Sunrise pagi yang menemaniku berjalan di trotar jalan raya untuk menuju tempat magang. Suara lintasan motor dan mobil yang tidak begitu ramai serta para ibu-ibu yang berjalan dengan membawa tas belanjaan dari pasar. Melewati basemant yang hening ini untuk menuju pintu masuk karyawan. Di depan pintu karyawan seorang laki-laki mengenakan seragam Ballroom dengan rokok di tangan kirinya tepat berdiri di samping pintu masuk. Dia adalah Ali, laki-laki yang pernah singgah di hati saat aku mengikuti kerja part time di White Palace.
Aku berjalan menunduk lalu dia mencegahku. Dia berkata bahwa dia telah menjadi karyawan tetap di sini. Dulu aku selalu salah tingkah jika tidak sengaja bertemu dengannya tapi saat ini rasanya biasa aja. Apakah sudah ada seseorang yang mengisi ruang kosong ini? Tapi siapa yang berhasil mengisi ruang kosong gadis berumur sembilan belas tahun yang hatinya telah hampa dan berkomitmen tidak akan jatuh cinta karena dia ingin bersama seseorang yang dia cinta di masa lalu yaitu Ali.
" Kenapa kamu gak bisa menatap wajahku lagi? " ucap Ali
" Karena sesuatu yang telah pergi mungkin aja bisa kembali tapi dia gak akan pernah sama lagi " ucapku
" Aku ingin memperbaiki segalanya dan aku minta maaf karena saat itu aku mencintai Devy "
" Terlambat Ali! Kamu memohon kepadaku karena kamu tau kalau Devy sudah memiliki Zaki"
Penyesalan memang datang belakangan tapi penyesalan tidak akan berlarut-larut dalam hidupmu jika kamu belum terjatuh terlalu dalam. Aku memang membenci laki-laki perokok tapi Ali type laki-laki ku. Tapi itu hanya masa lalu yang sudah terbuang mungkin sekarang sudah menjadi Limbah.
Hari ini sangat ramai! Banyak sekali tamu yang memesan melalui room service sehingga kami pekerja dapur harus ekstra cepat karena kita juga menghandle makanan untuk breakfast. Manager restaurant menjadi murka karena anak magang dari Blitar tidak bisa menghandle cooking station saat situasi ramai seperti ini. Hari ini aku sebagai runner dapur bertukar posisi dengan anak Blitar tersebut. Di Restaurant benar-benar kacau di tambah lagi tamu Favourite saya, Mr Tyler komplin karena pesanan omelettenya tak kunjung datang.
"Oh god thank you because my darling here right now " ucap Mr Tyler
"Haha don't call me Darling! I have boyfriend! this is ur cheesy omelette Mr" ucapku sambil memberi sepiring Cheesy Omelette dan Bacon yang masih hangat.
"You have boyfriend? Who?" Tanya Kean yang tiba-tiba berada di sampingku
"Lo lagi! Bantuin sini lagi? Gak ada pacar sih cuman buat kedok aja biar tamu-tamu bule gak pada panggil darling lah terus minta username skype lah" ucapku
"Iya seminggu bantuin sini dan lo pd banget! Sebenarnya tamunya gak salah tapi Lonya aja yang ganjen!"
"Gue gak ganjen kok! Lo gatau ya? Ada tamu dari pakistan namanya Sigh dia muda banget tapi wajahnya kategori biasa dan badannya gak roti sobek sih! Dia pernah titipin kalung ke pak Kamto padahal lu tau kan gue masih beberapa hari magang di sini"
"Jangan main mata lagi sama tamu bule-bule kecuali main matanya sama aku!"
Mendengar ucapannya membuatku dag dig dug lagi. Sebenarnya orang ini punya jimat apa sih? Setiap kali aku sama dia selalu aja bawaan salting, jantung mau copot. Kenapa juga aku jadi ingin terus melihatnya? Walaupun kita berada di jarak yang dekat atau pun radius beberapa meter. Bagaimana bisa aku menghitung berapa banyak condimen yang akan ku ambil di store kalau setiap bekerja dengannya yang aku tau hanya panjang jari-jari senyum imutnya.
Sebenarnya selera laki-lakiku bukan seperti dia tapi seperti Ali yaitu typical Arabian tapi kali ini dia berhasil membuatku sedikit gila. Memang terkadang kita gak akan pernah tau gimana cara cinta datang begitu saja dan menempel kepada siapa saja tapi yang aku tau saat ini orang yang mengisi ruang kosong ini adalah dia. Aku menyukaimu Nicholas Keandra.
Meskipun kamu bukan typical lelakiku dan meskipun aku tau kita memiliki dimensi yang berbeda. Aku tidak bicara tentang Rasis tapi aku tidak tau apa jadinya jika memulai suatu hubungan dengan orang yang agamanya berbeda? Meskipun aku tau jika orang tuaku melarangnya. Tapi perasaan ini sudah terlanjur untuknya maka biarlah aku mencintainya.
Saatnya aku mengambil Basil di kebun hotel yang berada di lantai Tujuh dekat lapangan Tenis serta dekat dengan tempat Gym. Aku dan Kean sudah mengambil Box beberapa jenis tumbuhan yang akan kita ambil. Ini masih lantai Tujuh tapi angin di sini sangat sejuk dan aku bisa melihat gedung-gedung pencakar langit yang ada di Surabaya. Kean mengeluarkan Hp lalu ia memintaku untuk mengambil foto bersamanya. Di lantai Tujuh ini serta di antara banyak jenis Tumbuhan di sini, aku dan dia berdiri di bawah langit biru dengan hembusan angin. Ingin rasanya mengatakan bahwa aku ingin lebih lama berdua denganmu di sini.
"Kenapa kau terus melihatku?" Ucap Kean
"Ada sesuatu yang tidak bisa membuat pandangan ini beralih tapi yasudah lah karena ini terlalu susah untuk dimengerti" ucapku
"Jika sesuatu itu sulit untuk dimengerti maka buatlah aku mengerti" ucapnya
"Sudahlah lupakan! Kita harus cepat kembali" ucapku
"Tidak kah kau ingin bersamaku lebih lama di tempat ini? Apa kesanku dari awal tidak menyadarkanmu? Apa hatimu tidak tergoyah untukku? Aku menyukaimu komodo bego!" Ucapnya
Kaki ini yang akan melangkah meninggalkan kebun seketika ingin terus berpijak di tempat dan ingin mendengar ulang apa yang dia ucapkan. Apakah perasaanku terbalaskan? Lalu apa yang harus aku katakan? Aku terlalu malu untuk menunjukkan.
"Apa kau tidak mendengarku? Aku menyukaimu semenjak pertama kali aku melihatmu di depan Clinic! Bisa kah kau membalas perasaanku?" Ucapnya
"Aku sudah membalasnya Kean"
Kean laki-laki China-Kupang yang aku lirik dari awal sekarang mengisi bagian cerita hidupku sebagai peran utama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Kean
Romancehal paling menyakitkan adalah ketika orang yang kita cintai berpindah kelain hati tetapi hati itu bukan milik seorang gadis cantik melainkan lelaki cantik.