Junsu menenteng barang belanjaannya ke dalam dapur. Persediaan makanan untuk bulan ini memang sudah semakin menipis. Ia menata semua belanjaan pada tempatnya dan melipat kembali semua plastik ke dalam laci.
"Hoeeek...hooeeek..."
BRAK!
Suara benda berjatuhan terdengar begitu nyaring. Junsu segera lari menuju toilet dan begitu terkejut mendapati kakaknya tergeletak lemah di depan wastafel.
"OMO! HYUNG!!" Junsu menggoyang-goyangkan tubuh Jaejoong yang sudah tidak sadarkan diri. Wajahnya pun sangat pucat.
"Hyuuung...ireona.." airmata tiba-tiba saja lolos dari pelupuk mata namja yang diketahui adik dari Jaejoong.
Tubuh Jaejoong terasa begitu lemah dan rapuh membuat hatinya sungguh tak tega melihatnya. Sedari kecil, ia hanya tinggal berdua dengan Jaejoong. Orang tua mereka sengaja meninggalkan ia yang saat itu masih balita dan juga Jaejoong, di pasar malam.
Awalnya sang ibu menyuruh Jaejoong untuk memeluk adiknya untuk naik dalam bianglala namun saat turun, ia tidak menemukan orang tuanya dimana pun.
Hanya ada seorang janda yang begitu baik membawa Jaejoong dan Junsu pulang dan merawat mereka berdua di rumahnya. Nama wanita itu adalah Kim Heechul. Suaminya meninggal saat bekerja di pertambangan. Saat Jaejoong berusia 18 tahun, Heechul sakit parah dan meninggalkan Jaejoong dan Junsu sendirian. Kini, hanya Jaejoong lah yang Junsu punya.
Hati Junsu semakin mencelos saat melihat goresan tajam di pergelangan tangan kakaknya. Kakaknya melakukan percobaan bunuh diri. Ia tidak tahu selama ini apa yang menjadi beban untuk kakaknya. Disaat itu juga Junsu merasa semakin tidak berguna.
"Hyung...hiks..ireona..kau kenapa.." Junsu segera mengambil telepon genggamnya dan langsung menelepon seseorang.
"Chunie...hiks..."
(Baby, kenapa?)
"Jaejoong hyung...hiks...palli..cepat datang kesini...hiks.."
(Jaejoong kenapa?)
"Jaejoong hyung tadi mencoba bunuh diri..hiks...chunnie..dia tadi muntah-muntah dan sekarang sudah tidak sadar lagi...hiks..palli.."
(Arra.. kau jangan panik, sekarang ganti baju Jaejoong dan bawa dia ke kamar. Aku akan segera ke sana.)
Junsu memutuskan sambungan telepon dan mengangkat tubuh kakaknya yang sudah tidak sadarkan diri. Ia menangis sesegukan, ketakutan akan kehilangan keluarga satu-satunya yang ia miliki.
.
.
"Hyung..apa yang terjadi eoh? Kenapa kau berniat seperti itu?"
Jaejoong sudah sadar. Kini ia, Junsu bersama Yoochun berada di dalam kamar miliknya. Namun sedari tadi ia hanya diam tak mengeluarkan sepatah kata pun.
"Apa ada yang menyakitimu sampai kau sakit hati? Hyung.. bicaralah, kau membuatku takut.."
Masih sama. Jaejoong tak mau berkutik dan hanya menatap dinding dengan tatapan kosong.
"Hyung.. tatap aku. Aku sedang bicara padamu!"
Tidak ada jawaban.
"Hyung.. wae?! Jawab!" Junsu mulai habis kesabaran. Matanya memerah karena sedari tadi menahan airmatanya agar tidak tumpah.
"Wae? Kau tak mau bercerita denganku?! Arra, mungkin aku masalahnya kan?! Sampai kau mencoba bunuh diri! Aku tahu kau muak mempunyai adik sepertiku-aku hanya bisa merepotkanmu, aku-hiks.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Snowy Summer
Fiksi PenggemarJaejoong sangat membenci Yunho. Bosnya yang begitu gagah dan tampan. Yang telah menghamilinya dan tidak mau bertanggung jawab. YAOI/MPREG/YUNJAE