Sungjae berjalan beriringan dengan Hyunsik setelah menghadiri acara penghukuman pada keluarga Junna.
Mereka berjalan menuju ruang Raja untuk membahas suatu hal.Tanpa diduga, bocah berumur 5 tahun bersimpuh dihadapan Hyunsik yang segera menghentikkan langkahnya.
Dia adik dari Chun.
Hyunsik tau itu."Yang mulia.....Anda salah sangka terhadap keluarga Yang mulia Junna.Keluarga Yang mulia Junna tidak bersalah" ucap Yan-an membuat Chun segera berlutut dihadapan Hyunsik.
"Maafkan adik hamba,Yang mulia...." ucap Chun penuh penyesalan.
"Minta ampun pada Yang mulia!" perintah Chun pada adiknya."Ampun Yang mulia.... Tapi yang hamba katakan benar" ucap Yan-an tetap ingin mengatakan hal yang dia tau.
Bagaimanapun keluarga Junna harus dihormati,bukan malah dicap sebagai pihak penghianat kerajaan.
"Ikut denganku, bocah!" tegas Hyunsik melangkah meninggalkan iring-iringan Raja.
Yan-an melangkah mengikuti Hyunsik dengan menunduk.
Dia takut sekarang kalau sampai Hyunsik marah dan menghukum keluarganya.
Yan-an tak seberani niatnya."Apa maksudmu?" tanya Hyunsik tegas dan menatap Yan-an didepannya yang menunduk dalam.
"Yan-an takut...." Hyunsik mengernyit mendengar suara lemah Yan-an yang tak sekuat tadi.
Bocah aneh!
"Katakan apa maksud ucapanmu?!" ucap Hyunsik tak sabaran.
Yan-an berhasil menghancurkan acaranya dengan adiknya.
Dan sekarang?
Yan-an tak menjelaskan apa-apa.
Dia pikir bermain-main dengan Hyunsik tak berdampak apapun?"Yan-an takut,paman...." Hyunsik tersenyum culas saat Yan-an berani memanggilnya 'paman'.
Tapi setelah sadar bahwa Yan-an tengah menangis,Hyunsik mengurunkan niatnya untuk menegur ucapan Yan-an.
"Apa yang kau takutkan?" tanya Hyunsik berjongkok mensejajarkan tingginya dengan Yan-an.
"Pangeran Peniel dan putri Alesia" tutur Yan-an dengan lucunya.
Hyunsik tersenyum tipis mengingatkannya dengan sikap Sungjae.
Sungjae selalu menangis saat ketakutan.
Dan berbicara dengan logat yang cukup menggelitiki perut Hyunsik."Apa yang kau takutkan dari mereka?" tanya Hyunsik membuat Yan-an entah apa sebabnya menangis kian keras.
Hyunsik menarik tangan kecil yang sedari tadi mengucek-kucek matanya.
Menariknya dalam dekapannya.
Lucu juga kalo membayangkan Yan-an adalah Sungjae."Kembalilah kerumahmu" ucap Hyunsik merasa kasihan pada Yan-an.
Bocah ini terdengar sangat tertekan.Yan-an tampak mengangguk patuh dan berjalan pulang kerumahnya.
Lagipula Yan-an terlalu jauh melangkahkan kaki kecilnya.
Kenapa Yan-an bisa sampai dalam Istana?
Padahal kan rumahnya ada diluar Istana.Hyunsik melangkah diikuti para pelayannya menuju kediamannya yang sebenarnya searah dengan rumah Yan-an.
.
Yan-an melangkah dengan menendang apapun yang menghalangi kaki kecilnya melangkah.
Dia berjalan untuk pulang atas perintah Hyunsik.Langkahnya terhenti seketika saat melihat ada pangeran Peniel dan putri Alesia yang masuk kedalam bangunan pembuat garam mandi (sabun).
KAMU SEDANG MEMBACA
(BTOB) Tak lekang oleh Waktu
Historical FictionSebuah kisah tentang persaudaraan. Kisah dimana dalam keadaan apapun kita akan tetap memperjuangkan rasa persaudaraan kita. Tak perduli itu menguras energi diri sendiri,hanya untuk seorang yang dianggap saudara. Keegoisan. Tak akan sanggup mengalahk...