Danzel sekarang sedang menggenggam jari Daddynya dengan erat. Sorotan mata yang sekarang ia pancarkan seperti menyiratkan: "Mommy, apakah benar dia ayahku?" Lox jadi terkekeh karenanya. Oleh sebab itu dia membiarkan Aaron yang sedang bermain bersama anaknya yang berada di dalam baby carrier.
Meninggalkan mereka berdua hanya untuk sementara. Lox pun mulai menghampiri salah satu Event Organizer khusus wedding. Hari ini rencananya mereka hanya mencicipi makanan serta me-review ulang undangan pernikahan.
Untuk tempat, foto prewed, gaun/tuxedo, serta serba-serbi lainnya sudah di siapkan dari jauh-jauh hari sebelumnya. Oleh sebab itu hari ini adalah hari terakhir dimana segalanya harus di persiapkan.
"Zara," panggil Lox pada sang E.O yang sedang sibuk dengan layar laptopnya. Kemudian yang di panggil menoleh dan memberikan senyuman yang lebar.
"Kau sudah datang?" Lox mengangguk dan memberikan kode pada wanita itu agar mengikuti Lox menuju meja dimana Aaron dan Danzel berada.
Sambil berjalan Zara memberikan info sedikit pada Lox mengenai konsep pernikahannya. Karena memang acara yang di gelarkan secara sederhana, Zara langsung menawarkan Garden Party sebagai ide yang di usungnya.
Kemudian setelah sampai di meja kliennya. Zara pun duduk lalu membuka laptopnya dan memperlihatkan contoh undangan yang ia buat.
"Bagaimana menurut kalian? Apakah ini sudah bagus daripada yang kemarin?" Zara bertanya sambil mengarahkan pandangan pada Lox dan juga Aaron.
"Kurasa ini lebih baik, iya kan, sayang?" tanya Lox pada calon suaminya itu. Namun karena tidak ada jawaban, Lox akhirnya mencoba untuk menoleh kesamping. Kini dia mendapati Aaron yang sudah mengeluarkan Danzel dari dalam keranjang bayi.
Sekarang laki-laki itu sedang menggendong Danzel yang entah mengapa terlihat seperti kebingungan melihat sosok Ayahnya yang sedang menatapnya.
251
Dengan menggelengkan kepala, Lox beralih pada Zara kembali. "Semenjak ada Danzel dia selalu mengacuhkan diriku," ucap Lox sebal membuat Zara terkekeh kecil. "Oh, ya. Untuk undangannya yang ini saja. Karena sudah cocok menurutku. Paling, font tulisan nama agak di perbesar dikit. Bisa, kan?"
Zara mengangguk, "Bisa kok. Dan karena undangan sudah selesai, mari kita pindah ke hal yang lain untuk mencicipi makanan. Kebetulan katering kami sudah datang."
"Aku ikut Zara dulu, ya. Kamu tunggu disini sama Danzel."
"Tunggu dulu, Babe." kata Aaron menahan Lox.
"Apa? Kenapa?"
"Kamu bawa baju ganti aku dan Danzel? Karena bajuku dan dia basah karena gumohannya barusan." Lox kemudian meraih tas perlengkapan bayi. Kemudian ia merogoh sesuatu di dalam sana.
Setelah ketemu. Lox menyerahkan kaus putih pada Aaron dan juga baju belang-belang milik Danzel. Kemudian baru setelahnya Lox kembali menghampiri Zara di ruang belakang. Sementara kini ayah dan anak sedang berjalan menuju kamar mandi. Dengan kesusahan Aaron menggendong Danzel dan membawa beberapa tas kecil yang isinya perlengkapan mandi anak.
Pertama-tama yang dilakukan Aaron saat ini adalah menggantikan baju Danzel lebih dulu. Oleh sebab itu pelan-pelan dia menaruh Danzel ke atas sofa yang di sediakan di kamar mandi.
Kemudian Aaron mulai membuka baju puteranya dan segera menggantikan pakaian yang baru. "Astaga!" dia menepuk jidatnya karena lupa memberikan bedak lebih dulu pada Danzel. Lagi, dia membuka baju Danzel, memberikan bedak untuknya, lalu setelah itu kembali memasangkan pakaian putranya.
Membuang napas dengan lega. Aaron sekarang mulai berganti baju juga.
Setelah lima belas menit berlalu, Aaron akhirnya selesai membereskan Danzel dan sekarang ia sudah keluar dari kamar mandi menuju meja makan yang semula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Work Good Love
FanfictionKalian bs follow aku lebih dulu agar bisa membacanya. Rated: (17+) ******* [Fanfict about Magcon] "Anybody can do bad work, but not everybody does good work." -Paul Simo...