*Didepan pintu gue merapikan pakaian gue dan
Tok tok
"Masuk" suara dari dalam yg nyaris bikin mati berdiri.
"Selamat pagi pak" gue berusaha menghindar dari gugup dan membungkuk.
"Anyeonghaseyo kanaya-sshi." Dia tetap fokus pada berkasnya.
"N-nde anyeonghaseyo sajangnim." Balas gue.
"Kamu kan yg numpahin eskrim ponakan saya." Hah?!
"Maksudnya apa ya pak, justru saya yg liat dia lagi dianuin Ama orang makanya saya tolong pak." Kenapa make bahasa anu lagi.
"Anu?" Dia(pak ceo) nengok kegua.
"Ehm Lagi diomelin pak sama orang makanya saya tolongin pak dan orangnya pergi gtuh ajah." Gue menjelaskan yang sebenarnya.
"Intinya kamu yg bikin keponakan saya kayak kemarin kamu akan terima balasannya, udah sekarang kamu pergi temen saya mau datang." Dia ngusir? Whotttttttttt ga bisa.
"Loh kok gtuh pak, saya kan gak ngerusakin apa-apa kok suruh tanggung jawab pak justru saya malah ngebantu pak bapak nih ga masuk akal." Gue menuntut disini.
"Kamu merusak imej saya di kantor saya sendiri dan saya benci itu." Ucapnya kesal.
"Loh bapak kira saya juga tak dirugikan saya yang tadinya banyak temennya dikira jalang coba pak pikir saya juga dapet imej jelek disini." Belum selesai gue dengan argumentasi gue yang membela hak atas diri gue laki laki datang mungkin teman yg dia bilang tadi.
"Woy wazzup Bray." Dia langsung salaman ala anak trend Ama si pak Arkan ini. Pas tau siapa yg datang.
"Loh elu?! hahhh ini nih pak yg saya bilang dia yang anu maksudnya ngituin ponakan bapak di mall kemarin dia nih pak." Gue narik si Dito kayak anak kucing ketauan nyuri ikan asin.
"Apaan sih nay lepasin kamu nih apa apaan sih." Dia melepaskan tarikan gue. What kamu?
"Aapansih kamu. kamu kenal?" Gue melirik dia sinis.
"Elu bener dit yg ngituin ponakan gue di mall?" Dito hanya menampilkan muka songgeng.
"Maap kalo emang iya, gue gak tau kalo itu ponakan elu." Pengen rasanya gue keluarin kame kameha biar mental ke langit kesepuluh.
"Tuh pak bapak silahkan meminta maaf atas segala ganti ruginya sama dia pak saya permisi." Gue baru aja mau balik.
"Yak ppabo yeoja neo illwa." Panggilnya gue baru ngebukain pintu sedikit menoleh kembali ke arah suara.
Dia mendekat ke gue matek aku Mak matek gue makan micin Ama nasi doang ini mah,
"Apa maksudnya kamu ngatain saya lelaki bodoh heh?! Siapa yg bodoh disini?" Gue yang lagi megang kenop pintu gue lepas karna tangan gue memohon didepan dada dan sedikit terdorong akhirnya terbuka menjadi tontonan para pegawai yang lewat.
"Anu pak maaf saya gak bermaksud gtuh sumpah deh pak maap ya pak saya akui bapak pinter pak pinter banget jadi jangan pecat saya pak." Gue memohon agar gue ga jadi dipecat dari sini dan sekarang gue menjadi tontonan banyak orang lagi.
"Woy Naya kamu kenapa sampe mohon mohon gtuh Sana balik kerja lagi biar aku yang urus." Najis emang aku kamu.
"Berhenti make aku kamu geli tau gak sih dengernya." Gue berdebat sama dhito sekarang yg masih berdiri di meja dan berjalan mendekat.
"Geli? Aku ini orang yang bakal ja-"
"Usttt berhenti ya Anindito Alvaro berhenti ngomong omong kosong." Gue menaruh jari gue dimulutnya si Dito.
"Aku gak bicarakan omong kosong ya Naya sekarang balik kerja dan kerjain tugas kamu." Dia nunjuk gue untuk pergi keluar
"Kamu eh- lu siapa ngatur ngatur hidup gue bapak bukan ibu bukan sodara bukan calon suami gue tuh ada di Korea sana tahu lagi wajib militer paham gak." Gue ngotot sama
"Calon suami kamuh tuh disini." Dia lebih ngotot.
"Mana coba mana coba mana siapa?!." Gue makin ngotot memajukan muka gue.
" Gue! Disini! Didepanlu!." Ah Iyah gue baru sadar dia yg dicalonkan Mak gue dan semua pegawai langsung manequin challenge termasuk pak Arkan.
"Terserah lu." Gue pergi dengan seribu langkah gue.
"Lu punya utang bro." Ucap Arkan
"Gue jelasin." Mereka berdua duduk di ruangan Arkan Dito menjelaskan secara mendetail dari awal gimana dia ketemu sama si Naya sampe bisa begini.
"Wkakakakakakak." Arkan ketawa sangat bebas tahu asal usul perjodohan Dito yg disebabkan oleh gelas limited edition di pelelangan.
"Kampret lu ketawa Mulu." Dito pun hanya membalas lemas.
"Weits jangan gtuh dong bro kan gue cuman ketawa ajah." Ucap Arkan nyantai.
"Udeh gue balik dlu ntar sore mau fitting baju sekalian." Dito beranjak ingin pergi.
"Sip dah gue doain sampe kakek nenek." Arkan melambaikan tangan ke arah Dito.
Dito menghampiri meja sekertaris kelas bertanya letak meja seorang Kanaya Syifa Pratama.
"Mbak eh kak atau miss saya mau tanya meja nya Kanaya Syifa Pratama dimana yak?" Tanya Dito sopan."Eh bapak ngapain nanyain dia sama saya ajah gratis juga boleh." Cewek ini menaikan kemejanya menampilkan buah dadanya dan menjilat bibirnya manja bukannya terlihat seksi dimata Dito malah lebih ke menjijikan.
"Maaf ya mbak saya gak tertarik sama mbak seksian juga calon saya mbak lebih tertutup, itu baru seksi mbak jangan jilat jilat bibir mbak kek gukguk tau terus mbaknya mending hijrah jadi lebih baik tertutup make kerudung kayak calon saya biar lebih ajibbbb?! Mau masuk bulan Ramadhan loh mbak" Dito mengeluarkan ceramahnya membuat mbaknya terkesima akan ceramahin Dito.
"Yaallah lelaki idaman banget ini." Ujar mbaknya
"Mbak saya lagi nanya dimana mejanya." Kesel.
"Di sebelah sana." Mbaknya menunjukan arahnya karna memang selantai dengan ruangan si Arkan.
"Halo sayangggg." Dito menghampiri Naya
"Sayang sayang najis emang." Ucap Naya masih fokus pada komputer.
"Gaboleh gtuh loh yang calon masa depan kamuh inih." Dito memangku wajah tampannya di sekat meja yg menampilkan 120% ketampanan nya tapi terlihat menyebalkan bagi naya.
"Berisik ihh." Ucap Naya kesal.
"Ntar aku bikin kamu lebih berisik lagi diranjang loh say." Rasanya ingin Naya lempar pake gelas mug disebelahnya semua pegawai pun mulai sesekali melihat interaksi dua manusia oh bukan satu manusia dan satu setan dari antah berantah.
"Bikin pusat perhatian aja sih sana pergi gangguin ajah mau apa sih." gue mulai berbicara menatap Dito menghentikan tanganku yg sedari tadi berjoget diatas keyboard.
"Nah gituh kek orang ngomong ditatap bukannya malah ngeliatin komputer padahal aku lebih ganteng dari komputer loh say."
"Ishhh." Gue mulai risih Ama panggilan panggilan menjijikkannya.
"Nanti sore jadikan fitting."
"Iyah ntar gue kesana nyusul abis pulang kantor."
"Gue? Kita dong yang masa gue." Dito meralat kalimat gue.
"Vodoamat pergi sanah." Usir gue.
"Oke syantek Ku tunggu di lobby pulang kerja see you there My everlasting love." Dia memberikan flying kiss sembari jalan yg langsung gue tangkap dan injek injek make sendal wedges gue, jyjyq emang.
Haiiii epribadehh tengs buat yg pernah baca memberikan sedikit semangat pada hayati gaje ini
Big SARANGHIU DARI AKU😘❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Idiot Gurl• [End√]
RomanceDijodohkan adalah hal yang paling gila untuk wanita gila seperti Naya. .. Dan hanya alasan bodoh yang membuat seorang dito menikahi gadis tidak masuk akal di hidupnya. .. Disetiap perbedaan itu, semesta menyatukan mereka dengan alur yang tak terdug...