Happy reading guys
"Duuh gue gugup nih" zahra meremas-remas jemarinya yang
Sudah mengeluarkan keringat dingin.Kini zahra dan amanda sedang berjalan pulang menuju rumah amanda, pasalnya zahra ingin meminta izin kepada orang tua amanda untuk membawa amanda ke medan, sesuai dengan janji zahra tadi pagi.
"Gugup kenapa?" Heran amanda, tangannya masih sibuk berkutat membuka gembok pagarnya.
"Gue takut sama nyokap bokap lo" jujur zahra.
Setelah selesai dengan kegiatannya, amanda dan zahra masuk kehalaman rumah amanda, amanda melirik zahra yang sedang menggigit bibir bawahnya, wajahnya puca pasih.
Amanda tertawa kecil melihat wajah zahra yang begitu lucu, tidak diketahui amanda bahwa saat ini jantung zahra benar-benar berdetak begitu cepat.
"Lu ngapa tawain gue?" Tanya zahra kesal.
"Muka lo lucu amat. Tenang, nyokap bokap gue gabakalan makan orang" ujarnya sambil membuka pintu.
Zahra sendiri hanya mengumpati amanda yang sedang menertawakannya, berbagai macam nama hewan yang di sumpahi zahra buat amanda.
"Assalamuallaikum" ucap amanda dan zahra bersamaan.
"WAALAIKUMSALLAM" jerit seseorang dari arah dapur. Zahra menutup telinganya, suara itu begitu menusuk di telinganya.
Aira berjalan dari arah dapur menuju ruang tengah dengan tergesa-gesa, mengenakan daster, dan menampilkan sedikit keringat di dahinya.
"eh, ada zahra" ujarnya seraya tersenyum, zahra mengangguk, kemudian menyium punggung tangan aira dengan sopan.
"Kalian sudah makan?" Tanya aira kepada amanda dan zahra, mereka menggeleng.
"Yasudah, kalian makan gih, mama juga baru habis masak, entar lagi mama nyusul"
Amanda dan zahra hanya mengangguk dan berjalan menuju meja makan, benar saja. Disana sudah tersedia makanan yang cukup banyak.
"Banyak bener" gumam zahra.
"Iya, kok tumben yah" heran amanda dan menggaruk kecil belakang telinganya yang tidak gatal.
Tak selang beberapa lama, aira datang kembali menggunakan daster yang berbeda.
"Kok gak di makan?" Tanya aira, kemudian meraih bangku dan duduk di samping amanda.
"Bareng tante aja" ucap zahra tersenyum.
"Maa, ini mama kenapa banyak banget masaknya?" Tanya amanda bingung.
"hari ini papa kamu pulang dari medan, mangkannya mama masak lumayan banyak" perjelas aira kemudian meraih tempat nasi dan meletakkannya ke piring amanda dan zahra.
"Udah makan, gausah banyak tanya" suruh aira.
Amanda membesarkan matanya, tak percaya bahwa hari ini papanya akan pulang, rasa rindu yang iya simpan, hari ini akan terlepaskan.
"Seriusan ma?" Tanya amanda masih tak percaya, aira mengangguk dan tersenyum.
Sedangkan zahra hanya tersenyum canggung, tak tahu harus bersikap bagaimana jika nanti ia akan meminta izin kepada mama dan papa amanda.
Tingtong
kini mereka bertiga mengalihkan pandangan ke arah pintu, tak lama kemudian mama amanda berdiri dari kursi menuju pintu.
"Itu pasti papa" ucapnya, amanda hanya tersenyum senang, tak sabar menunggu kehadiran papanya.
Amanda melirik zahra yang sudah menggigit jempolnya, gadis itu seperti sedang ketakutan, pandangannya juga kosong kedepan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di(A)
Teen Fiction(Perfectcover by @tria_ptr) Hampa sudah terbiasa dihariku. bukan hanya dihariku, tetapi juga dihatiku. Tak pernah ada yang menyinggahinya begitupun aku tak pernah membukanya. Hari terus berlalu, begitu juga bulan dan tahun. Semua terlewati seperti...