Rumah baru,sekolah baru. Cukup membuat Naura muak dengan ayahnya. Sekolahnya bahkan tidak ada masalah dan tidak apa-apa. Bahkan nilai-nilainya mendapatkan nilainya yang cukup memuaskan.
Namun apa daya ? Ia harus menaati nasihat ayahnya.
Theo yang sedari tadi memperhatikan sang buah hati tersenyum dan membelai kepala Naura perlahan.
"Papa bisa rasain kok apa yang kamu rasain."Naura yang sudah tak tau harus berbicara apa hanya membalas ucapan ayahnya dengan anggukan.
"Tuh udah sampe. Cepet masuk."
Naura mengangguk. Ia membuka pintu mobil dan mulai berjalan menuju sekolah barunya. Sekolah barunya bisa tergolong sekolah elite. Sekolah itu dipenuhi dengan anak-anak yang diantar orang tuanya dengan mobil berkelas tinggi. Tak jarang juga mereka memberikan pandangan jijik terhadap anak-anak yang diantar bukan dengan mobil. Bahkan sempat ada beberapa anak yang memberikan olokan terhadap mereka.
Naura sangat tak tahan dengan itu semua. Mengingat saja bahwa bullying adalah sesuatu yang paling ia benci.Welcome to your worst nightmare Naura.
• — •
"Naura lo beli tas ini di Zara kan ? Iiih bagus amat." Cerocos Giselle, teman baru Naura.
Naura tahu bahwa Giselle adalah Queen di sekolah ini. Hampir semua anak menunduk padanya dan tak jarang ia melontarkan kalimat-kalimat pedas untuk anak-anak yang menurutnya kampungan
Naura tak peduli dengan gosip maupun rumor yang Giselle sebarkan baginya. Ia tak peduli. Pandangannya menelusuri isi kelas. Hampir semua anak membuat sebuah grup untuk bergosip. Namun pandangannya tertuju pada seorang anak berambut panjang menyendiri di pojok kelas memaikan piano usang yang diletakkan di pojok kelas.
Perlahan Naura berdiri melangkah mendekati gadis itu. Kelihatannya Giselle dan kawan-kawan terlalu asyik bergosip sehingga mereka lupa bahwa ada Naura.
"Hai"
Gadis itu menoleh
"Nama kamu siapa ?"
"Marlene"
"Kamu suka main piano ?"
Gadis itu mengangguk."Rumah kamu dimana ?"
"Jalan Belimbing Utara nomor 76"
Naura membuka mulutnya tak percaya.
"Itu.. r-rumah a-ku.."——
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Piano
HorrorMarlene Hawari Skenteleta,pemenang kejuaraan piano di Berlin,Jerman tahun 1978 dikabarkan terbunuh dan mayatnya dimasukkan ke dalam sebuah piano. Namun rahasia akan selalu terungkap pada waktunya. Naura Ardhika Julia perlahan mengungkap rahasia itu...