Jena seperti biasa sedang membantu ibunya memasak, saat tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Iapun menyuruh adiknya, Juna, untuk segera membuka pintu.
"Junaaaa, itu ada orang gedor2 kuping lo kemana sih", teriak Jena dengan pisau yang masih ia pegang. Ia sedang mengiris bawang
"Siapa you merintah-merintah I?" jawab Juna sambil melepas headset yang ia kenakan.
"Heh kutu, gue kakak lo. Lagian ga usah sok inggris, nilai bahasa inggris 3/100 aja belagu", sahut Jena menghentikan gerakan tangannya.
"Jahat banget sih mbak pake bawa-bawa nilai bahasa inggris. Iya nih kubukain". Juna berjalan kearah pintu dan membukanya.
tok tok tok....
"Iya iya sebentar", ucap Juna sembari membuka kenop pintu.
"Siapa ya? Cari siapa?", Juna melihat sesosok pria didepannya, tampak asing namun familiar disaat yang bersamaan."Sebentar....loh?!.....
MAAAAAA, MBAAAKKK", Juna berlari menghampiri kedua wanita yang sedang ada di dapur. Raut wajahnya tidak bisa dijelaskan—pikir Jena.
Keduanya menatap Juna dengan tampang kebingungan. "Ngapain teriak2 dah? Siapa yang dateng? Presiden?"
Jena membersihkan tangannya dan berjalan menuju pintu depan. Adiknya Juna mengikuti di belakangnya.
"Mbak, ini aku ga lagi mimpi kan?"
"Lebay banget sih, siapa coba yang dateng sampe kamu kayak gi...." belum sempat Jena menyelesaikan kalimatnya, ia terdiam mendapati pria yang berdiri didepannya sekarang.
"Anjr...." Jena segera menutup mulutnya.
"Halo, Jena, Juna" ucap pria itu membuat keduanya semakin percaya, bahwa itu bukan mimpi.
"Maaaaaaaaaa buruan kesini maaaaa" Juna berteriak memanggil mamanya, menyadari kakaknya sudah mematung tak percaya.
Jena celingak celinguk didepan pintu mencari cari sesuatu.
"Ngapain kak? nyari apa? Oh iya...duduk dulu mas, eh abang, eh hyung?" Juna mempersilakan pria itu duduk.
"Ini acara reality show korea apa gimana ya? Kamu ada menang sesuatu gitu ga?" ucap Jena berbisik pada adiknya.
Pria itu tersenyum melihat tingkah keduanya. Senyum yang ternyata memang dikenal oleh Juna, apalagi Jena.
"Aku harap sih gitu mbak, tapi suer deh aku ngga ikut apa2." jawab Juna.
Keduanya menatap kearah laki-laki itu dan mencoba bertanya akan maksud kedatangannya yang sangat tidak terduga. Karena benar saja, tiba2 ada seorang idol Kpop yang datang kerumah mereka. Ngapain coba?!
"Ehm...anu... Annyeong haseyo." Juna memulai salam pada pria itu.
Pria itu semakin melebarkan senyumnya hendak tertawa, namun ia tahan."Ngga usah pake bahasa Korea, saya bisa bahasa Indonesia. Apalagi jawa" jawaban pria itu makin membuat kedua saudara kandung yang kebingungan itu makin takjub dan tak percaya.
"Dek, ini beneran kyungsoo apa emas2 sekoteng yang kebetulan mirip ya?" ucap Jena pada adiknya.
"Hush, dia ngerti bahasa indo loh mbak".
"Lantas ada perlu apa ya kemari?" Juna bertanya pada pria itu. Belum sempat pria yang tadi mereka sebut sebagai Kyungsoo itu membalas, mama mereka datang.
"Ada siapa sih nak?"
"Ada dia Ma" ucap Jena dan Juna sambil membuka jalan kepada mama mereka.
Mama mereka menutup mulut dengan kedua tangannya, seakan tak mempercayai siapa yang sedang ia temui. Air mata jatuh di pipi wanita yang sudah memasuki usia ke 50 nya itu.
Pria yang daritadi duduk itupun bangkit dan mendekati mama dari kedua anak yang kebingungan tadi, memeluk wanita paruh baya itu dengan hangat, sambil mengucapkan kalimat yang tidak akan pernah dilupakan oleh Jena dan Juna
"Mama, akhirnya aku ketemu mama"
Jena dan Juna pun bertatapan, keduanya menganga dan saling berkata.....
"Anjir, Do Kyungsoo abang kita?"
Itulah awal pertemuan mereka, Jena dan Juna, bertemu dengan kakak sedarah mereka, Do Kyungsoo.