Itachi dan Dapur di Pagi Hari

502 52 32
                                    

Perlahan Itachi membuka matanya, membiasakan berkas cahaya yang masuk. Mengusap wajahnya asal, menoleh ke samping dan tersenyum lembut melihat rupa sang istri yang masih tertidur lelap.

"Pagi, Kyuu-Chan".

Dikecupnya bibir mungil Kyuubi - sang istri tercinta - dengan lembut bagai seringan kapas, khawatir membuatnya terbangun. "Pagi juga, baby-chan". Lanjutnya lagi, dengan elusan sayang dan kecupan pada perut buncit Kyuubi.

Dikecupnya sekali lagi perut Kyuubi sebelum ia beranjak dari kasur. "Jangan bangunkan Kaa-chan ya".

Itachi beralih menuju kamar mandi, memulai aktivitas dengan mencuci muka dan menyikat gigi. Masih dengan wajah basah, pria berambut panjang ini memperhatikan kumpulan kertas yang tergantung di kamar tidurnya dan sang istri.

"Hari ini ya?". Ujar Itachi selagi mengusap wajah. Tersenyum kecil, calon ayah ini segera keluar kamar dengan perlahan.

.
.
.

Terdiam sejenak sambil melihat sekeliling, akhirnya dengan wajah sumringah Itachi bisa menemukannya.

"Akhirnya ketemu". Itachi meraih sebuah apron yang di beli Kyuubi untuknya. Apron putih dengan gambar awan merah dan renda di pinggirnya. Entah apa yang ada di pikiran rubah kesayangannya, katanya apron ini cocok untuknya. Tapi daripada membuat Kyuubi 'ngambek', Itachi rela juga memakainya. Itu bukti cinta ~

"Sekarang kita butuh bahan-bahannya".

Dibukanya lemari es, sambil sesekali bergumam bingung. Matanya sibuk menjelajah mencari bahan masakan yang diketahuinya. Bukan apa-apa, tapi jika itu menyangkut Itachi dan dapur. Maka bisa dipastikan sang sulung Uchiha ini jarang sekali menyentuh dapur.

Kenapa?

Oh, untuk apa jika ia sudah punya istri tersayang yang sangat mahir memasak. Bahkan sangat terlihat manis pula saat memakai apron, hingga membuat Itachi mampu berpikir yang 'iya-iya' saat Kyuubi sedang memasak. Oke, kita lupakan yang ini.

Apa yang ingin dibuat Itachi kalau begitu jika saat ini ia berada di dapur? Jangan bertanya sekarang karena rupanya si sulung ini sudah menemukan apa yang ingin di buatnya.

"Hm, ~".

Itachi menatap semua bahan yang sudah di kumpulkannya. Mengecek apalagi yang kurang. Roti, telur, minyak goreng, bumbu, dan penggorengan semuanya sudah tersedia. "Oke, semua siap".

.
.
.

Dengan perlahan, Itachi menuang minyak goreng ke dalam penggorengan, menyalakan kompor. Ia pun segera beralih menuju mesin pemanggang roti. Memasukan roti dan memutar pengatur waktunya dengan asal.

"Sekarang telurnya".

Itachi dengan tergesa, menuangkan telurnya ke penggorengan yang sudah mengeluarkan uap panas. Meraih bumbu-bumbu dan memasukkannya juga.

Bibir Itachi mengulas senyum bangga melihat telur gorengnya tercetak sempurna. Dengan kepercayaan diri Itachi menyelipkan spatula di antara telur dan penggorengan dan mengangkatnya penuh semangat. "Ehh?!".

Itachi sukses shock di tempat. Melongo dengan tidak elitnya.

Telor dadarnya lengket di penggorengan!

Belum selesai, bunyi nyaring di sebelahnya membuat Itachi menoleh dan menyadari satu hal lainnya. Rotinya sekarang juga sudah gosong!

.
.
.

Setengah frustasi, Itachi nyaris ingin membanting spatula di tangan. Dilihatnya kumpulan piring di atas meja yang penuh dengan hasil karya telur dadar dan roti panggang miliknya. Sebuah fakta lain yang dapat di pastikan saat ini juga, bahwa sebenarnya si sulung Uchiha sama sekali tidak berbakat di dapur. Sekarang jelas sekali kenapa pria berkuncir ini jarang sekali bergelut dengan panci dan kawan-kawannya.

Itachi dan Dapur di Pagi HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang