Eligor membangunkan amelia setelah mendengar suara ibu amelia yang menyuruhnya untuk segera turun karena makan malam sudah siap, sudah berkali-kali eligor berusaha membangunkan amelia namun amelia tetap tidak bangun juga.
"Sayang, ayo bangun ibu sudah memanggil kita dari tadi tidak baik kalau kita membiarkan mereka menunggu lama." Kata eligor berbisik di telinga amelia sedangkan tangannya mengelus pipi amelia dengan lembut.
"10 menit lagi honey." Jawab amelia dengan nada serak.
"Itu yang kamu katakan dari 1 jam yang lalu." Kata eligor lalu terkekeh.
Tidak ada jawaban apa-apa lagi dari amelia dan eligor mulai bingung karena dia tidak tahu lagi harus membangunkan amelia dengan cara apa lagi.
Saat ini amelia sedang hamil jadi dia tidak bisa membangunkan amelia seperti dahulu, dulu dia menggelitik amelia atau menyentuh setiap bagian tubuhnya sehingga membuat amelia terbangun untuk membalas perbuatannya.
Dokter bilang kehamilan pertama sangat berbahaya jadi amelia tidak boleh merasa lelah sedikit pun karena itu eligor harus sangat berhati-hati.
Eligor tidak ingin bercanda sehingga membuat mereka melupakan kehamilan amelia, mungkin selama amelia hamil dia akan menjadi suami yang menyebalkan dan semakin tidak romantis karena dia tentunya harus menjaga sikapnya demi kebaikan istri dan calon anaknya.
"Eligor. Amelia? Apa kalian sudah bangun?" Teriak ibu amelia dari balik pintu.
"Kami akan segera turun ibu." Jawab eligor dengan nada keras dia sengaja menjawab panggilan ibu mertuanya di dekat telinga amelia agar amelia bangun dari tidur nyenyaknya.
"Baiklah, ibu beri kalian waktu 10 menit setelah itu jika kalian masih belum muncul ibu akan menyuruh penjaga untuk mendobrak pintu kamar kalian." Kata ibu amelia mengancam lalu pergi untuk kembali ke meja makan dan menunggu putri dan menantunya bergabung.
"Baik ibu." Jawab eligor walaupun dia sudah tahu kalau ibu amelia telah meninggalkan pintu kamarnya tetapi dia tetap menjawabnya.
"Ibu tidak masuk akal, bagaimana pintu sekuat dan sekokoh itu bisa di hancurkan manusia biasa." Kata amelia yang pada akhirnya terbangun karena mendengar suara eligor yang menyakitkan telinga di tambah lagi dengan ancaman ibunya membuatnya menggerutu.
"Akhirnya kamu bangun juga sayang." Kata eligor lalu mencium kening amelia dan tersenyum lembut kepada amelia sedangkan amelia hanya melirik suaminya dengan tajam kemudian dia turun dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi.
Eligor bertanya-tanya, apakah istrinya marah karena perbuatannya tadi? Jika amelia marah karena dia berteriak di dekat telinganya maka eligor harus cepat-cepat meminta maaf sebelum kemarahan amelia tak terkendali, eligor baru menyadari ternyata menghadapi seorang wanita hamil tidaklah mudah apa lagi disaat suasana hatinya dalam keadaan buruk.
Setelah beberapa menit amelia keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju pintu keluar, eligor berlari cepat untuk mencegah amelia yang akan membuka pintu kamar.
"Maafkan aku sayang." Kata eligor sambil memegang tangan amelia lalu berlutut di hadapan amelia yang membuat amelia terkejut dan merasa tidak nyaman dengan perbuatan eligor.
"Hey. Apa yang kamu lakukan ayo berdiri." Kata amelia sambil menarik tangan eligor agar pria itu berdiri.
"Aku tidak akan berdiri sampai kamu memaafkan aku." Jawab eligor tetap dengan posisi berlututnya.
Amelia menarik napas dan membuangnya dia melihat eligor yang terlihat tampan. Ah. Pria itu memang selalu terlihat tampan di matanya jika saja kehamilannya sudah cukup kuat untuk bercinta dia ingin sekali melakukannya setiap hari karena bersama eligor dia tidak akan pernah puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LADY AMELIA (SERIES 2)
VampirgeschichtenKetika cinta terus di uji apakah dua insan itu mampu bertahan? Atau lebih memilih untuk pergi dan mencari cinta lain, cinta yang tak mungkin sama.... Salah paham membuat eligor menjauhi amelia sejak hari itu dia tidak pernah melihat dan menemui amel...