*****
Terdengar suara-suara gemerisik yang membuatku terbangun. Keadaan kamarku masih gelap gulita, namun dengan jelas kulihat siluet seseorang berdiri di sisi tempat tidurku—yang kukenali sebagai Jungkook. Aku mengulurkan tangan berusaha menggapainya. Sepertinya ia tahu, dengan cepat ia meraih tanganku.
“Noona, aku harus kembali ke kamar. Nanti eomma mencurigai kita.”
Aku mengangguk walau tahu ia tak akan melihat anggukanku. Jungkook melepaskan tanganku dan perlahan-lahan mengendap keluar dari kamar. Aku kembali membaringkan diri di atas tempat tidur, masih dalam keadaan telanjang. Membayangkan apa yang baru saja kulakukan dengan namja dongsaeng-ku. Aku memang benar-benar noona yang gila, mengajarkan sesuatu yang tidak benar pada dongsaeng-ku sendiri.
*****
Jam di dinding menunjukkan pukul 7 pagi. Aku terbangun dan duduk di pinggiran tempat tidur, dengan malas meraih pakaianku yang berserakan di bawah tempat tidur. Aku mengenakan celana dalamku dan kembali memakai kemeja milik Jungkook—tanpa bra—lalu turun ke lantai bawah untuk sarapan.
Eomma memutar kedua bola matanya ketika melihat penampilanku. Aku hanya terkekeh. Kami—aku dan eomma—memang terbiasa berpakaian seperti itu di rumah, karena tidak ada lelaki selain Jungkook. Yah, kami berdua memang masih menganggap Jungkook sebagai anak kecil… dan Jungkook sudah terbiasa melihat kami berdua seperti itu.
“Mana Jungkook?” tanyaku sambil menghempaskan pantatku di tempat duduk, meraih roti panggang dari meja makan dan menggigiti pinggiran roti itu perlahan.
“Dia sudah berangkat sekolah. Tadi salah satu temannya menjemput,” jawab eomma, lalu duduk di hadapanku.
“Wah…”
Biasanya setelah sarapan, eomma akan berangkat ke kantor sementara aku diam di rumah. Kebetulan hari ini aku tidak ada jadwal kuliah, lagi-lagi tidak ada kerjaan. Jika Jungkook pulang lebih awal, aku akan mengerjainya lagi. Pfft.
“Kenapa kau tersenyum sendiri, eoh?” tanya eomma sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajahku.
“Aniya, aniya!” kataku sambil menggelengkan kepalaku cepat.
Tak berapa lama, suara klakson mobil terdengar nyaring dari luar rumah. Tanda teman-teman eomma sudah menjemputnya. Dengan cepat eomma meraih tasnya dan mengecup puncak kepalaku, lalu berkata, “eomma pergi dulu sayang, kau hati-hati di rumah, ok?”
“Tenang saja, eomma.” Kemudian aku mengacungkan kedua ibu jariku.
Entah kenapa aku merasa lebih bahagia setelah apa yang kulakukan dengan Jungkook. Bodohnya, aku tidak mungkin suka pada bocah SMA ‘kan? Apalagi ia adalah dongsaeng-ku. Jika kuceritakan pada teman-temanku mereka pasti akan iri. Tentu saja, ada banyak temanku yang menyukai Jungkook. Siapa yang tidak menyukai bocah tampan multitalent sepertinya? Aku menggelengkan kepala, geli dengan pikiranku sendiri.
Suara nyaring nada dering iPhone milikku memecah keheningan pagi hari itu. Kuraih ponselku dengan malas. Tertera nama sahabatku disana, Dain calling…
“Wae?” tanyaku begitu mengangkat teleponnya.
“Kim sonsaeng-nim akan mengisi kuliah statistika hari ini, jam 9. Kau harus datang, ia mengincarmu karena tidak pernah masuk kelasnya!”
“Kenapa mendadak sekali?! Ahhh aku masih lelah,” gerutuku.
“Kau habis ngapain!? Apa kau sudah melaksanakan rencanamu itu?”
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS ONESHOOT [REMAKE]
FanfictionSiap bermain, babyboy? - Kim Taehyung Aku siap, daddyhh - Jeon Jungkook