Pih !!!
Ingin rasanya ku muntahkan isi perutku, isi kepalaku, bahkan isi dunia. Aku benar-benar tak tahu apakah anugerah atau bencana dengan mengenalnya. Tapi sejak ia muncul, aku jadi lupa. Lupa waktu, lupa hari bahkan lupa diri. Ia membuatku gila. Bertambah gila dengan sikap angkuh dan keras kepalanya. Tapi aku rindu. Aku rindu suaranya, tatapannya, senyumnya, tangisannya, bahkan makiannya.Setiap saat kuhabiskan waktuku hanya untuk bersetubuh dengan bayangannya di benakku. Saat tatap mata kami bertemu, ah... ada sesuatu dalam dirinya yang dapat membuatku tenggelam dan sulit ke permukaan. Untuk sesaat aku hanya bisa terdiam, mencoba mencari atau bahkan meraba sesuatu itu dengan nalar dan pikiranku sendiri. Tiba-tiba ia tersenyum dan aku benar-benar tenggelam.
" Suruh siapa mengikutiku ?!! " umpatmu begitu tahu aku selalu mencari-cari sesuatu atau melakukan sesuatu demi untuk berada di dekatmu.
" Jangan kuntit aku lagi, aku tidak minta dan tidak butuh dikawal, memang kamu kurang kerjaan apa !! Bintitan baru tahu rasa !! " cerocosmu penuh keangkuhan. Tapi makianmu terasa indah ditelingaku, mengalir ke dalam darahku, memeluk jiwaku dengan syahdu.
Ya... ya memang benar kamu tak pernah minta. Tapi kamu tak tahu bagaimana aku bisa gila jika tak bertemu denganmu satu hari saja. Aku bisa gila dan benar-benar jadi gila. Kamu tahu tapi tak mau tahu. Kamu mengerti tapi tak ingin mengerti.
" Aku sedang sedih, bisa ku pinjam bahumu," rengekmu kala itu.
Aku menggangguk. Membiarkan kepalamu bersandar di pundakku. Pikiranku kacau, hatiku porak poranda oleh rengekan manjamu. Tapi setelah itu kau pergi begitu saja tanpa permisi atau ucapkan terima kasih. Tapi aku tetap saja mencari bayanganmu atau aroma tubuhmu yang tertinggal dan bersemayam dalam pikiranku. Dan masih saja digeluti kecemasan dan rindu yang basi.
Amazonkah dirimu...? Atlantikkah dirimu...? Gurun pasirkah dirimu...? Atau kutub es yang sesekali bisa membanjiri separuh dunia ?? Ah... aku masih saja tak mengerti tentang dirimu. Tambah tak mengerti dengan perasaan yang kupunya untukmu. Tapi satu yang pasti aku tenggelam oleh seribu bayangmu, jutaan senyummu, dan milyaran makianmu.
Tak jarang aku gelisah saat kamu terjaga di tengah malam. Tak jarang aku resah menangkap titik air mata yang coba kau sembunyikan. Tapi tetap saja kau diam bahkan sesekali tertawa meski kutahu tawamu hanya sebuah sandiwara. Tetap saja kau membisu bahkan sesekali memakiku. Kadang rentetan kalimatmu terasa merdu di telingaku namun lebih sering meracuni otakku dengan kejengkelanku atas tingkahmu. Dan bodohnya aku hanya bisa menurut, manut, dan selalu ikut apa katamu.
" Emang gue pikirin," ucapmu berulang kali. Dan aku selalu merasa itulah kalimat terindah yang terlontar dari bibir indahmu. Aku tak mengerti dan benar-benar tak mengerti. Kupunguti sisa-sisa makianmu di telingaku. Kumumikan dalam benakku dan kujadikan dopping jika aku merinduimu.
Duniaku berputar 180 derajat. Atas di bawah, bawah di atas, kaki di jidat, dan jidat di kaki. Edan!! Kau makan separuh otakku, seluruh tubuh, dan jiwaku. Kau ambil alih kehidupanku dengan makian-makianmu yang selalu saja kurindu. Tapi seperti hari-hari yang lain kau pergi tanpa permisi atau ucapkan terima kasih. Basi...
Suatu ketika aku ingin melemparmu ke tong sampah. Tapi dengan pongah kau kembali tertawa lalu ribuan kalimat kau jejalkan di telingaku, di benakku dan di otakku. Senyummu memutilasiku, menggilas mimpiku, dan merobek hampir semua malam yang kujumpa. Aku berlutut, beringsut mencoba menggapaimu kembali tapi kau langsung pergi. Lagi-lagi tanpa permisi atau ucapkan terima kasih.
Aku terkapar, aku menangis berharap kau kembali. Tapi dengan angkuh tak kau tolehkan wajahmu padaku. Kau pergi dan tak akan pernah lagi kembali.
09 Mei 2008
Ku dedikasikan untuk sahabat terbaikthanks for your time
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita
Short StoryKumpulan cerpen tentang berbagai sisi wanita, tentang hidup dan problematika yang terkadang luput untuk diperhatikan.