"Amnesia itu parah gak, sih? Kalo parah, mungkin gue juga bisa ikutan kayak Theo yang lupa ingatan. Kayaknya seru," -Monic
{***}
Monic jatuh. Benar-benar jatuh. Dihadapan Monic saat ini memang seorang Theo, Theo yang amat ia cintai. Namun, Theo yang ini bukan seperti yang Monic kenal dulu.
Theo nya saat ini mengalami penyakit amnesia. Lupa ingatan.
Tanpa aba-aba, Monic mendudukkan dirinya pada lantai mall. Theo yang berdiri berhadapan dengan Monic hanya bisa memandang aneh Monic.
Ya bagaimana Theo tidak mengalami amnesia, ia terlempar jauh saat kecelakaan naas itu menimpanya. Sejauh beberapa ratus meter. Jadi, jangan salahkan Theo kalau Theo mengalami amnesia.
Disebelah Theo berdiri seorang perempuan manis. Perempuan tersebut bernama Jessica. Ia bertugas untuk merawat Theo.
"Mas Theo kenal dengan mba ini?" tanya Jessica pada Theo sembari menunjuk Monic.
Dengan ragu, Theo menggeleng.
Sella yang memang daritadi hanya diam melihat kejadian tersebut dari jauh, perlahan berlari mendekati Monic. Diangkatnya Monic yang sudah lemas sedaritadi.
"Ah, maafin temen saya. Dia memang sedang sakit, jadi maklum kalau kelakuannya begini." Sella meminta maaf pada Theo dan Jessica.
Sebelum Sella membawa Monic pergi, Theo mencekal lengan Sella yang membuat Jessica dan Sella bertanya-tanya. Theo memandang wajah Sella secara seksama yang membuat Sella mengernyit aneh.
"Eum, sepertinya saya pernah melihat anda, tapi dimana ya? Saya mau bertanya, apakah anda mengenal seorang perempuan bernama Key?"
Jessica yang sedaritadi memegangi lengan Theo pun menatap Theo dengan ekspresi terkejut. Berbanding terbalik dengan Sella, ekspresi Sella sangat datar.
"Maaf, kalau boleh tau nama panjangnya siapa ya? Nama Key tidak hanya satu di kota ini," sahut Sella dengan dingin.
"Key Stefanylia Laras," jawab Theo dengan mantap. Tanpa Sella dan Theo sadari, Jessica menatap sinis kearah Theo.
Kali ini Sella sedikit melotot mendengar jawaban Theo. Menurut Sella, hanya ada satu perempuan yang namanya sama dengan yang Theo sebutkan.
"Si goblok, nih bocah amnesia beneran apa enggak, sih?" gumam Sella yang sedang membuang mukanya kearah samping.
Theo yang mendengar sedikit gumaman Sella memajukan sedikit wajahnya, "Maaf, tadi anda bicara apa?"
Sella sontak menggeleng dan sedikit tersenyum, "Ah, tidak-tidak. Saya kenal dengan perempuan tersebut, namun saya kurang yakin kalau memang dia yang anda cari."
"Mama Yuli tau hal ini gak ya?" gumam Jessica dengan sangat pelan.
Mendengar ucapan Sella, Theo langsung tersenyum senang, "Bisa saya minta kontak Key? Ada hal yang ingin saya bicarakan," tanya Theo dengan hati-hati.
Dengan bimbang, Sella sedikit melirik Monic yang benar-benar sudah lemas seratus persen. Bahkan, tubuh Monic harus Sella topang. Kalau tidak, Monic bisa saja terjatuh ke lantai.
Sella tidak ingin hal itu terjadi, harga dirinya mau ditaruh dimana nanti?
Sedikit menghela napas, Sella menangguk, "Bisa saya pinjam ponsel anda, saya ketikkan nomor ponsel Key di ponsel anda," pinta Sella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monic & Memories✔
Teen Fiction"And then, a happily ever after that just a bullshit." Start; 5 Desember 2016 End; 14 Juli 2017 [Baca aja, siapa tau suka]