S A T U

300 10 0
                                    

Annyeong, aku gk tau harus bersyukur atau gk atas kehidupanku. Aku terlahir sebagai duyung, iya duyung. Aku tau ini fantasi, tapi itulah kenyataannya.

Aku tinggal  di pedesaan, begitulah jika diibaratkan di dunia manusia, bersama eomma. Kalau soal Appa, aku tidak banyak tau, cuma menurut eomma appa seorang veteran, yg gugur di medan perang.

Hidupku normal, sama seperti remaja-remaja lainnya. Tinggal bersama eomma yg berprofesi sebagai penjahit kutang duyung, iya kutang. Eomma cukup terkenal, sehingga ada beberapa pelanggan berasal dari kota. Mereka bercerita macam-macam tentang kota. Sehingga aku pun tertarik untuk pindah dan tinggal di kota.

"Eomma, bukannya kau dan kutang-kutang mu cukup terkenal, kenapa gk pindah ke kota aja sih, mana tau kita bisa meraih kesuksesan di kota"

"Kenapa mesti repot repot ke kota, kalau tinggal di desa aja kebutuhan kita udah tercukupi? Lagian kota gk baik untuk kesehatanmu"

"Eommma, ayolah"

"Ah, aku harus memeriksa ramuanku" emma langsung pergi meninggalkanku. Cih. Selain menjahit kutang-kutang, eomma juga punya hobi membuat ramuan-ramuan, sebenarnya gk bisa dikatakan hobi juga, karena dia membuat ramuan hanya untuk ekornya.

Ekor eomma biru muda seperti ekor kebanyakan duyung, hanya saja ada bercak-bercak hitamnya, dengan ramuan itu bercak-bercak hitam itu dapat hilang, walaupun pake jangka waktu.

Sebenarnya, aku udah pernah pergi ke kota, tentunya tanpa sepengetahuan eomma. Mungkin untuk sekedar deskripsi cuaca kota maupun desa itu sama. Mana ada gas polusi di laut, paling paling cuma tinta cumi-cumi dan gurita yg bikin polusi sesaat. Ya, soal kesehatan yg dibilang eomma, itu sama sekali gk masuk akal karena

1. Aku gk pernah sakit parah, hingga harus diopname dirumah sakit

2. Selama ini aku tumbuh sama seperti anak anak duyung lain,tanpa ada pantangan

3. Aku selama ini berenang bolak balik desa-kota,kota-desa, sehat sehat aja tuh.

Perbedaan kota sama desa cuma pusat perbelanjaan doang, dan juga kota lebih dekat ke daratan.

Menurut isu, gadis-gadis cantik di darat cuma wajah standar gadis-gadis duyung. He he. Tapi buat yg cowok, wajah mereka setara. Mau di darat mau di laut, kalau ganteng, ya ganteng, kalau jelek, ya jelek. Gak tau deh kenapa bisa kayak gitu.

Banyak hal menarik di daratan, yg tadi salah satunya, ada lagi, katanya di darat banyak model model rambut, gk kayak disini, rambut pada basah dan lepek.

Tapi, yang paling menarik itu makanannya, banyak ragam masakannya
1. Ikan goreng
2. Ikan goreng pake terasi
3. Ikan goreng saus kecap
4. Ikan goreng saus asam manis
5. Ikan gulai
6. Ikan bakar
7. Sate cumi-cumi
Banyak kan? Kalau disini mah apa, kalau mau makan tinggal tangkap trus makan. Cuma ada sensasi asin doang di ikannya.

Hm, jadi kepikiran trus nih, pokoknya aku harus pindah ke kota bagaimanapun caranya.

"Eommmaa"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Legend Of Blue SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang