalah temannya sekarang.

"Aku tidak percaya kau memungutnya Hinata." Kata Sakura yang tidak sengaja berpapasan dengannya.

"Aku merasa boneka ini spesial Sakura-chan." Jawabnya sambil tersenyum lalu berjalan menuju ruangannya.

"Iya-iya... Terserah padamu. Jika kehadiran boneka ini dapat mengurangi rasa sepimu pada kekasihmu itu."Jawab Sakura sambil berjalan beriringan dengan Hinata. " Ngomong-ngomong, siapa namanya?"

"Namanya Ppyon."

"Hah, Ppyon. Hms... Tidak buruk." Jawab Sakura. Sakura berbelok menuju ruangannya sedangkan Hinata masih berjalan lurus karena ruangannya agak jauh dari ruang kerja Sakura.

Setelah masuk ruang kerjanya. Hinata menaruh Ppyon diatas mejanya. Ia lalu memakai jas dokternya yang tergantung dicantelan baju.

"Nah Ppyon, kau disini dulu ya. Aku harus bekerja." Kata Hinata sambil mengelus Ppyon lalu pergi dari ruangannya.

Seperginya wanita itu dari hadapan Sasuke. Sasuke merasa sepi. Ia kini menjadi boneka dan tidak bisa apa-apa. Tapi elusan hangat nan lembut yang ia dapatkan dari wanita itu entah mengapa membuatnya damai. Perasaan tenang nan damai yang selama ini tidak ia rasakan kini kembali muncul. Dulu, kala ia masih kecil ia sering mendapatkan kedamaian, ketenangan dan kebahagiaan dari keluarganya. Tapi setelah peristiwa yang menewaskan semua anggota keluarganya rasa itu telah menghilang. Yang ia rasakan hanyalah rasa sakit dan keinginan untuk balas dendam. Balas dendam atas kematian seluruh keluarganya.

Bahkan di tempat sang dewi pun ia ditempa begitu kerasnya sampai putri Kaguya mengangkatnya menjadi panglima tertinggi di bulan. Ia lah pemimpin pasukan bulan. Tapi kini nasipnya berubah. Ia diturunkan ke bumi menjadi boneka.

Pintu ruang kerja Hinata terbuka. Ia tidak tahu siapa yang masuk ke dalam. Ia merasa jika orang itu bukanlah Hinata melainkan oranglain.

"Sepertinya ia masih sibuk." Ucap sosok itu.

Sosok itu berjalan menuju meja kerja Hinata. Dan ia melihat jika ada boneka aneh di atas meja kekasihnya. Ya, sosok itu adalah Gaara, kekasih Hinata.

"Dia masih tidak berubah, masih menyukai Boneka. Sepertinya ia memungutnya, karena boneka ini sudah jelek. Banyak bekas jahitan di mana-mana." Jawabnya sambil melihat-lihat boneka itu.

Iner Sasuke merutuki pria ini yang telah menghina dirinya. "Dasar mata panda. Kau tahu apa tentang diriku. Jika kekuatanku kembali orang pertama yang ingin ku bunuh adalah dirinya." Rutuk Sasuke.

Klek!

"Gaara-kun."

Hinata masuk kedalam ruangannya. Ia sangat terkejut kala melihat Gaara ada di dalam.

"Hinata, maafkan aku jika semalam aku tidak jadi datang. Semua karna Kankuro. Kankuro lupa mengatakan jika ada meeting kemarin dan dengan terpaksa aku tidak jadi kerumahmu. Malam ini akan aku usahakan."  Katanya sambil memeluk Hinata.

Hinata ingin sekali percaya pada ucapan Gaara, tapi entah mengapa malam ini pria itu juga tidak akan datang. Ia hanya membalasnya dengan senyuman. Gaara melihat senyum manis Hinata langsung menangkup wajah gadisnya. Ia lalu menyatukan kedua belah bibir mereka.

Ciuman yang awalnya lembut berubah menjadi lumatan kecipak lidah. Kedua lidah saling membelit satu sama lain. Desahan Hinata lolos begitu saja.

Sasuke yang berubah menjadi boneka entah mengapa merasa jijik. Ada sesuatu didalam dadanya marah melihat wanita itu tengah berciuman dengan pria berambut merah yang seperti panda tersebut.

Ia ingin marah dan memisahkan mereka. Tapi ia hanyalah seorang boneka. Ia berharap ada seseorang yang tiba-tiba masuk kemari tapi sialnya tidak ada. Ciuman mereka bahkan semakin liar. Tidak hanya itu, pria itu bahkan telah memasukan satu tangannya ke dalam kemeja yang wanita itu pakai. Bahkan tangan pria itu sudah meremas gundukan bukit kembar milih sang wanita. Desahan laknat itupun keluar dari mulut sang wanita. Sasuke marah, benar-benar marah. Ia bahkan berkonsentrasi untuk menjatuhkan vas bunga yang ada dimeja.

Prang!

"Berhasil!" Batinnya.

Kedua orang itu terkejut dan menghentikan aksinya. Hinata sadar jika ia sudah kelepasan. Ia hampir saja kehilangan kehormatannya jika saja vas di atas meja tidak terjatuh. Entah mengapa ia merasa bersyukur.

"G-gaara-kun, sebaiknya kau pergi dari sini. Aku tidak mau oranglain melihat kita seperti ini." Hinata menyuruh Gaara keluar dari ruangannya. Gaara yang mengerti keluar dari sana. Jujur ia merasa sedikit kecewa, entah mengapa Hinata lagi-lagi menolaknya.

Seperginya Gaara dari sana. Hinata memandang boneka Ppyon yang ada di atas meja.

Hinata tersenyum pada si boneka. "Terimakasih, entah mengapa aku merasakan jika kau yang telah menyelamatkanku Ppyon. Hampir, hampir saja aku menyerahkan kehormatanku pada pria yang belum sah menjadi suamiku. Kau tahu Ppyon, aku telah berjanji pada diriku dan almarhum ibuku. Jika seorang wanita harus menjaga kesuciannya sampai ia menikah. Jadi Ppyon, aku akan memberikan hartaku hanya pada suamiku kelak." Kata Hinata sambil memeluk Ppyon-nya.






TBC

Makasih banyak yang telah memberikan komentar dan suaranya. Dukungan kalian adalah motivasiku untuk update.

Oke sampai ketemu di chap berikutnya. 😄😄

Maaf jika ada typo, kesalahan kata, diksi serta narasi yang tidak sesuai saya minta maaf sekali. 😂😂





My Doll. ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang