Maaf, aku terlambat.. Maaf, aku terlambat mengucapkan ‘kata-kata indah’ itu.. Maaf, aku baru menyadari perasaan ‘aneh’ yang mengganjal selama ini.. Maaf..
Pagi yang cerah. Matahari menampakkan dirinya dilangit biru. Menyinari setiap sudut kota. Cahayanya membawa kehangatan dipagi ini, cahaya itu menyeruak masuk kedalam suatu ruangan yang serba putih. Aroma obat-obatan mendominasi ruangan tersebut.
Ditengah ruangan terdapat seorang namja cantik yang terbaring lemah diranjang, dengan berbagai alat-alat yang sering ditemui di rumah sakit, menempel pada tubuhnya. Alat-alat tersebutlah ‘harta berharga’ bagi namja itu. Jika alat-alat tersebut tidak menempel di tubuhnya, mungkin ia sekarang sudah tidak ada didunia ini lagi.
Dan, disamping ranjang terlihat sesosok namja tampan yang sedang terdidur pulas dengan posisi terduduk. Tangan kiri namja tersebut memegang tangan kanan namja cantik yang terbaring tersebut. Seolah-olah namja itu tidak ingin kehilangan namja cantik yang ada dihadapannya.
CLECK
Kenop pintu berputar, pintu ruangan pun terbuka. Sosok pria paruh baya berkemeja hitam dilapisi jas putih panjang. Orang tersebut melangkah masuk kedalam ruangan. Menepuk pelan bahu namja yang tertidur itu dengan niat membangunkannya.
Namja yang ditepuk bahunya pun menggeliat kecil. Ia mengerjapkan matanya, menyesuaikan pandangannya dengan cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan. Setelah ia sadar, ia menoleh ke samping kanan. Dilihatnya sosok pria paruh baya berjas putih.
“Sebaiknya kau pulang dulu, Taehyung-ah. Kau butuh istirahat sekarang. Nanti aku akan menyuruh suster merawatnya. Kau jangan khawatir.” seru pria paruh baya tersebut kepada laki-laki bernama Taehyung tersebut.
“Tapi, dokter.. Jika nanti ia sadar, bagaimana?” tanya Taehyung khawatir sambil memandangi sosok namja yang terbaring lemah.
“Tenang saja, aku akan langsung memberitahumu." ucap pria paruh baya tersebut yang dipanggil Dokter sambil mengulum senyuman diwajahnya yang sudah menua.
“Haah, baiklah. Kalau begitu aku pulang dulu. Jika terjadi sesuatu terhadap Jungkook, tolong telfon aku. Annyeong.” pamit Taehyung seraya mencium kening namja cantik -yang terbaring lemah- bernama Jungkook tersebut.
Taehyung melangkahkan kakinya keluar ruangan tempat dimana Jungkook dirawat inap. Ya, Jungkook, nama namja cantik itu. Namja yang selama ini menjadi sahabat baik Taehyung. Namja yang selama ini selalu ada untuk Taehyung. Namja yang selama ini selalu perhatian kepada Taehyung. Dan, namja yang selama ini mencintai Taehyung diam-diam.
Tapi, semenjak peristiwa 4 hari lalu yang menimpa Jungkook. Semuanya berubah, Jungkook dirawat dirumah sakit dan sekarang harus terbaring koma, dan Taehyung yang merupakan sahabat Jungkook sangat terpuruk dikala namja yang sangat berarti baginya malah harus mengalami kejadian yang buruk.
Entah sudah berapa kali Taehyung berdoa kepada Tuhan, tetapi tetap saja Jungkook tidak sadar dari komanya yang sudah 3 hari.
Disamping itu, perasaan aneh terus mengganjal di dalam hatinya. Entah kenapa, sebelum kejadian tragis yang menimpa Jungkook, perasaan aneh itu sudah tumbuh didalam hati Taehyung. Rasanya sangat aneh, pikirnya.
Ia kembali teringat kejadian 3 bulan yang lalu, disaat ia sedang bercanda dengan Jungkook ditaman belakang rumahnya. 'Ahh, aku rindu moment itu.' Batinnya berkata.
-Flashback-
Taehyung sedang asik mendengarkan lagu melalui headset-nya sambil duduk di taman belakang rumahnya, tepatnya di bawah pohon besar yang rindang. Cukup sejuk suasananya.
Jungkook berjalan menuju tempat dimana Taehyung duduk. Ditangannya terdapat dua buah kotak jus dengan rasa strawberry dan pisang. Jungkook duduk disebelah Taehyung. Sebelum memberikan kotak jus yang dibawanya, ia memandangi wajah Taehyung dengan teliti. Ditelusuri wajah tampan Taehyung tanpa ada yang terlewati barang kali setitik pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS ONESHOOT [REMAKE]
FanfictionSiap bermain, babyboy? - Kim Taehyung Aku siap, daddyhh - Jeon Jungkook