"Jangan pernah meninggalkan seseorang karna bosan.
kelak yang menurutmu membosankan akan menjadi begitu berarti saat dia sudah terlanjur pergi""Dey.. kamu mau kemana? diluar lagi hujan loh"
Suara Reta (mama dey)
berteriak menyusul putri tunggalnya yang sudah berlari menuju teras rumah."Ma.. Dey harus pergi. temen Dey bilang dia lihat Dion di kafe Kitorang lagi sama cewek ma, mereka.. pegang..an tangann.."
Kata Dey sambil meneteskan air mata dan terlihat penuh emosi."Kamu apaan sih.. itu mungkin sepupunya atau saudaranya. kamu jangan cemburuan gitu dong.. lagian kamu jangan pergi yah hujannya deras banget loh.. ditambah kamu bawa motor lagi.. mama takut terjadi apa-apa sama kamu. kamu gak usah pergi yah"
kata Reta membujuk dan menahan tangan anaknya agar tidak jadi pergi."Dey harus pergi ma.. ini alasan Dion berubah sama Dey udah sebulan ini.. Dey pengen buktiin
sendiri. please ma. Dey gak bakalan ngebut kok bawa motornya.."
kata Dey meyakinkan mamanya.Belum mamanya menjawab Dey sudah mencium tangan mamanya dan berlalu pergi.
Reta hanya bisa mematung melihat anaknya pergi dengan motornya.
Di perjalanan pergi ke kafe Dey terus meneteskan air mata.
Dion adalah pacar dan orang yang paling spesial di hidup Dey sudah lima tahun ini.
mereka saling mencintai dan sudah saling mengenal satu sama lain begitupun keluarga mereka.
Mereka pacaran dari kelas 3 SMP.
mereka pun sudah bertunangan dua bulan yang lalu.Dan mendadak sebulan ini Dion begitu berubah padanya.
Dion yang humoris dan penuh tawa menjadi Dion yang pendiam dan dingin pada Dey.
melihat perubahan Dion, Dey hanya bisa diam dan mencoba mengingat- ingat kesalahan apa yang dilakukannya, namun nihil. sejauh ini dia tak melakukan kesalahan apapun pada Dion."Dion.."
lirih Dey tak percaya melihat Dion duduk di salah satu sofa di sudut kafe dengan seorang wanita dan terlihat begitu mesra.Tubuh basah Dey menginjakkan kaki didepan kafe kitorang.
dia melihat dari jauh lewat pembatas yang terbuat dari kaca yang memisahkan dia dengan pemandangan yang membuat hatinya remuk saat ini."Aku.. butuh penjelasan di..
aku masih berharap kamu mau jelasin kalau dia bukan siapa-siapa kamu dan aku yang salah paham"
suara pelan Dey membuat Dion mengalihkan pandangannya dari wanita disampingnya kearah wanita yang basah kuyup dan terlihat menyedihkan yang baru saja datang dihadapannya."Dey"
Dion terlihat terkejut dengan kedatangan Dey.Dia berdiri dan mendekat kearah Dey selangkah demi selangkah namun Dey pergi menjauh darinya dan membungkam mulutnya sendiri menahan tangis yang akan pecah.
sedangkan wanita yang cantik disampingnya hanya menatap Dey penuh kebingungan."Dey. aku bakalan jelasin semuanya. oke, aku yang salah."
kata Dion mengusap wajahnya sendiri."Aurel.. kamu pulang duluan yah. aku ada urusan yang harus aku selesaikan"
kata Dion tenang kepada wanita yang duduk bersamanya tadi.
dia mengeluarkan beberapa lembar uang dan memberikannya pada wanita yang bernama Aurel itu."Tapi sayang.. aku.."
suara perempuan itu agak berbisik tapi masih bisa didengar oleh Dey.
sebelum melanjutkan kata-katanya Dion langsung membungkam mulutnya dan bermohon."sayang?"
batin Dey penuh tanda tanya."melihatnya membujuk wanita itu saja terlihat mesra.. dia anggap aku berdiri disini apa?"
dada Dey terasa sesak melihat semua yang Dion lakukan saat itu."Duduk dulu Dey. kita bisa omongin ini baik-baik"
Dion Memegang tangan Dey dan menuntunnya kearah tempat duduk setelah Aurel pergi dari kafe itu."kayaknya aku gak salah paham. dia panggil kamu sayang, di.. jadi.. aku apa?"
air mata Dey kembali membasahi pipinya."Dey. Maafin aku.. kamu terlalu baik untuk aku. kamu bisa marahin aku, pukul aku, maki aku.. silahkan. aku yang salah"
kata Dion menunduk."Jadi ini artinya apa?"
Dey mendongakkan wajahnya menatap mata Dion dalam.
tatapan yang menuntut penjelasan."Oke.. jangan tatap aku seperti itu. jujur! aku bosan sama kamu, Dey.
aku.. memang salah, dan anggap ini adalah perselingkuhan. tapi aku lebih bahagia dan gak terkekang sama perempuan tadi dibandingkan kamu yang selalu menuntut kabar dari aku setiap hari. Dey.. kit..ta putus aja yah"
Kata Dion dengan hati-hati.Dey menangis dan hanya diam. mencoba meresapi setiap sakit yang dia rasakan sekarang.
"kamu jahat, di.. kamu jahat!"
kata Dey dengan suara parau dan mata sembabnya. baju yang dipakainya juga basah kuyup karna hujan tadi.
dia memukul-mukul lengan Dion dengan lemah.dia tak tau harus apa sekarang.
diputuskan seperti ini begitu menyakitkan saat dia masih begitu sangat mencintai Dion."Aku pergi dulu. kamu jaga diri baik-baik yah"
Kata Dion kemudian berlalu pergi meninggalkan Dey dengan ribuan luka dihatinya.Dey terduduk lemas di sofa kafe itu melihat punggung Dion makin menjauh.
beberapa orang yang ada di kafe itu menatapnya penuh tanya melihatnya.Dey terlihat begitu berantakan.
rambutnya lepek karna masih basah dan air nya masih menetes dilantai.
pakaiannya yang basah dan mata bengkaknya membuatnya terlihat seperti Zombie saat itu."Dion.. aku benci kamu"
lirih dey kemudian meninggalkan kafe itu dengan langkah pelan.Ternyata diluar kafe masih hujan deras.
tanpa berpikir panjang Dey menaiki motornya dan pergi dari kafe itu dengan melajukan motornya dengan kecepatan tinggi dibawah guyuran dinginnya air hujan.Pikirannya melayang jauh membayangkan dulu saat pertama kali dia bertemu Dion, saat mereka jatuh cinta, mereka akhirnya pacaran dan saat-saat kebersamaan mereka sampai akhirnya suara itu kembali terngiang ditelinganya.
"Dey.. kit..ta putus aja yah.."
Sesak di dadanya membuatnya kembali menambah kecepatan motornya.
Dia tak peduli dengan nyawanya kini.
Tubuh basahnya perlahan terasa lemah dan pandangannya mulai kabur, perlahan lahan dunia terasa gelap."Aaaa"
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear: Mr.Rain
Teen FictionPengkhianatan Dion kepadanya membuat Dey bertekad ingin melupakan lelaki ini dan move-on perlahan dari kenangan mereka selama lima tahun. Tapi siapa sangka dia begitu cepat mendapat penggantinya? pengganti yang bisa membuatnya berubah. Yang awalnya...