Semua mimpi akan menjadi kenyataan bila didahului dengan usaha dan selalu optimis.
Hujan kembali mengguyur bumi menyisahkan kubangan air dimana-mana. Tasya berpangku tangan dibalik jendela menatap luasnya langit sembari menghayalkan impiannya yang harus diwujudkan. Malam itu memang sangat dingin, tetapi jika dipikir-pikir dinginnya malam disana tidak sedingin malam dikorea. Buktinya orang di korea ketika berbicara selalu ada kepulan asap,itu karena kelewatan dingin. Jadi menurutnya, ia harus melewati dingin tersebut, dia harus membiasakan dirinya dengan udara yang dingin.
"Tasya, itu jendela ditutup. Dingin tau. Aduh, bisa-bisa gue bersin." Pintah Chyntia.
Tasya berdecak dan menoleh ke kakaknya,"Kalau ga suka ya keluar ini kamar gue. Ribet banget sih hidup lo!"
"Yee, sante aja kali gue juga ga betah tinggal dikamar lo."
"Terus kenapa lo masuk?"
Chyntia langsung menutup pintunya dengan keras. Tasya tidak menanggapi kelakuan kakaknya, karena itu sudah biasa. Palingan dia kena marah oleh Ibunya di bawah karena menutup pintu kamarnya keras-keras. Tasya menghela napas,menutup jendela yang sedari tadi ia biarkan terbuka dan pergi menuju ke meja belajarnya. Di meja belajarnya terdapat banyak poster,gambar idolanya,dan tulisan-tulisan korea. Tasya selalu mencurahkan isi hatinya melalui tulisan korea. Disamping dia menyukainya, keluarganya juga tidak bisa membacanya.
Tiba-tiba Ibu masuk ke kamar Tasya, "Ujian udah didepan mata, terus sebentar lagi kalian lulus. Kamu mau lanjut dimana?"
"Yang penting jurusan kedok deh, Bu. Maunya di Korea. Kan kedok mereka terkenal."
Ibu tersenyum,"Yang mana aja nak, yang penting kamu kuliah dan bisa kejar cita-cita kamu."
Tasya tersenyum dan menangguk. Ibu pun meninggalkan Tasya untuk menyiapkan makan malam. Tasya berpikir dia harus mencapai hasil ujian akhir yang tinggi agar dia bisa melanjutkan studynya sesuai dengan apa yang dia inginkan.
****
Ujian telah berlalu dengan lancar. Kini saatnya mereka untuk melihat pengumuman pelulusan mereka. Yap,walaupun peringkat Tasya berada diperingkat tengah atau sedang, dia tetap percaya bahwa dia akan diterima di salah satu universitas di Seoul. Segala persiapan untuk kuliah disana telah dipikirkan dengan matang olehnya. Ketika dirumah, Ibu kembali bertanya kepada Tasya,"Kamu yakin mau lanjut di korea?"
"Iya yakin 100%, emangnya kenapa Ibu sering nanya tentang itu? Ibu ga mau aku lanjut disana?"
"Ga begitu, Nak. Ibu cuman takut kamu ga bisa urus diri kamu disana."
"Bu, aku udah gede. Bukan anak bayi lagi."
Ibu menghela napas dengan berat seakan dia tidak ikhlas,"Yaudah, kamu daftar gih ke universitas yang kamu mau disana."
Tasya tersenyum dan segera mengambil laptop untuk mengecek informasi pendaftaran universitas di Negeri Ginseng tersebut dan memang ada sebuah universitas yang sedang menerima mahasiswa baru dan kebetulan universitas tersebut membuka pendaftaran online. Namanya Hanshin University. Tasya langsung melakukan investigasi terhadap Universitas tersebut dan hasilnya bagus, Universitas tersebut cukup bagus dan terkenal. Kurang lebih sejam, Tasya sudah mengisi formulir pendaftaran online dan pengumumannya akan dilihat 2 hari lagi.
"Tasyaa..." Teriak Ibu.
Tasya beranjak dari tempat tidurnya dan menemui Ibu," Kenapa,Bu?"
"Makan dulu. Tolong panggilin Kakakmu dan Ayah."
Tasya mengangguk berulang kali dan segera memanggil Kakak dan Ayahnya. Akhirnya, semua berkumpul di meja makan. Akhir-akhir ini, mereka jarang makan malam bersama Ayah dikarenakan pekerjaan Ayah mereka yang mengharuskan mereka untuk makan lebih dulu. Ayah berdehem pertanda ingin membuka pembicaraan,"Chyntia, bagaimana dengan pekerjaanmu dikantor?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet and Marriage In Seoul
Teen FictionMelanjutkan sekolah di Negeri Ginseng adalah impian terbesar untuk seorang gadis bernama Tasya. Semuanya berjalan sesuai yang ia harapkan, namun sesuatu terjadi tanpa ia duga dan sesuatu tak terduga tersebut merupakan sebagian dari mimpi-mimpinya se...