"Kau tau kitsune, kau kalah!" Ucap seorang pria seraya menodongkan pistol di kepala seorang yang dipanggil kitsune.
"....."
"Hm... hahhaahah. Bahkan saat terakhirpun kau tidak takut dengan kematian di depan mu?, jangan memandang ku dengan tatapan seperti itu!" Ucapnya marah, namun sedetik kemudian muncul seringaian."biar ku beritahu tentang mata- mata bodoh mu itu, apa kau tak ingin menyusul nya?" Ucapnya, melangkah mudur "ah, mereka sudah menjemputku" tambahnya melihat keatas.
"baiklah saatnya perpisahan, sayangnya aku belum mengetahui wajah di balik topeng itu, yah tak apa karena kau juga akan mati, bersama hancurnya gedung ini" ucapnya lagi sambil menaiki tangga helikopter.
"Doorr....doorr"
Deg.
Begitu cepat kejadian di depat mata kitsune, namun dimatanya seperti adega slow motion. Bukan dirinya yang tertembak namun patnernya yang tiba- tiba melindungi dari peluru yang membidiknya.
Kitsune tidak sendiri ia bersama patner yang bersembunyi di balik dinding.
"Bertahan lah" kekhawatiran begitu jelas dimata kitsune. "tunggu aku akan mencari sesuatu" tambahnya."Sial tak seharusnya aku membawa mu" gumamnya. Kitsune berlarian mencari cara untuk keluar dari hotel berlantai 8, ia tak mungkin lewat lift karena aliran listrik dipadamkan, memakai tangga pun akan lama sampai patnernya mati.
"Breksek!! Bajingan itu memasang bom disini" teriaknya murka melihat bom yang berada di meja.
"5 menit" gumamnya mencoba menenangkan diri.Entah ide gila apa yang merasuki kitsune, hingga ia mulai menyobek seprai dan tirai untuk disambung- sambungkan.
"Tolong bertahanlah" ucapnya sekali lagi seraya mengikat tubuh patnernya dengan kain tersebut.
"Aku akan menurunkan mu, jadi ku mohon bertahan lah!" Kata kitsune dengan nada lebih tinggi.
Mulailah kitsune menurunkan patnernya dengan berhati-hati, setelah mengikat ujung lainnya dengan tembok yang menyangga atap tersebut.
"Sial 15 detik lagi" Ucap kitsune segera turun setelah patnernya berhasil di turunkan dibawah.Sesampainya dibawah kitsune segera menarik patnernya menjauhi gedung tersebut sebelum terjadi ledakan.
"Duuooorr....."
"Kau tak apa?" Tanya patner kitsune yang berhasil sadar.
"Kenapa kau menolongku Itachi?"tanyanya penasaran.
Itachi patner kitsune tersenyum "karena kau kekasihku" jawabnya.
"Kau bodoh Tachi" ujarnya tak percya.Kitsune pikir ucapan Itachi tentang perasaannya terhadap dirinya hanyalah sebuah candaan tapi apa yang dilihat olehnya sekarang Itachi benar- benar berkata jujur. Namun semua sudah terlambat bukan. Senyumnya getir.
"Sudahlah uhuk... " mulut Itachi mulai mengeluarkan darah kembali.
"Kau tak perlu menyesalinya"Ucapnya"Itachi berhentilah berbicara, kumohon bertahanlah, mereka akan datang" Pinta kitsune seraya meneteskan air matanya.
"Kau tahu aku baru pertama kali melihat kau menangis" ucapnya tersenyum senang.
"Berhenti lah bercanda bodoh!" Ucap kitsune kesal.
"Berjanjilah kau tidak akan mati, ayo menikah setelah ini" tambahnya."Tidak Naruto, waktuku sudah habis, berjanjilah kau akan mengabulkan permintaan terakhirku" Kata Itachi penuh harap menatap Naruto.
"Akan aku lakukan apapun itu" jawab Naruto dengan bersungguh- sungguh seraya menggemgam tangan Itachi.
"Berjanjilah kau akan melindungi dan menjaga adiku, sampaikan maafku padanya... uhuk...agh...berikan kalung ini pa..da..nya, foto...nya ber....ada pada... buku...di..lemariku" Kata Itachi menyabut kalung pada lehernya dan memberikan pada Naruto.
"Selamat ting...gal.. Naruto" Kata terakhir Itachi sebelum menutup mata untuk selamanya.
"Tidak Itachi!!! Aku belum mengizinkan mu untuk mati, bangun bodoh!" Teriak Naruto marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fear Deepest
FanfictionFEM!Naruto Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto "Jadi katakan untuk apa aku bertahan?, dari awal aku tidak memiliki siapapun" "Jadi... selama ini kau menganggap aku apa?" Tanyanya tersirat kesediahan pada setiap kata yang di ucapkan. "...