STORY 1

178 24 0
                                    

Written By : Vanes

⭕⭕⭕

LIA's POV

"Apa kamu bilang? Putus?!" kataku pada lelaki di hadapanku sekarang.

"Iya. Aku rasa kita butuh waktu sendiri dulu,"

"Kenapa? Kamu bosen sama aku?"

Dia meraih tanganku, "Bukan gitu Lia, tapi kita udah bareng-bareng dari SMA. Lagian, akutuh ngerasa kamu seenaknya sama aku,"

"Iya aku paham kamu bosen. 3 tahun itu bukan waktu yang sebentar Ni, kamu mau give up gitu aja? Aku seenaknya gimana coba?"

"Bukan bosen. Kamu tuh kaya sering banget ngatur-ngatur aku, sementara aku ga pernah kan kaya gitu sama kamu,"

Aku menggeleng tak percaya, "Kalau bukan bosen berarti jenuh,"

Niall hanya diam tertunduk.

"Aku ingetin lagi ya Ni barangkali kamu lupa. Siapa yang nemenin kamu pas kamu down? Aku. Siapa yang bantuin kamu pas orangtua kamu sibuk? Aku. Siapa yg bantuin jagain Theo kalau kamu lagi ada jadwal manggung di cafe? Aku. Siapa yang--"

"Cukup Lia!" bentaknya.

Aku terkejut. Selama 3 tahun kami pacaran, ini adalah pertama kalinya Niall membentakku. Tak terasa, air mataku menetes.

"You wanna know the truth?" katanya masih dalam amarah.

Aku tak mau menatap matanya. Aku takut tak bisa menemukan kebohongan di mata indahnya.

"I fell for your best friend," lanjutnya.

Dadaku sesak begitu mendengar kalimat yang ia ucapkan. Otomatis aku langsung menatapnya. Apa yang aku takutkan terjadi, ia tak berbohong.

Air mataku menetes tak beraturan, seolah mereka ingin Niall tau kalau aku sangat sakit.

"You fell for... Vaness?"

"Yeah, I fell for her," akunya.

"No you didn't, she loves Cameron,"

Ia tertawa miris, "I did Lia because Cam just dumped her away,"

Kenapa aku baru tahu? Kenapa Vaness tak cerita apapun padaku? Aku sama dia kan baik-baik saja.

"Dia ga cerita sama kamu karena dia malu Lia. Dia udah ngebangga-banggain Cam tapi ternyata Cam engga seperti yang selama ini dia omongin ke kamu," kata Niall seolah bisa membaca pikiranku.

Aku masih tak percaya.

"Then how did you know? She told you everything didn't she?"

Niall melembut dan mengambil tanganku, "Aku yang minta dia buat cerita. Sebenernya dia juga gamau cerita sama aku, tapi aku maksa dia. Aku ngeliat ada luka lebam di lengannya,"

Niall menghela nafas sesaat.

"Kamu tau sendiri kalau aku gabisa liat perempuan dipukulin, I just want to protect her,"

STORY FROM DIRECTIONERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang