SEBUAH teriakan memanggil namanya, ia menjatuhkan bola basketnya dan membalikkan badannya
"Selly, minum dulu," panggil pria tersebut ke arahnya.
Ia mengganguk dan berjalan pelan ke arah sang pria tersebut dan tersenyum ke arah sang pria.
"Kamu ngapai sih ke sini? Nggak pulang?" tanya Selly
"Nggak, nungguin pacarnya dulu baru nanti antar pacarnya pulang," ujar Julian sambil tersenyum
"Kamu tuh, kan aku bisa aja pulang sama Putri. Kamu tuh," ujar Selly sambil mencubit hidung Julian
"Memangnya kenapa sih? Kan nggak-papa, pacar sendiri," ujar Julian sambil mengacak-acak rambut Selly
"Hm, makasih ya minumannya," ujar Selly sambil memegang minuman yang diberikan Julian
"Anything for you," balas Julian sambil tersenyum kepadanya
"Selly, sini," panggil Michelle, kaptennya
"Sayang, aku dipanggil tuh. Aku tinggal dulu ya," ujar Selly sambil berjalan pergi ke arah Michelle
"Jangan dekat-dekat sama cowok ya," ujar Julian sambil memegang tangannya
"Iya, janji," balas Selly dan berlari ke arah Michelle
**
Setelah berada di rumahnya, ia masuk ke dalam rumahnya ketika melihat motor Julian melesat meninggalkan perkarangan rumahnya.
Sepi.
Beberapa hari ini rumahnya sangat sepi, asisten rumah tangganya pulang ke kampung. Ia sekarang benar-benar sendirian.
Ia mengganti bajunya dengan pakaian santai dan ia memutuskan untuk berdiri di balkon.
Ia memandangi sekelilingnya yang sangat sepi, pasti tetangganya sedang bekerja dan belum pulang.
Ia pergi ke area dapur dan mengambil beberapa makanan ringan di sana dan tak lupa ia mengambil minuman bersoda untuk ia nikmati.
Ia memasuki suatu ruangan, ia masuk dan duduk di salah satu sofa multi-fungsi, ia memencet remote dan lampu tiba-tiba mati.
Dan pandangannya mengarah ke arah depan, sebuah film tengah dimainkan. Ini merupakan studio mini di rumahnya.
Ia menonton film dengan serius, sambil menikmati pijatan hangat dari sofa tersebut. Ia juga tak lupa menikmati makanan ringan dan minuman bersoda.
Sejam berlalu dan film tersebut telah selesai, setelah selesai ia pergi ke arah kamarnya yang berada di lantai 2.
Tak lupa ia masuk ke dalam lift milik rumahnya, ia memencet tombol 2.
Lift berjalan ke arah atas dan berhenti di lantai 2, ia berjalan keluar ketika lift terbuka dan menelesuri beberapa ruangan.
Kamar Selly
Itu adalah kamarnya, ia berhenti dan masuk ke dalam kamarnya. Sebelum masuk ia harus menempelkan jarinya di salah satu cermin.
Pintu terbuka otomatis dan ia masuk ke dalama kamarnya.
Kamarnya yang dihiasi dengan televisi yang menempel di dinding, kamar yang mendominasi berwarna ungu.
Ia duduk di salah satu sofa di kamarnya dan memencet remote otomatis.
Lagi-lagi ia menerima pijatan hangat dari sofanya, ia menaikkan tangannya dan otomatis televisi ternyala sendiri.
Ia menonton beberapa tayangan yang disajikan di televisi, ia bangkit dan berdiri dan berjalan ke arah balkon kamarnya.
Ia menikmati udara sore yang sejuk, ia melihat kolam renang di bawah sana. Ingin sekali ia pergi tetapi sangat malas ia menggerakan kakinya.
Ia masuk kembali dan duduk di ujung ranjangnya yang terlihat seperti ranjang ratu.
Ia merasa sangat kesepian dengan kemewahan ini, ia merasa ada yang kurang dengan hidupnya.
Padahal semua keinginannya sudah dituruti, memiliki kekasih, dan memiliki sahabat, segalanya ia punya.
Ia hanya ingin sekarang kedua orang tuanya berada di sebelahnya dan memeluknya dengan erat.
**
A/n : VOTE!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cool Boy【✓】
Teen FictionBuku Kedua dari series 𝑴𝒆𝒔𝒓𝒂 𝑯𝒊𝒈𝒉 𝑺𝒄𝒉𝒐𝒐𝒍✔ (2018/09/30) Dingin, itulah sifatnya kepada semua orang terkecuali orang yang benar-benar dekat dengannya. Randy Pangestu yang memiliki tampang seperti seorang pangeran yang menjadikannya seba...