[Cerita pertama] FF nya San E x CJamm. Hasil ngawang karna nonton Happy Together yang ada merekanya. I dunno they are close or nah but the way San E-shi looks at Cjamm makes me melt. 😭😭
No summary, baca aja.
LGBT story. Tidak disarankan dibaca ketika puasa. Adegan lemon tanggung.
.
Klek.
Pintu apartemen itu terbuka, dua namja dengan gaya yang berseberangan masuk dan mencopot sepatu mereka. Namja berhoodie dengan rambut gimbal pendek-yang terlihat seperti tarantula-menghempaskan tubuhnya ke sofa. Ia memijat pelipisnya pelan dan mulai berguling untuk mencari posisi nyaman. Sedangkan namja satu lagi yang lebih rapi dengan kemeja hitam dan rambut pendek tertata kharismatik (?) memilih mengambil bir dingin dari kulkas.
"Aigoo.. Kapan kau akan membersihkan kulkasmu?" Tanya namja berkemeja hitam itu.
"Besok."
"Kau mengatakan hal yang sama 5 hari lalu, Ryu Sung Min-ssi"
Dengan berat hati Ryu Sung Min atau biasa dikenal dengan Cjamm beranjak dari sofa malasnya dan menyusul Hyungnya di dapur. Dapur dan ruang tamu (yang merangkap ruang menonton tv) hanya bersekat meja pastry yang juga sekaligus meja makan. Apartementnya memang kecil karna dia belum menghasilkan banyak uang dan sedang berusaha melakukannya.
"Aih. Lakukan lah dengan ikhlas." Namja berkemeja itu menegur lagi saat dilihatnya Cjamm melakukan dengan asal-asalan dan sedikit kekesalan.
Cjamm menghela nafas dan berbalik menatap namja kurang ajar itu dengan tatapan, "Kenapa kau tak membantuku dan malah menonton santai sambil meminum bir." yang hanya direspon dengan tegukan lain dari kaleng bir. Sadar tatapannya tidak cukup mengintimidasi, dia menyerah dan melanjutkan pekerjaannya, mengundang senyum geli dari namja berkemeja hitam.
"Aku mau mandi dulu. Hwaiting jamjam-iee~" ucap namja itu setelah mereka terdiam cukup lama karna kesibukan masing-masing. Namja ini dengan santainya masuk ke kamar Cjamm, kamar yang sering ia singgahi ketika merindukan namja berambut tarantula itu. Cjamm hanya ber-roll eyes ria dan mendengus kasar melihat kaleng bir yang ditinggal begitu saja di meja pastry.
"Tsk. Siapa yang membuat tempat ini seperti di jajah sampah." Omelnya dalam hati.-30menit kemudian-
CJamm meluruskan pinggangnya. Ia kini sadar bahwa kulkasnya lebih banyak menyimpan sampah dari pada makanan, terbukti dari kulkas yang mendadak hampir kosong dan kantung sampah yang hampir penuh.
Setelah meletakkan kantong sampah di dekat pintu supaya ia tidak lupa membuangnya besok. Ia mau istirahat sekarang. Mata, fisik dan hatinya lelah. Ia kurang tidur dalam seminggu ini, belum lagi reality show yang membuat fisiknya lelah ditambah komentar-komentar buruk tentangnya karena ia keceplosan mengumpat pada siaran langsung radio. Ah. Tidak bisakah orang-orang mengerti bahwa ia tidak bermaksud melakukan itu. Ia gugup. Itu pengalaman pertamanya, tapi orang-orang seakan tidak mengerti, idol juga manusia kan? Ia melangkah lelah ke kamar, dilihatnya namja berlagak boss tadi tengah terlelap, mungkin. Mata sipit yang selalu menatapnya dengan berbagai ekspresi itu terpejam dan hembusan nafas yang teratur bagai ia sudah jatuh tertidur untuk waktu yang lama. Ia terlihat sudah segar dan telah mengganti kemejanya menjadi kaos rumahan dan celana tidur.
"Eish. Orang tua satu ini.." gumamnya kesal. Ia membuka hoodienya hingga tersisa kaos lengan pendek berwarna hitam yang kontras dengan kulitnya yang putih bertatto. Ketika ia hendak membuka celananya,
"Siapa yang kau sebut orang tua huh?"
"Shit! Jung san-hyung, kau mengejutkanku." ucapnya lalu memakai lagi celana yang sudah ia turunkan selutut.
Jung san atau San E, menatap Cjamm dengan tatapan menuntut. Ia dudukkan tubuhnya dan bersandar pada kepala tempat tidur, melipat tangan di dada dan mata yang terus mengawasi Cjamm.
"Aish. Tidur sana. Aku mau mandi." Ucap Cjamm menghindar dan langsung kabur ke kamar mandi.
"huh.. Sudah berapa lama aku tidak mendisiplinkan rapper kecil ini." Ucap San E ke dirinya sendiri.-30 menit kemudian-
Cjamm mengendap-endap memastikan setiap langkahnya tidak akan mengusik San E. Ia tau ia sudah mencari masalah dengan rapper genius itu. Dan itu pula lah alasannya tetap bertahan di dalam kamar mandi meski ia sudah selesai sejak 20 menit yang lalu. Ia harus bisa menghindari San E malam ini. Ia hanya ingin tidur dengan pulas dan waktu yang lama, paling tidak 6 jam. Cjamm melongok ke tempat tidur, lampu nakas di sisi San E telah padam tinggal lampu nakas di sisi tempat tidurnya. Cjamm mendesah lega dan dengan pelan, sangat pelan menaiki sisi tempat tidurnya. Rencana tidurnya harus berjalan lancar. Ia baru hendak mematikan lampu nakasnya,
"Kenapa uri jamjam lama sekali mandinya?" kalimat manis dengan nada berbahaya itu sukses membuat Cjamm mematung seketika. Tangan yang terulur untuk mematikan lampu hanya menggantung tidak bergerak. Ia merasakan gerakan mendekat, ia menelan ludahnya berat. Ia merasakan hembusan nafas di tengkuknya dan tangan yang meraih tangannya, menggenggamnya dan membawanya melingkari pinggangnya sendiri.
"Aku...ingin tidur hyung," ucapnya dengan nada memelas.
"Umm..." terasa gerakan mengangguk dari belakanganya. Meski begitu, tangan besar San E tetap mulai bergerilya ke dalam piyama tidur Cjamm.
"Hyung, please~ Aku butuh tidur."
"Tidurlah. Aku menemanimu." Kalimat manis namun tidak semanis tindakannya, San E tetap memberinya rangsangan-rangsangan kecil mengganggu. Apalagi ada sesuatu yang digesek-gesekkan ke bokongnya. Cjamm mengumpat dalam hati. Hanya dalam hati. Ia masih ingin tidur.
"Hyung!!" tangannya refleks menahan tangan San E yang mau masuk ke celana tidurnya. San E tidak hilang akal, ia mengecup dan menggigit pelan cuping teling Cjamm membuat Cjamm refleks mengeluarkan desahannya.
"Sudah berapa lama aku tidak mendisiplinkanmu, jamjam-ie?"
"Kau baru melakukannya 2 hari lalu hyung. Pleaseeee~, izinkan aku tidur"
"Tidakkah kau rasa 2 hari begitu lama?"
"Lama kepalamu batu!" batin Cjamm, ia hanya menggeleng dan terus menahan tangan San E yang masih berusaha, malah tangan kanannya sudah menyelinap dibawah pinggang Cjamm, membuat namja manis itu kelipungan.
"Hyung pleasee~ Aku tidak ingin."
"but, I'm in the mood, baby." bisiknya dengan nada rendah. Ia menggigit pelan perpotongan leher Cjamm yang tersaji di depannya, terus menjalar hingga ke telinganya. Cjamm berusaha mati-matian agar tidak bersuara, "just one round, okay?" tawar San E seduktif.
"Bullshit" batin Cjamm . San E memaksa Cjamm menghadap ke arahnya. Memandang namja itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Dikecupnya bibir tipis Cjamm, kecupan yang perlahan menjadi lumatan-lumatan penuh nafsu. Cjamm tau, ini lah akhirnya. Seperti ini lah ia akan menghabisi malamnya. Meskipun Cjamm akui ciuman ini memabukkan, tapi namja keparat pengganggu tidurnya ini tidak akan pernah membiarkannya terbuai hingga tertidur. Ia mendorong dada San E saat merasa paru-parunya butuh oksigen, ia tidak membalas ciuman San E dengan serius karna ia tidak ingin melakukan 'itu' sekarang. Ia lelah dan butuh istirahat. San E merubah posisinya, kini ia berada di atas Cjamm, kaki Cjamm terbuka karna ada San E di antara kedua kakinya. Cjamm merona malu saat merasa ada sesuatu yang keras menyentuh daerah selangkangannya. Ini bukan yang pertama bagi mereka, namun tetap memalukan bagi Cjamm. Jemari San E dengan telaten membuka kancing piyama Cjamm hingga dada bertatto si namja manis itu terpampang di depannya. Diusapnya tattoo itu. Ah.. San E selalu merasa tattoo itu terlihat seksi, ia juga tidak melewatkan mengusap nipple Cjamm, dengan jahil dimainkannya nipple itu dengan ibu jari dan telunjuknya.
"Ngh..Hyung~" Cjamm menggigit bibirnya. Ekspresi Cjamm yang seperti ini sangat priceless bagi San E, ingin rasanya ia abadikan dalam smartphonenya. Namun ia masih sayang nyawa, Cjamm yang sedang marah besar bisa berubah mengerikan. Ia akan menerjang SanE tanpa ampun, mengeluarkan cacian terbaiknya lalu mengurung diri di studio musik. Bukan hanya studio musik miliknya atau perusahaan, tapi dimana pun hingga San E tidak akan bisa menemukannya untuk sekedar bertemu atau minta maaf.
San E memajukan tubuhnya, ia menyusuri perut, dada, perpotongan leher hinggan bibir Cjamm dengan lumatan-lumatan kecil. Tangan kanannya pun bergerak aktif memberikan rangsangan dari luar celana ke Cjamm kecil. Sesekali ia meremasnya agak kasar hingga si pemilik mengerang. San E sudah tidak tahan lagi, ia melepas kaosnya yang mulai basah karna keringat dan meloloskan celana Cjamm hingga namja itu full naked di depannya. Ia menyunggingkan senyum menyebalkan saat melihat Cjamm kecil sudah lumayan mengeras. Ia pun melepas celananya juga hingga mereka berdua sama-sama naked. Tangan kanannya dengan ritme yang teratur terus menggoda Cjamm kecil hingga precumnya keluar, digesek-geseknya San E kecil di depan lubang favoritnya. Cjamm hanya bisa merespon seadanya karena tubuhnya terlalu lelah untuk berekspresi dan lelah untuk menolak.
San E mempersiapkan lubang Cjamm hanya dengan cairan precum yang ada. Ia terlalu malas dan tidak sabar untuk mengambil lubricant dari meja nakas yang entah di laci yang mana.
"Ukh..." dua jari San E masukkan begitu saja. "Sial, ini memang ketat." Ujarnya dalam hati. Ia mulai menggerakkan jarinya, ia pun memajukan tubuhnya untuk mencium namja manis bertatto itu dengan khidmat, kadang ciuman itu beralih ke pipi atau telinganya. Ia harus membuat Cjamm rileks sebelum melakukan tahap inti.
Dirasa sudah cukup, ia menegakkan badannya, meludah ke San E kecil sebagai pelumas dan mulai memasuki Cjamm.
"Nghh~" Mata Cjamm tertutup rapat, ia menggigit bibirnya untuk meredam desahan karna rasa tak nyaman di lubang bawahnya, tangannya mencengkram erat lengan San E disamping tubuhnya.
"Ahh.. shit." San E mengumpat diantara kenikmatan. Oh man, dia tak tahan lagi, ia pun menghentakkan tubuhnya hingga San E kecil masuk seluruhnya.
"Ahh,, Sudah ku duga, aku terlalu lama tidak mendisiplinkan mu." Ucapnya di tengah deru nafas kenikmatan. Lubang Cjamm yang terbaik, menurutnya. Cjamm tak ambil pusing omongan bajingan ini. Ia fokus menetralkan deru nafasnya, bagian bawahnya terasa sakit dan tidak nyaman. Ia tidak menyukai ini. Ia akan mengadu pada Jessi nuna agar bajingan ini diberi beberapa tinjuan.
"Hei.." Cjamm tau San E lah yang memanggilnya. Ia perlahan membuka mata, wajah San E dan tatapan mata penuh cinta lah yang pertama kali ia lihat. Wajah mereka hanya berjarak kurang dari satu jengkal. San E tersenyum lembut membuat kekesalan Cjamm luruh entah kemana.
"mungkin aku akan mengadu pada nuna lain kali."Pikirnya.
"Saranghae.." ucap San E selembut dan setulus yang ia bisa, membuat Cjamm mau tak mau tersenyum. Kenapa Rapper genius ini begitu jenius membangun suasana yang romantis. Cjamm melingkarkan tangannya ke leher San E dan membawanya mendekat hingga mereka berciuman. San E tau, ini lah saatnya ia bergerak. It's show time, baby!!
-----
Cjamm terbangun karna terusik oleh sinar matahari yang menembus gorden putih di kamarnya. Ia menggaruk kepalanya yang terasa gatal. Ahh.. rambut gimbal ini agak merepotkan.
"Ughh.." ia mengeluh saat merasa hampir seluruh tubuhnya sakit. Ia tidak ingat berapa lama ia melakukannya bersama San E. Ia melihat sekeliling dan tidak menemukan San E. Lelaki itu pasti sudah pergi. Dasar bajingan licik. Ia meraih handphonenya di meja nakas untuk sekedar mengecek pemberitahuan.
"Sung min-ah, jadwalmu diundur jam 3 sore ini. Tapi aku akan menjemputmu jam 1. Bersiaplah."-manager-nim
Cjamm mengecek jam, ini sudah jam 11 am. Dia hanya punya waktu 2 jam dan ia belum membaca skrip acara. Ia hanya bisa menggerutu dan bersusah payah ke kamar mandi.
----
Cjamm menatap pantulan dirinya di cermin, ia mengenakan kaos big size dengan beberapa aksesoris di leher seperti kalung. Dahi Cjamm berkerut. Ah sial. Matanya tertuju pada bekas merah di leher sebelah kirinya. Ia memijat dahinya pusing. Dia mempertimbangkan untuk mencabut maaf tadi malam. Ia pun bergegas mencari baju lain, baju apapun asal lehernya tidak terekspose.
Klek.
Bunyi pintu yang terbuka dan tertutup mengusik Cjamm, ini baru jam 11.45, jadi itu tidak mungkin manager-nim. Ia pun memakai asal-asalan kaos lengan pendek tapi berkerah tinggi pilihannya.
"Ah.. Hyung, ku kira kau sudah pergi." Cjamm melihat San E tengah mengeluarkan beberapa makanan dari kantong plastik yang ia bawa.
"Aku bebas hari ini. Kau ada jadwal?"
"Um. Manager-nim menjemputku jam 1 siang."
"Ini, makan lah dulu. Aku tau kau lelah." Ucapnya setengah menggoda.
"Kau kira karna siapa hah?" balas Cjamm ketus tapi tetap duduk di kursi pastry dan mulai membuka bungkusan-bungkusan makanan. Ada mandu dan tteokbokki keju kesukaannya. Air liurnya terasa menetes hanya dengan melihat makanan-makanan itu. San E tersenyum melihat tingkah manis kekasihnya.
"Acara nanti apa?" Tanya San E setelah ikut bergabung menyantap makan pagi merangkap siang mereka.
"Hanya talk show, tapi aku akan mengisi acara di club sesudahnya."
"Jaga bicaramu selama talk show, jangan menyebabkan masalah. Arra?"
"Hm.." Cjamm dengan khidmat menyantap jjangmyun miliknya, sesekali ia memakan mandu dengan saus teokbokki.
"Aigoo.." San E dengan telaten mengelap ujung bibir Cjamm yang tertinggal saus.
Mereka makan dengan obrolan ringan. Well, walau pembicaraan didominasi dengan petuah-petuah dari San E, sedangkan Cjamm tetap khusuk dengan makannya. Ia lapar dan ia baru sadari itu. Energinya banyak terbuang dan ia tidak sempat makan apapun semalam. Ia langsung pulang bersama San E selepas Happy Together. Sesekali terdengar Cjamm menjawab dan berujung perdebatan kecil yang biasanya diakhiri helaan nafas San E. Karna tidak mau membuang waktu, Cjamm pun sekaligus membaca skrip acara nanti.
Ting Tong..
Cjamm melihat jam, ah manager-nim. Ia bergegas membuka pintu.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya sang manajer.
"Makan. Ayo masuk dulu."
"Oh. Annyeong Mr. San-ssi. Kau berkunjung?"
"Nde. Aku menginap karna tempat ini terdekat dari KBS.Haha"
San E dan manajer mengobrol menjelang Cjamm menyelesaikan makan dan mengambil barang-barangnya.
"Ayo hyung. Aku sudah siap." Cjamm keluar kamar dengan tas besar disampingnya.
"Ayo. Kami pamit dulu Mr.San-ssi" manajer pun membantu Cjamm membawa tasnya.
"Jangan lupa kunci pintu kalau kau keluar hyung." Pesan Cjamm yang hanya dibalas anggukan San E.@in front of lift
"Hyung. Aku lupa membawa handphone, aku kembali dulu sebentar. Tunggu aku di basement oke?" ucapnya lalu berbalik menuju kamarnya.
"Aish anak ini. Jika beristri, istri pun bisa ia lupa." Omel sang manajer lalu masuk ke dalam lift.
Klek. Pintu terbuka, tanpa melepas sepatu Cjamm masuk ke apartemennya, San E yang sedang membereskan meja pastry menatapnya heran.
"Wae?" bukannya menjawab, Cjamm malah berlari ke dalam pelukan San E, melingkarkan tangannya ke leher namja tinggi itu. San E membalas pelukan itu dengan melingkarkan tangannya ke pinggang Cjamm. Cjamm mengecup bibir San E lembut,
"Aku pergi dulu." ucap Cjamm pelan.
"Ah..ciuman sampai jumpa." Pikir San E. Ia mencium kening Cjamm.
"Kenapa kau begitu manis hari ini? Aku ingin menidurimu sekali lagi." Ucap San E mengecup bibir Cjamm yang dibalas dengan tatapan mematikan. San E menahan tawa.
"Hanya bercanda. Ingat perkataanku, oke? Kita bertemu di club nanti malam." Sekali lagi, ia mengecup bibir Cjamm.
"Nde. Bye bye."ucap Cjamm melepaskan pelukannya dan berlari keluar apartemen yang menyisakan San E dalam kesendirian namun penuh kebahagiaan dan rasa cinta.
-End-
YOU ARE READING
The Stories
Fanfiction-Because there's always a story in every step of love- . Isinya short stories (one shoot). Bisa FF atau pun OC (Original Character). Bisa Romance homo ataupun cuma Bromance. Cerita nggak bakal berkesinambungan. Xiexie.