[#4] Awal Pertemuan Dengannya

573 16 6
                                    

Adzan subuh berkumandang mendayu memecah kesunyian, diiringi oleh selang seling sahutan ayam yang berkokok ria, membangunkan seorang gadis remaja yang sedang asik terlelap dari tidurnya.

Dengan keadaan masih setengah sadar ciya melihat kearah jam weaker yang berada diatas lemari kecil miliknya, waktu menunjukkan pukul 05.02 WITA. Ciya mengucek - ucek kedua matanya yang masih agak redup kemudian beranjak meninggalkan kasur empuknya menuju kearah kamar mandi untuk mengambil air wudhu.

2 rakaat sholat subuh telah dituntaskan, tak lupa dibarengi oleh wirid dan juga doa. Disela doanya dimasukkan pengharapan tentang si dia, sosok yang akhir - akhir ini selalu dipikirkan ciya, sosok yang sejak SMA sudah diidam - idamkan olehnya.

Memang sejak dulu Ciya diam - diam menyukai Rayyan, sejak pertama kenal disaat MOS di SMA nya. Pada saat itu Ciya yang masih berstatus murid baru lupa membawa salah satu barang bawaan dan harus menerima hukuman dari salah satu kakak senior.

"Hey kenapa barang bawaanmu ga lengkap?" tanya seorang wanita berambut panjang terurai, memakai seragam putih abu - abu dan berkalung id card bertuliskan panitia dengan nama Dewi Ningsih. Dia mengobrak abrik barang bawaan salah satu peserta MOS.

"maaf ka aku ga bisa memecahkan teka - tekinya makanya ga bawa ka" jawab Ciya sambil tertunduk lemas.

"yaelah teka - teki gitu aja kok ga bisa jawab, kan juga bisa nanya sama temen yang lain" ucap Dewi yang nampak kesal.

"maaf ka temen yang kukenal juga ga tau jawaban teka - tekinya kak"

"ah kamu alasan, bilang aja kalo ga niat ikutan MOS. Mending kamu pulang aja sana kalo kaya gini" ucap Dewi sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dada.

"Yasudahlah dew jangan terlalu galak kaya gitu sama junior, emang apasih masalahnya?" tanya seorang lelaki yang tiba - tiba muncul dari belakang Dewi.

"Ini nih yan barang bawaannya ga lengkap. Kayanya ni anak ga niat ikutan MOS"

"Emang dia lupa bawa apa Dew?" tanya Rayyan sambil memperhatikan barang bawaan yang ada didepan Ciya.

"Air mineral yan" jawab Dewi ketus.

"Oh itu doang, yasudah ambil aja nih punya kaka" Rayyan menyodorkan sebotol air mineral yang sedari tadi digenggamnya kepada Ciya.

"Eh gausah repot - repot kak" Ciya mencoba menolak pemberian Rayyan.

"Sudah ambil aja, tadi kaka baru beli kok diwarung, nih buktinya masih kesegel. Jadi gapapa aman kok"

"emm makasih banyak kak" Ciya mengambil air mineral tersebut dari tangan Rayyan.

"aduh Rayyan kenapa sih jadi ngasih itu sama dia, ntar dia jadi ga disiplin yan, harusnya biarin aja dia kehausan supaya dia jera" ucap Dewi sambil menatap kearah Rayyan.

"Gapapa dew, kan dia juga udah sadar atas kesalahannya. Yasudah aku ada urusan lain, yang disini kuserahkan padamu Dew" Rayyan pun beranjak pergi meninggalkan kedua wanita itu.

"Baik banget sih kaka itu, kayak pahlawan di film india gitu hehe" batin Ciya. Dia terus memandangi Rayyan yang semakin menjauh kemudian menghilang dari pandangannya.

***

Notif line di smartphone Ciya tiba - tiba berbunyi yang membuat lamunan Ciya pun terhenti, dia beranjak untuk mengambil smartphone yang ada disamping bantalnya.

"siapa sih subuh - subuh gini ngechat?" Ciya mulai menyalakan layar smartphonenya kemudian menggeserkan jarinya membentuk pola unik untuk membuka kunci layar. Terlihat notif line dari grup chat.

"Kamu yang Selalu ada Dalam Doaku"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang