" Aku tidak memungkiri bahwa Kamu hadir lagi berada disisi dengan segenap hati. "
______________________________________
DAG DIG DUG DERRRRR.....
JLEDER...
DER DER..
CIIIIIUUUUTTTT....DOOORRRR...
Entah suara apa saja yang terdengar di telinga Kenna. Ia sekarang sedang menatap lekat lekat manik Agatha yang ia kira Agatha sedang berbohong atau membohonginya.
"Kog liatinnya kaya gitu?" tanya Agatha yang kebingungan dengan tingkah Kenna. Kenna segera mengalihkan tatapannya dari Agatha.
Rasanya, jantungnya mencelos ke mata kaki ketika mendapat ucapan tersebut dari Agatha.
Agatha aneh aneh aja deh. Dia ngomong kaya gitu itu mau nembak gue atau apa?
Terus kalo dia beneran nembak gue, jawaban gue apa dong?!
Kenna.....mikir dong! Mikir!!!"Ken?" seru Agatha yang masih bingung melihat Kenna tampak ketakutan.
"Maksud lo apa sih?!" alih Kenna yang sekarang menggerutu kesal terhadap Agatha.
Agatha sedang meraih buku yang digunakan Kenna alibi agar tidak terlalu ketakutan."Gue suka sama lo" ucap Agatha sekali lagi dengan penuh penekanan di setiap katanya. Kenna benar benar tak percaya terhadap apa yang didengarnya kali ini.
"Kalo suka ya udahlah. Gue kan emang famous di sekolah Jati" jawabnya yang ketus untuk mengurangi rasa gugupnya.
"Tapi lo mau kan jadi pacar gue?"
Ucap Agatha dengan enteng bin ringannya kearah Kenna yang sekarang tangannya berkeringat dingin."Gue butuh waktu" jawab Kenna yang sekarang merapikan buku bukunya untuk dikembalikan ke rak buku. Ia mengakhiri pembelajaran dengan Agatha. Agatha sendiri malah sekarang membuat kepala Kenna benar benar melambung tinggi.
"Iya. gue nggak batesi lo waktu. Asal kalo udah ketemu jawabannya langsung beri tau gue ya?" ucap nya sok manis di depan calon pacarnya.
Kenna hanya menggangguk.
Ia belum tahu jawabannya.
Sekarang ia berjalan gontai dan naik taxi untuk menuju rumahnya.Di rumah, Kenna bingung harus bagaimana.
Mau diterima, gengsi.
Mau ditolak, sayang. Kapan lagi di tembak cogan di hadapannya?Kenna mengigit bibir bawahnya, tanda ia frustasi.
"Aduhhh..!!! Agatha nyebelin banget sih! Ngapain dia nembak gue?! Nggak tau orang frustasi apa mikirin jawabannya?!"
Cerocos Kenna tanpa henti.
"Gue gantugin, nanti karma?! Ihhh...gue nggak mau digantungin!! Aduhhh...gue bingung jawabannya apa?! Kenapa soalnya susah banget sih?! Fisika aja kalah"
Setelah dilihatnya jam menunjukkan pukul lima WIB. Berarti dia mengoceh selama dua jam didalam kamar? Oh tidak!
Ia segera memencet nomer pembuat frustasi. Lalu Kenna berjalan keluar rumah menuju taman di depan komplek nya.
Setelah lima belas menitan, orang yang ditunggu pun datang.
"Lama?" tanyanya santai sambil menempatkan pantat nya di samping Kenna duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
360 Derajat [Completed] ✔️
Teen Fiction"Percayalah, berhentinya putaran itu karena elo." Kata orang, cinta itu seperti matahari. Tenggelam di satu tempat, terbit ditempat yang lain. Tapi bagi Rivan Aditya Putra, kalimat itu sama sekali tidak berlaku buat mantan satu-satunya yang bernama...