Mataku tidak sanggup berbicara, antara raga dan cinta, kini usai sudah. Perlahan tenggelam dalam asmara yang begitu pedih, angan yang dulu disenandungkan, sekarang menjadi melodi yang pahit.
Liar sudah perasaan ini. Antara meniadakan dan ditiadakan, serasa asmara yang penuh dengan kebodohan.
Manis memang manis jika tidak menorehkan luka pada rembulan yang masih berbaik hati, dan sampai sekarang ini menganggapmu ada.
Apa salahku sebenarnya, hingga akulah yang menjadi korban utama, dan kau sebagai pelaku utamanya. Kau puas?
Aku tidak sedang berpuisi, namun begitulah hati ini. Setiap waktu merasakan tikaman yang semakin mendalam.
Yesi Anggraini Yunengsih
KAMU SEDANG MEMBACA
Rembulan dalam Kenangan [TAMAT]
Lãng mạnANTOLOGI PUISI Hanya sekedar rasa, cinta, dan suka Pun sebilah rindu untuk dijajakan kepada kalian yang sedang menanam luka di ruang yang hampa.