Beyond The Darkness : The Queen's Destiny [KookTae]

La Septième : Fuggiasco

Warning!
This is just a remake!
The original writer is Alexandra Ivy
This work contain some harsh-word, some kind of sexual tension and a little bit cheesiness (?)

I'd warned you all?!!!

Enjoyed?!

-----+++-----

•

•

•

-----+++-----

Taehyung bersyukur karena tuntutan lancang Jungkook berhasil mengalihkan perhatiannya dari kelegaan melemahkan bahwa pria itu tidak mungkin menjadi ayahnya.

Omong-omong tentang sesuatu yang menjijikkan.

"Ratu?" tanya Taehyung. Oke, suaranya lebih mirip seperti decitan, membuatnya malu.

Jungkook memamerkan senyumnya. "Itu takdirmu."

"Jangan katakan itu."

"Mengabaikan takdirmu tidak akan mengubahnya."

Seharusnya Taehyung sudah meninju bajingan menyebalkan itu. Ia tidak percaya takdir. Dan kalaupun percaya, ia akan memastikan bahwa menjadi bagian dari harem were yang satu ini tidak termasuk di dalam takdirnya.

Ratu ataupun bukan.

Tapi anehnya, bukan amarah yang menjalar di tubuhnya. Melainkan.... semangat.

"Tutup saja mulutmu," desis Taehyung.

Taehyung tidak menghiraukan pandangan spekulatif Jungkook ketika terowongan terbagi dua, dan mereka berhenti untuk mengamati pilihan yang tidak membangkitkan selera itu.

Selama masih berada di bawah tanah, nyaris mustahil bagi mereka untuk menentukan arah mana yang mereka tuju. Khususnya bagi were, yang sangat bergantung kepada indra penciuman mereka.

Jungkook ragu-ragu untuk waktu yang lama, jelas sama tidak percaya dirinya dengan Taehyung dalam menentukan jalan pelarian yang terbaik. Kemudian, sambil mengangkat bahu, pria itu mengambil terusan yang sebelah kiri.

"Lewat sini."

Karena sedikitnya pilihan, Taehyung mengikuti Jungkook. Begitu mereka aman dan berada jauh dari Bobby, Taehyung akan memutuskan kapan dan di mana ia harus menyingkirkan Raja Were yang arogan itu.

Sekarang, Taehyung mau mengikutinya supaya ia tidak dimasukkan kembali ke sel terkutuk tadi.

"Kalau kau membuat kita tersesat di sini, aku tidak akan senang," Taehyung memperingatkan.

"Dan itu berarti perubahan?"

Konyolnya, nada sinis Jungkook membuat Taehyung tersenyum. "Sok tahu."

Keheningan melanda ketika mereka berbelok di terusan sempit yang berlika-liku, langkah Jungkook menjadi semakin lambat ketika mereka berjalan semakin jauh.

Taehyung mengerutkan dahi ketika memperhatikan bahu bidang Jungkook yang tampak terkulai karena kelelahan, dan darah yang menodai bagian belakang jas yang tadinya elegan.

Kapan Jungkook terluka? Dan mengapa luka-lukanya belum sembuh?

Kalau lukanya dalam, Jungkook hanya perlu berubah. Begitu berwujud serigala, Jungkook bisa memulihkan cedera yang paling parah sekalipun.