1 minggu kemudian...
Sejak kejadian hari itu, Izika merasakan sikap Vallen memang benar benar berubah, entah itu hanya perasaannya atau mungkin karna kesedihannya. Tapi Vallen sama sekali tidak banyak bicara, sesekali malah seolah ia menatap Izika tajam. Tidak selalu tersenyum seperti biasanya. Dia terlihat menakutkan
Dan hari itu...
Tepat 7 hari setelahnya, Izika merasa hatinya gelisah, entah kenapa sejak pagi ia mencoba mencari alasan untuk lagi lagi datang kerumah sakit ( Ada Alfa disana ). Alasan terbaik sepertinya memang menjenguk Alice, kemarin dia memilih alasan sakit perut dan sebelumnya beralasan ingin menjenguk ayahnya. Kali ini, ia bahkan menyiapkan sebuah rantang berisi menu yang tadi dia beli di rumah makan. Apa yang terjadi pada dirinya?
Sejak kejadian di kantin itu, rasanya ada perasaan aneh saat ia mengingat wajah suaminya itu.Izika tersenyum senang membayangkan akan seperti apalagi pertengkarannya nanti dengan Alfa di RS. Namun... saat ia baru saja menapaki lantai didepan ruangan Alice dirawat...
Vallen menahan lengannya diambang pintu.
" Aku ingin bicara denganmu, sekarang!" Tekannya dengan sorot menajam. Izika terhenyak menelan ludah.
Entah kenapa, sekarang aku menjadi takut...
Semakin takut saat mr. Vallen menatapku...
Apa yang ingin dia katakan?
Hatiku rasanya berdebar.." Baik mr. . Sa...
Belum selesai Izika menjawab, Vallen mengawali langkahnya tanpa basa basi. Dan Izikapun mengikuti dibelakang dengan perasaan was was.
Sementara itu...
" Terimakasih kalian sudah mau menjengukku." Senyum Evan yang tampak sudah rapi dengan kemeja santainya.
Aby tersenyum memeluk adiknya itu.
" Jangan menghilang lagi, aku akan melakukan segala cara untuk mengeluarkanmu dari penjara. Kau adikku." Ujarnya mengelus bahu Evan tegap.
Evan tersenyum pucat lalu menatap kearah Mira yang mengangguk pelan, ia kemudian menatap kearah Alfa yang tampak bersender didinding dengan ekspresi datar bersama Vannesa yang menempelinya seperti anak koala, lalu Amanda yang sejak tadi mengupaskan buah disisinya.
Rasanya ia sangat bahagia sekarang..
Andai saja Trevian juga ada disana...
" Terimakasih kak, tapi sepertinya memang sudah seharusnya aku menebus kesalahanku dulu, dipenjarapun aku tak apa." Ujarnya teduh. Aby menepuk pundaknya lembut
" Aku sudah memberikan jaminan sementara untukmu, kau bisa...
Belum habis Aby bicara. Tiba tiba..
" Klek" Seseorang membuka pintu disana. Seketika semua mata tertuju kearah sosok yang melangkah masuk dengan mata berkaca kaca.
Mira menahan hatinya, sudah hampir 2 pekan ia tidak berjumpa dengannya, seandainya bisa, Mira ingin sekali berlari kepelukannya.
" Dad." Senyum Evan pucat. Erick melangkah cepat kearahnya dan seketika berhambur memeluknya. Mencium keningnya dan mengusap rambut pirang putranya lembut.
" Ini benar benar dirimu nak? Ini kau?" Ucapnya memerah mengusap wajah Evan yang memegang tangannya hangat.
" Aku merindukanmu daddy." Ucapnya dan Erick kembali memeluknya erat.
" Jangan pergi lagi, daddy akan melindungimu. Jangan pernah pergi lagi." Ujarnya mencium pundak Evan pelan
" Rasanya seperti mimpi saat aku mendengar kau kembali Evan, kau putra pertamaku, jangan pernah pergi lagi nak, Oh God, syukurlah kau tumbuh dengan baik." Erick berkaca kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath and Heart ( Mr. Elegant )
Roman d'amourKarna 1000 halamanpun tidak cukup untuk menggambarkan betapa aku mencintaimu Normalnya, didalam sebuah cinta, pasti ada hati dan napas yang menjadi satu. Tapi dalam Breath and Heart ada 4 kisah yang menyatu jadi satu. Merekalah napas dan hati seluru...