Anggap aja ini visualnya Aric ya wkwk, ganteng nggak? Ganteng lah ya hahahaha.
***
Chapter 18
"Setelah semua yang lo lakuin lo cuma bilang apa? Dengan lo main sama cewe lain dan ngebiarin cewe lo khawatirin lo, lo cuma bereaksi kayak gini? Bahkan gue nggak nangkep rawut bersalah sama sekali di wajah lo, Ric. Lo punya hati nggak sih?" Zelvin menatap Aric tajam. Sungguh, Zelvin merasa bahwa Aric merasa fine-fine saja saat ini. Berbeda dengan Luna yang tadi menghubungi ponsel Aric. Zelvin tau, Luna sangat mengkhawatirkan Aric. Zelvin bisa mendengar dari getaran suara Luna yang terdengar cemas dan Zelvin juga tau nada suara lega dari Luna saat Zelvin mengatakan bahwa Aric baik-baik saja.
"Vin."
"Dengerin gue dulu! Lo itu harus di kasih pengarahan biar nggak melenceng terus." Ucap Zelvin galak, dan Aric mengangguk mempersilahkan Zelvin untuk kembali berbicara. "Dimana sih otak lo Ric? Apa lo nggak nyadar status lo kalau sekarang ini lo udah punya pacar? Kalo lo emang nggak bisa ngehargain Luna, buat apa lo pacarin dia kalau akhirnya lo cuma bisa nyakitin dia. Lo nggak nyadar apa? Lisan itu nggak pernah nganggap lo lebih dari temen, harusnya lo nyadar itu anjing."
"Berhenti ngarepin Lisan! Apa lo nggak mikirin perasaan Luna yang bener-bener tulus sama lo, hah? Dimana sih hati nurani lo? lo itu ter brengsek Ric, sumpah. Lo tuh harusnya ngaca, cewek sebaik Luna tuh nggak pantes sama lo, karna lo cuma bisa nyakitin Luna tanpa ada niatan buat bahagiain dia." Aric diam, meresapi kata demi kata dari Zelvin.
"Kalo lo masih aja nyakitin Luna. Gue nggak segan-segan ngerebut Luna dari lo Ric. Gue sumpah!"
***
Sepanjang koridor menuju kelas, Aric berjalan dengan gerakan lunglai. Bukan apa-apa, dia masih kepikiran atas ucapan Zelvin yang semalam.
Zelvin benar, ia brengsek sangat brengsek. Saking brengseknya bahkan Zelvin mengatakan jika ia tidak pantas dengan Luna. Ya sepertinya ucapan Zelvin itu memang benar. Aric memang tidak pantas dengan Luna. Aric mengusap wajahnya kasar. Apa salah jika ia mencoba membuka hatinya pada gadis lain selain Lisan? Apa usahanya untuk melupakan Lisan pun salah juga? Semua itu butuh proses, dan Aric butuh waktu untuk itu. Apa teman-temannya itu tidak mengerti dengan perasaan Aric saat ini? Aric masih berusahaan untuk mencintai Luna, Aric tidak pernah ada niatan untuk menyakiti Luna. Demi Tuhan Aric tidak sebrengsek itu membiarkan gadis sebaik Luna tersakiti. Aric berani bersumpah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seeking for Something [Completed]
Teen Fiction*Abah Squad Community Alaric Abian Wijaya, adalah seorang Abang dari tiga bersaudara. Memiliki orangtua protektif, yang melarang semua kegiatan abstrak yang dilakukannya. fyi, Aric itu jahil dan juga menyebalkan. Kalau tidak begitu, bukan Aric nama...