RS 3

43 12 12
                                    

RUNNING STORY 21.06.17

Seorang gadis tengah memandang hamparan luas bunga dendilion di depannya. Dia terlihat begitu menikmatinya. Hingga seseorang menepuk pundaknya.

"Hai ... kita ketemu lagi" ujar seorang pemuda.

"Oh kamu. Sini duduklah." ujar sang gadis mempersilahkan pemuda itu duduk.

"Kau setiap hari kesini?" tanya pemuda itu.

"Yap. Disini adalah sumber ketenanganku. Oh iya ... kita belum berkenalan bukan? Siapa namamu?" tanya Arnesya.

"Aku Reynand." Arnesya terkejut bukan main mendengar nama itu.

"Ka-kau?" -T.G.J-

"Ada apa? Ada yang salah denganku?" Tanya Reynand bingung.

Gadis itu terlihat sangat terkejut. Entah kenapa satu nama itu saja bisa membuatnya mengingat ribuan kenangan yang tidak ingin dikenang. Gadis itu berusaha menunjukkan diri bahwa ia hanya salah dengar.

"Ti-tidak. Ehm ... maksudku aku hanya ingat temanku." -G.M.B-

Reynand tersenyum sambil menatap Arnesya yang terlihat gugup.

"Aku udah memberi tau namaku. Sekarang aku ingin tahu namamu, siapa namamu?" Arnesya menatap Reynand yang sedang menatapnya tanpa berkedip.

"Arnesya." Ia menunduk malu karena tatapan Reynand yang seakan tidak mau berpaling.

"Nama yang cantik."

Arnesya merasa pipinya memanas dan hanya tersenyum. -V.I.P-

"Kau sering datang ke sini ya ?" tanya Reynand pelan.

Angin berhembus pelan dari utara, membelai rambut sang gadis.

Ia mendesah.

"Ya, aku lumayan sering datang ke sini. Menikmati bunga dandelion dan matahari terbenam saat hampir malam," jawabnya yakin.

Entah kenapa saat berbicara dengan Reynand jantungnya berdegup kencang bagaikan drum yang bertalu.

"Oh ... begitu rupanya."

"Ya."

Arnesya kembali menatap ke depan, melihat cahaya emas dari aram temaram di sekeliling.

Matahari terbenam di kaki bumi, diikuti awan yang bertebaran di mana-mana. -M.S.A-

"Kamu juga sering kesini?" tanya Arnesya. Reynand mengangguk.

"Tempat ini tempat favoritku. Biasanya aku duduk di sana tapi, karena melihatmu, aku menghampirimu." Reynand menunjuk gazebo kecil dengan meja di tengahnya.

"Mau duduk di sana? Di sana udaranya lebih sejuk daripada di sini," ajak Reynand yang sudah berdiri sambil menepuk celananya yang kotor. -J.M-

"Baiklah," jawab Arnesya.

Mereka berdua segera menuju gazebo yang ditunjuk oleh Reynand. Situasi disana terlihat canggung

"Dimana tempat tinggalmu?" Kata Reynand menghilangkan kecanggungan -A.A.K-

Arnesya menatap Reynand dengan muka serius.

"Apa?" Reynand terkekeh pelan

"Tidak. Hanya saja ... kau terlihat seperti seorang stalker." Arnesya tersenyum, lalu kembali melihat ke arah matahari terbenam.

"Aku suka melihat matahari terbenam, rasanya seperti kesalahan dan beban di siang hari ikut terbenam," ujar Arnesya.

Reynand mengangguk, menyetujui perkataan gadis di sebelahnya. -V.J.W-

Running Story AuthorIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang