🔹Menyerah🔹
Sudahlah... Aku menyerah.
Menyerah bukan karena Aku sudah tidak menyukaimu. Tapi, Aku lelah. Lelah menunggu tanpa kepastian.
Apakah Kamu sama sekali tak memikirkan Aku barang sekali? Yah... misalkan, apa Aku baik-baik saja jika Aku mencintai Kamu?
Misalkan.
Aku ingin berlabuh ke lain hati, ingin sekali. Tapi, itu tidaklah mudah bodoh.
Sayang, Aku terlalu menyedihkan. Aku tidak bisa memaafkan diri sendiri karena Aku telah salah menjatuhkan hati, membuat hati itu retak.
Oh... Apakah Aku harus menyalahkan dirimu? Karena Kamu mempunyai daya pikat yang berbeda? Heh bodoh, Aku tidak kejam. Aku tidak akan menyalahkan orang lain tanpa sebab. Apalagi alasan semacam ini, huh.
Sepertinya, tulisan ini adalah ungkapan amarahku secara halus ya?
Walau Aku mencintaimu, Aku masih sadar, Aku juga masih punya malu dan emosi.
Walaupun terkadang... Cinta membuat kita tuli, buta dan bodoh. Cih! Hanya manusia yang tidak punya otak, karena cinta telah menaklukan logika agar otak mereka bodoh.
Oke, sebaiknya Aku mengakui, kali ini Aku marah.
Kalimat-kalimat ini akan Aku susun dengan rapi agar tidak terlalu frontal agar Kamu tau, seseorang yang mencintaimu bukanlah seorang yang tidak bisa mengontrol emosi.
Ah... Tentu saja Kamu tak peduli.
Cukup.
Aku menyerah.
Dan, selamat tinggal.
🔹🔹🔹
KAMU SEDANG MEMBACA
Himpunan Sajak
Puisi[#160 in Poetry 24/05/2017] [#354 in Poetry 05/05/2017] [#376 in Poetry 06/05/2017] [#676 in Poetry 07/05/2017] [#349 in Poetry 08/05/2017] [#574 in Poetry 09/05/2017] ••• Semuanya aku tuangkan disini. Mulai dari perjalanan hidup, pengalaman raga, d...