you must play the media☝
Sesampainya di rumah, Yumna langsung masuk ke kamarnya, kemudian berganti baju dan membersihkan make up yang tersisa. Setelahnya, ia langsung mengambil tempat di atas ranjangnya, dan membuka kotak pemberian Fannan tadi.
Ketika dibuka, ia menemukan beberapa amplop berwarna pastel. Menarik, dan jangan lupa bahwa Yumna sangat menyukai warna pastel.
Dibukanya amplop pertama.
Untuk gadis imut,
yang badannya segede gaban.Yumna tersenyum.
Kemudian, ia membuka amplop yang lainnya. Dan mengulangnya sampai akhir.
Gakdeng, lo cewek yang paling kayak bihun. Kecil, putih juga.
Sengaja, cuma 'sapaan' yang gue simpan di sana. Biar penasaran. Lo penasaran 'kan? Baiklah, karena gue nggak suka digantung dan menggantung, here we go!
Gue nggak pandai berkata-kata 'kan? Lo juga selalu tahu itu. Gue payah, gue pecundang, nggak romantis, dan penurut, juga rajin menabung. :)
Na, Na, Na. Menyebut nama lo adalah hal yang paling gue suka. Rasanya, ketika gue menyebut nama lo, gue selalu pengin dekat dengan lo. Dimanapun itu. Yah, karena satu kesalahan, gue menghancurkan semuanya.
Maaf, ya? Gue nggak pernah bermaksud buat ngehancurin hati lo, tapi apa daya, lo yang minta 'kan? Karena gue sayang, gue akan selalu menuruti semua kata-kata lo. Sekalipun gue melakukannya dengan berat hati.
Tempel-tempelan (yang entah apa namanya karena lo yang beli) kayak gini masih ada nggak, ya? Gue kangen. Lo lucu, gemes jadinya.
YOU ARE READING
Last
Short Story"How long our heart will last?" Copyright © 2017 by Yasmin Nur Azizah #1 on #TrueShortStory (17/11/2018)