AUTHOR POV
Beberapa Tahun Kemudian ( + 3,5 tahun )
Hee Young berjalan dengan santai, bibirnya mengembang memperlihatkan senyum manisnya. Ia menatap langit yang cerah lalu menghembuskan nafasnya menghirup udara segar. Hee Young masuk ke sebuah Universitas terkenal di Washington. Ia terus berjalan sambil mencari sosok yang selama ini selalu menemani dan melindunginya.
Hee Young merasa jika keputusannya pergi ke Amerika adalah keputusan yang tepat. Ia benar-benar meninggalkan semua kenangan itu di Korea. Tak ia bawa sedikitpun kenangan itu ke Amerika. Walaupun teringat maka namjachingunya akan selalu menghibur dan menemaninya. Ia pun melakukan hal yang sama pada Changmin jika namja itu teringat masa lalunya di Korea.
Tak mudah memang melupakan kenangan itu begitu saja. Hee Young dan Changmin butuh usaha keras untuk melupakannya, melupakan luka lama dan membuka lembaran baru. Mereka saling mengobati luka pasangan masing-masing. Saling mendukung, saling percaya dan tak lupa berusaha saling mencintai. Itulah yang Hee Young dan Changmin lakukan setibanya di Amerika.
Ji Young yang merupakan dongsaeng Hee Young sangat mendukung hubungan noonanya dengan Changmin. Ia merasa namja itu akan membuat noona-nya bahagia dan tak akan melukainya.
Changmin dan Hee Young sampai saat ini masih merahasiakan keberadaan mereka dari teman-teman di Korea. Mereka meminta bantuan kedua orang tua mereka untuk tetap merahasiakannya jika ada yang bertanya. Changmin pun masih merahasiakan keberadaannya pada Changsoo. Ia enggan untuk menceritakannya.
Satu-satunya yang tahu keberadaan mereka berdua hanyalah Yunho. Hingga kini hanya namja itu yang tahu dan juga ikut merahasiakan keberadaan Hee Young dan Changmin. Yunho tak mau membocorkannya karena ia berpikir itu mungkin akan berakibat buruk nantinya. Yunho selalu memikirkan akibat buruk yang akan terjadi jika ia membocorkannya.
Hee Young berhenti melangkah saat menemukan sosok yang ia cari. Ia tersenyum lalu menghampiri Changmin. Di peluknya namja itu dengan erat dan merasakan detak jantungnya. Hee Young mendongakan kepala dan menatap mata itu. Mata yang selalu menatapnya dengan lembut. Matanya tertutup saat Changmin mencium keningnya. Hal itu yang selalu Changmin lakukan jika mereka bertemu dan berpisah di suatu tempat.
“Ayo makan siang. Aku sudah membuatkan bekal.” Hee Young menarik lengan Changmin dan menyuruh namja itu duduk di kursi taman. Di bukanya bekal makanan yang ia bawa dan Hee Young sajikan di atas meja.
“Nado.” Ucap Changmin. Hee Young mengerutkan keningnya mendengar ucapan itu. Ia menatap Changmin dengan bingung. Namja itu menunjukan bekal makanan yang terdapat tulisan ‘saranghae’. Hee Young pun tersenyum malu.
Kini Hee Young dan Changmin benar-benar saling mencintai. Usaha mereka selama ini berhasil. Yang pertama kali mengungkapkan perasaan adalah Changmin. Namja itu mengungkapkan perasaannya dengan suasana yang sangat romantis. Pada waktu itu ia sebenarnya hanya bermodal nekat dan tak tahu kalau sebenarnya Hee Young pun sudah mencintainya. Saat memutuskan untuk mengungkapkannya Changmin sempat merasa ragu karena jika Hee Young menolak hubungan mereka akan canggung nantinya.
“Kau masih saja malu. Kau harus terbiasa.” Ucap Changmin sambil mulai memakan bekalnya.
“Ayo makan.” Tambah Changmin. Hee Young berdecak.
“Bisakah oppa berbicara dengan nada yang sedikit manis? Selalu seperti ini. Sikap oppa berubah.” Ucap Hee Young.
“Apanya yang berubah? Kapan?” Tanya Changmin tak setuju. Ia merasa tak ada yang berubah dari dirinya. Baik itu sebelum mencintai Hee Young maupun sesudah mencintainya.
“Oppa berubah dingin padaku jika sedang berhadapan dengan makanan.” Ucap Hee Young datar. Ia mulai memakan makanannya sedangkan Changmin memakan makanannya sambil memikirkan cara untuk meluluhkan hati Hee Young.